SINAR HARAPAN, Senin, 30 Agustus 2004
Aditjondro: Konflik Poso Sengaja Dilestarikan
SEMARANG — Konflik yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah, sengaja dilestarikan
pihak-pihak tertentu untuk mencari keuntungan sesaat, baik ekonomi, sosial, maupun
politik. Karena itu, konflik tersebut dinilai sulit diselesaikan selama pihak-pihak
tersebut terus mendapatkan keuntungan dari konflik tersebut.
Demikian diungkapkan aktivis Yayasan Tanah Merdeka Palu, George Junus
Aditjondro, dalam diskusi "Pemberitaan Media atas Konflik Regional-Telaah Liputan
Media terhadap Kasus Aceh, Ambon dan Poso" yang diselenggarakan Lembaga
Studi Pers dan Informasi (LeSPI) di Semarang, Sabtu (28/8).
George yang juga mantan dosen UKSW Salatiga tersebut mengatakan pihak-pihak
yang sengaja melestarikan konflik tersebut adalah pejabat sipil maupun militer, baik
yang berada di Poso maupun di Jakarta. Namun ditegaskan, pihak-pihak yang lebih
berperan dalam kasus itu adalah para mereka yang berada di Jakarta.
"Bagi pejabat di Poso, misalnya, konflik itu dilestarikan karena mereka menikmati
apa yang namanya industri pengungsi. Dengan banyaknya pengungsi, hal itu menjadi
pembenaran bagi adanya bantuan. Bantuan itulah yang menguntungkan mereka,"
kata George.
Sementara itu bagi mereka yang berperan di Jakarta, konflik Poso telah dijadikan
komoditas politik. Dalam skala luas, konflik tersebut bertujuan untuk menghambat
atau menggagalkan Pemilu Presiden 20 September nanti.
George yang sempat menjadi dosen di Australia usai konflik di UKSW itu
mengatakan sesungguhnya konflik di Poso adalah bentuk persaingan antara TNI dan
polisi. (yud)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|