SINAR HARAPAN, Kamis, 09 Desember 2004
Penculik Tertangkap, Pendeta Jarok Masih Belum Ditemukan
Ambon, Sinar Harapan
Kepolisian Daerah Maluku masih memeriksa satu orang yang dicurigai melakukan
penculikan atas Pendeta Jarok Ratu, Gembala Gereja Pantekosta di Indonesia
(GPdI). Namun hingga saat ini, masih belum diperoleh informasi apakah Pendeta
Jarok sudah ditemukan atau tidak.
Dari Ambon dilaporkan, Polsek Leksula telah menahan salah satu penculik Pendeta
Jarok Ratu, Jumat (10/12) dini hari, sekitar pukul 02.10 WIT. Sekalipun demikian
polisi masih merahasiakan identitas pelaku karena yang bersangkutan akan dibawa
ke Mapolda Maluku guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
"Dari perkembangan penyelidikan ada satu orang yang dicurigai dan sudah kita
amankan dan akan dibawa ke Mapolda Maluku untuk diperiksa lebih lanjut," ungkap
Kabid Humas Polda Maluku, Kompol Endro Prasetyo kepada SH di Ambon, Kamis
(9/12).
Prasetyo menjelaskan Polsek Leksula juga telah memeriksa lima orang saksi terkait
kasus penculikan tersebut. Dijelaskan, saat ini empat personil yang terdiri dari dua
personel Reskrim Polsek Leksula dan dua personel Reskrim Polres Persiapan Pulau
Buru telah dikirim ke lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan dan pengamanan.
Sementara itu, Bupati Pulau Buru Husni Hentihu yang dikonfirmasi SH, Kamis (9/12),
mengaku telah membentuk tim investigasi terkait kasus penculikan Pendeta Jarok
Ratu tersebut. "Pemkab Pulau Buru telah membentuk tim investigasi untuk mengusut
tuntas kasus tersebut," ungkapnya.
Penculikan
Penculikan terhadap Pendeta Jarok Ratu terjadi Kamis (2/12) dini hari oleh delapan
pria tidak dikenal. Pendeta Henry Lolaen, pimpinan Gembala GPdI Wilayah Maluku,
kepada SH di Ambon, Rabu (8/12), menjelaskan korban belum ditemukan namun
Senin (6/12) sore pihaknya telah menemukan kaos merah yang dipakai korban saat
diculik.
Pada kaos tersebut ditemukan tanda-tanda kekerasan karena terdapat tiga lubang
pada bagian dada.
"Kaos ditemukan di perairan desa yang bertetangga dengan Desa Labuan. Pada kaos
tersebut tidak terdapat noda darah. Kaos tersebut kini disimpan Ny. Jarok Ratu, istri
pendeta yang diculik tersebut," jelasnya.
Menurut Ny. Jarok Ratu, suaminya dibawa kabur dengan menggunakan speed boat.
"Saya mendengarkan bunyi deru mesin speed boat yang dipacu kencang," katanya.
Henry Lolaen menyebutkan kronologis penculikan Jarok Ratu yang terjadi Kamis dini
hari. Penculikan diduga dilakukan delapan orang bertopeng dengan menggunakan
senjata api.
Para penculik mengetok pintu rumah Jarok Ratu kemudian setelah dibuka, para
penculik menodong Jarok Ratu dan istrinya, serta meminta uang dan membongkar
seluruh perabot rumah tersebut.
Dia menjelaskan para penculik tidak menemukan uang karena memang tidak ada,
tapi sempat mengambil dan membawa lari dua buku tabungan bank milik korban,
yaitu tabungan di Bank Mandiri dan BNI. Namun, kemudian itu ditemukan tercecer di
Desa Labuan. "Penculik membawa kabur Pendeta Jarok Ratu di tengah kegelapan
malam. Kepada istri korban, penculik mengatakan hanya meminjam Pendeta Jarok
Ratu nanti akan dikembalikan," katanya.
Lolaen menduga penculikan itu terkait dengan uang bantuan pembangunan gereja
sebesar Rp 10 juta dari Pemerintah Provinsi Maluku serta bantuan lainnya dari
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Pemerintah Kabupaten Pulau Buru kepada
sejumlah gereja termasuk GPdI.
"Bisa saja perampokan disertai penculikan ini setelah penculik mendengar Pendeta
Jarok Ratu baru mendapat sejumlah bantuan," ungkapnya. (izc)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|