SUARA PEMBARUAN DAILY, 06 November 2004
Poso Gempar, Kades Pinedapa Dipenggal Kepalanya
Ini Ujian Polisi di Era Pemerintahan Presiden Yudhoyono Apakah Benar Serius
Tangani Poso
PALU - Masyarakat Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), yang sudah mulai
hidup tenang, kembali digemparkan dengan aksi pembunuhan sadis yang menimpa
Kepala Desa Pinedapa, Kecamatan Poso Pesisir, Sarminalis Ndele (48). Korban
dibunuh secara sadis Kamis (4/11) malam oleh orang tak dikenal, dan kepalanya
dipisahkan dari badannya.
Kepala korban dimasukkan ke kantong plastik dan ditaruh pelaku pembunuhan di
pinggir jalan di depan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), Kelurahan Sayo,
Kecamatan Poso Kota. Sedangkan potongan tubuh korban dibuang terpisah dan baru
ditemukan Jumat (5/11) di hutan Desa Masani, Poso pesisir sekitar 2 km dari rumah
korban.
Tubuh korban tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum (RSU) Poso lalu
disatukan dengan kepalanya. Setelah diotosi, jenazah korban dikebumikan Sabtu
(6/11) di Pinedapa.
Keterangan yang diperoleh Pembaruan menyebutkan, sebelum pembunuhan itu
terjadi, korban yang dalam kondisi sehat bugar, Kamis malam sekitar pukul 20.00
WITA, tiba-tiba dijemput oleh seorang lelaki tak dikenal di rumahnya di Penedapa
(sekitar 30 km dari Kota Poso). Lekaki tersebut datang dengan sepeda motor bebek
warna merah berles putih serta memakai kaus hitam dan celana panjang mirip celana
polisi.
Setelah bercakap-cakap sebentar, Sarminales tanpa curiga menuruti ajakan lelaki itu
dan ia dibonceng ke tempat yang belum diketahui sampai sekarang. "Waktu
Sarminales dijemput, kejadian itu disaksikan oleh seorang anak dan iparnya
kebetulan ada dalam rumah itu," ungkap seorang keluarga korban kepada
Pembaruan, Jumat (5/11).
Namun betapa kagetnya keluarga korban, karena lima jam setelah penjemputan itu
atau sekitar pukul 00.05 WITA, Jumat dinihari, diperoleh informasi bahwa Sarminales
sudah tewas dibunuh dan kepalanya ditemukan di pinggir jalan depan SPBU
Kelurahan Sayo sekitar 30 km dari Pinedapa.
"Kepala korban yang sudah terpisah dari badannya diisi dalam kantongan plastik dan
dibawa oleh mobil kijang pick up warna hitam metalik yang berhenti di depan SPBU
Sayo dan menaruh kantongan plastik di pinggir jalan itu," kata sumber Pembaruan di
Poso.
Wakapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Kombes Pol Soekirno yang ditemui wartawan
di Mapolda Sulteng, Jumat siang membenarkan kejadian pembunuhan terhadap
Kades Pinedapa tersebut. Ia juga membenarkan kalau kepala korban ditaruh dalam
kantongan plastik dan ditemukan di depan SPBU Sayo.
Sadis
"Masyarakat Sayo yang melihat benda mencurigakan itu langsung cepat-cepat
melapor ke Polres Poso. Dan benar, setelah polisi datang dan membuka plastik
tersebut, ternyata ditemukan kepala manusia yang terpisah dari badannya," ujarnya.
Soekirno menyatakan kasus pembunuhan Kades Pinedapa tersebut merupakan
tragedi pembunuhan paling sadis dan kejam sejak ditandatanganinya deklarasi Malino
pada Desember 2001.
"Saya kira ini merupakan pembunuhan paling sadis sejak deklarasi Malino
ditandatangani," katanya.
Kapolda Sulteng sendiri, Brigjen Pol Aryanto Sutadi, Jumat pagi dengan
menggunakan pesawat helikopter langsung berangkat ke Poso untuk melihat secara
dekat kejadian tersebut. Kapolda juga membawa serta beberapa ekor anjing pelacak
yang diharapkan bisa melacak pelaku pembunuhan yang masih misterius sampai
saat ini.
Potongan badan korban baru diketemukan oleh polisi Jumat petang setelah
menurunkan anjing-anjing pelacak ke berbagai tempat terutama di sekitar Poso
Pesisir maupun Poso Kota. Sedangkan, pelaku penembakan masih misterius.
Aparat masih berusaha mengumpulkan informasi dan keterangan dari para saksi
mata terutama keluarga korban yang mengetahui persis ciri-ciri pelaku.
Saat kerusuhan Poso terjadi tahun 2000-2001, Pinedapa termasuk sebagai daerah
yang menjadi basis konlik. Di kawasan ini sejumlah warga diculik dan dibunuh, dan
rumah-rumah warga setempat ludes terbakar. Namun memasuki 2003-2004, situasi di
Pinedapa atau Poso Pesisir umumnya, sudah mulai kondusif. Para pengungsi sudah
kembali lagi ke rumahnya dan mencoba memulai hidup baru yang damai dan tentram.
Akibat kejadian ini Kamis malam, warga Poso kini kembali dihantui kekwatiran jangan
sampai tragedi kemanusiaan masa lalu itu terulang lagi.
Warga berharap aparat bisa segera menemukan pelaku pembunuhan Sarminales dan
sanksi hukum yang se-timpal dengan perbuatannya.
Sejumlah warga yang minta tidak ditulis namanya mengatakan, kasus ini merupakan
ujian bagi polisi di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil
Presiden Muhammad Jusuf Kalla. "Apakah para penembak misterius, penculik masih
akan dibiarkan berkeliaran di Poso, kita tunggu ketegasan SBY," pinta warga Poso
itu. (128)
Last modified: 06/11/04
|