SINAR HARAPAN, Rabu, 15 September 2004
Teror Bom di Jakarta dan Makassar
Jakarta, Sinar Harapan
Teror bom Rabu (15/9) pagi ini kembali menghantui Jakarta. Empat tempat keramaian
di Ibu Kota yakni Plaza Senayan, Citos Cilandak Town Squre, Plaza IX dan Mal
Taman Anggrek diancam akan diledakan. Hal serupa juga terjadi di Kota Makassar.
Kantor Bank BRI Cabang Sombaopu di sekitar Pantai Losari diancam bom sekitar
pukul 09.45 Wita.
Ancaman bom di Jakarta itu dibenarkan Kapolda Metro Jaya, Irjen Firman Gani
seusai acara dengar pendapat dengan Komisi I DPR di Gedung DPR Senayan
Jakarta, Rabu (15/9) pagi ini. Dia mengatakan ia telah memerintahkan anak buahnya
khususnya Tim Gegana untuk menyisir keempat tempat keramaian tersebut. Namun,
hingga kini tidak ditemukan kejanggalan. "Kita selalu siap dengan ancaman-ancaman
tersebut," kata Irjen Firman Gani.
Dalam dengar pendapat itu Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar juga memberikan
penjelasan mengenai tes DNA terbaru yang diambil dari keluarga Hasan atau Jabril
alias Nanang yang disiapkan tersangka Dr Azahari dan Noordin M Top untuk
melakukan bom bunuh diri di depan Kedubes Australia pada Kamis (9/9).
"Kami masih terus melakukan DNA terhadap sanak-keluarga Hasan alias Jibril alias
Nanang," katanya.
Disinggung adanya penangkapan di Wonogiri, Kapolri tidak mau berkomentar.
Selanjutnya acara dengar pendapat dengan Komisi I DPR yang semula dinyatakan
terbuka, kemudian dinyatakan tertutup untuk wartawan. Dengar pendapat itu antara
lain menyinggung soal pengamanan pada putaran kedua pemilihan presiden (pilres)
yang masih berlangsung hingga kini.
Ditangkap
Sementara itu, Detasemen 88 Mabes Polri, Selasa (14/9) malam menangkap satu
orang yang diduga kuat mengetahui keberadaan tersangka Dr Azahari dan Noordin M.
Top di Wonogiri. Hingga kini pihak kepolisian masih terus memeriksa yang
bersangkutan. Polisi masih merahasiakan identitas orang yang ditangkap itu.
Pihak kepolisian juga masih memburu tiga tersangka yang direkrut Dr Azahari dan
Noordin M.Top. Ketiganya yakni Kobra (32) dari Wonogiri, Sudadi (25) dari Solo serta
Akbar (30) dari Sragen.
Mengenai penangkapan di Wonogiri, Kabareskrim Mabes Polri, Komisaris Jenderal
Suyitno Landung mengatakan belum mendapatkan laporan itu. Namun, sejak muncul
ketiga nama dari para tersangka yang sudah didapat, pihaknya berharap anak
buahnya dapat segera menangkap tiga tersangka tersebut.
Landung membenarkan dengan telah ditemukannya tempurung kepala di gedung
Gracia, Selasa (14/9) siang sekitar pukul 15.00 WIB di lantai lima gedung itu hingga
kini masih terus dilakukan pemeriksaan oleh dokter serta Puslabfor di Rumah Sakit
Polri Kramat Jati. "Kita masih terus mencocokkan, apakah batok kepala tanpa muka
itu darahnya cocok dengan serpihan-serpihan daging yang hingga kini belum
terdeteksi," ujarnya.
Tepatnya di batok kepala itu terdapat ubun-ubun. Selain itu juga, ditemukan detonator
di kolam Kedutaan Besar Australia. Kedua bagian ini yakni batok kepala dan
detonator masih terus diperiksa.
Sumber di kepolisian menyebutkan, kemungkinan batok kepala yang ditemukan milik
tersangka. Kejadian ini seperti halnya di Hotel JW.Marriott, bahwa daya ledaknya
begitu tinggi sehingga tersangka yang membawa kendaraan tubuhnya terpental dan
berkeping-keping, hingga yang tersisa hanya batok kepalanya.
Selain itu sumber itu mengatakan kemungkinan besar pemicu ledakan bom di depan
Kedubes Australia di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan dari jarak
jauh, yaitu memakai handy talky (HT) atau remote.
Dirancang di Manado
Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Utara (Sulut), Ajun Komisaris Besar Budhy
Wibowo S di Manado, Rabu (15/9) pagi ini mengatakan, bahan peledak yang
digunakan dalam pengeboman di Kedubes Australia itu dipasok dari Manado melalui
Filipina Selatan.
"Semua wilayah yang ada di Indonesia, termasuk Manado Sulut memungkinkan
dijadikan lokasi perancangan bom. Untuk itulah Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar telah
memerintahkan untuk meningkatkan kewaspadaan," kata Ajun Komisaris Besar
Budhy Wibowo S.
Dia juga menetapkan pihaknya kini sudah memasukan Ustad Safarudin, Abdul
Hamid, Ustad Laode, Jainal Arifin yang buron sejak tahun 2002 dalam daftar
pencarian orang (DPO)."Kami tengah melacak keterlibatan para pentolan Jamaah
Islamiyah (JI) itu dalam kasus pengeboman di Kedubes Australia itu." ujarnya.
Menurut mantan Kasat I Ditreskrim Polda Sulut ini kecurigaan itu disebabkan Sulut
berbatasan langsung dengan Filipina Selatan, yang merupakan tempat latihan teroris.
"Sulut juga terletak di bibir pasifik, sehingga terbuka dijadikan tempat transit bahkan
perancangan bom, dan ini telah dibuktikan berhasil diamankannya berbagai macam
bahan pembuat bom," jelasnya.
Teror Bom di Makassar
Dari Makassar dilaporkan teror bom kembali melanda Ibu Kota Provinsi Sulawesi
Selatan (Sulsel) pada Rabu (15/9) pagi sekitar 09.45 Wita dengan sasaran Kantor
Bank BRI Cabang Sombaopu di sekitar Pantai Losari.
Teror diterima Yeni Lumangan, staf sekretariat di BRI Cabang Sombaopu. "Seorang
penelepon gelap bersuara lelaki menyebutkan sebuah bom sudah terpasang di kantor
itu dan akan meledak satu jam kemudian," katanya.
Yeni lalu melaporkan ancaman teror itu kepada atasan dan rekan-rekannya, yang
kemudian membuat seluruh isi kantor berebutan keluar ruangan karena ketakutan.
Tim Polda Sulsel dan Tim Jihandak sekitar pukul 10.00 Wita dating ke lokasi.
Petugas tim gabungan aparat kepolisian meminta seluruh karyawan yang berjumlah
52 orang itu keluar dari kantor BRI tersebut. Setelah setengah jam melakukan
penyisiran, ternyata tidak ditemukam bom yang dimaksud. Sekitar pukul 11.00 Wita,
tempat tersebut sudah dinyatakan steril dan karyawan kembali bekerja. Kapoltabes
Makassar, Komisaris Besar Adjie Rustam Ramja memimpin langsung penyisiran
kantor BRI Sombaopu itu.
Kapolda Sulsel Irjen Saleh Saaf yang dihubungi terpisah mengatakan, teror bom di
kantor BRI Sombaopu tersebut dilakukan oleh orang yang sama ketika mengancam
meledakan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar pada Selasa (14/9)
pagi. Dia menambahkan, pihaknya akan terus mengusut kasus teror bom dengan
kerja sama dengan pihak PT Telkom.
Sebelumnya, pada hari Selasa sekitar pukul 09.45 Wita, Sekretariat KPU Kota
Makassar juga menerima ancaman bom yang sama, namun setelah diselidiki,
ternyata tidak ditemukan bom atau benda mencurigakan lainnya. (han/ino/nov/ani)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|