SUARA PEMBARUAN DAILY, 09 November 2004
Poso Belum Aman, 1 Tewas Ditembak
Hasyim: Ini Ulah Orang-orang yang Tak Inginkan Poso Aman
PALU - Kondisi keamanan Poso makin hari makin tidak menentu dan tidak aman
menyusul beraksinya kembali pelaku-pelaku penembakan misterius (petrus) yang
terus menelan korban jiwa dan menimbulkan ketakutan bagi masyarakat di tersebut.
Setelah kasus pembunuhan Sarminales Ndele, Kades Pinedapa, Kecamatan Poso
Pesisir, penembakan kembali terjadi di Kecamatan Poso Kota yang menewaskan
Tomy Sandjaya alias Imbo (40), seorang sopir angkot di Poso, Senin (8/11).
Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) AKBP Rais Adam yang dihubungi
Senin mengatakan, Imbo ditembak orang tak dikenal saat hendak menurunkan
penumpangnya di sekitar Kelurahan Tegal Rejo, Kecamatan Poso Kota, ibu kota
Kabupaten Poso. Imbo saat itu sedang mengangkut penumpang dari arah Tentena ke
Poso. Namun begitu memasuki Tegal Rejo (sekitar 100 km dari Tentena, ibukota
Kecamatan Pamona Utara, Poso), Imbo menghentikan mobilnya untuk menurunkan
salah seorang penumpangnya.
Tapi tiba-tiba dari arah belakang, dua orang berboncengan dengan sepeda motor
langsung melintas di depan mobil Imbo dan langsung menembak hingga peluru tajam
mengenai sekitar leher korban. "Imbo meninggal dunia saat diangkut dalam
perjalanan menuju RSU Poso," ujar Rais Adam.
Menurutnya, berdasarkan keterangan saksi mata yang diperiksa di Polres Poso, Imbo
ditembak saat keluar dari dalam mobilnya karena harus membantu penumpangnya
yang hendak turun di Tegal Rejo itu. "Namun sayangnya saksi yang juga penumpang
taksi angkutan itu, samasekali tidak bisa menjelaskan ke polisi tentang ciri-ciri
pelaku penembakan termasuk jenis sepeda motor yang dipakainya karena datang
dan perginya yang begitu cepat," ujar Rais lagi.
Sampai Selasa pagi (9/11), aparat masih terus melakukan olah tempat kejadian
perkara (TKP) dan memburu pelaku penembakan.
Ketua DPD Partai Damai Sejahtera (PDS) Sulteng, Frans Karel Megati kepada
wartawan di Palu menyatakan kondisi keamanan Poso saat ini sangat sulit diprediksi.
"Terus terang masyarakat yang tadinya sudah mulai tenang dan aman, tapi akibat
kejadian penembakan Kades Pinedapa Sarminales Ndele dan juga Imbo, warga Poso
kembali banyak yang dihantui perasaan takut sangat mendalam," ujar anggota DPRD
Sulteng ini.
Keamanan Lemah
Menurutnya, salah satu kelemahan keamanan Poso saat ini yakni tidak berjalannya
sistem pos keamanan lingkungan (Poskamling) dan orang bebas saja berlalulang di
Poso tanpa dideteksi keberadaan mereka. Walaupun jumlah petugas TNI/Polri masih
mencapai ribuan di Poso dalam rangka operasi Sintuwu Maroso untuk pemulihan
keamanan Poso, namun menurut Karel, kondisi itu tidak memberikan pengaruh
berarti selama sistem keamanan lingkungan masyarakat tidak diaktifkan secara baik.
"Jika Poskamling berfungsi, setiap terjadi hal-hal yang mencurigakan akan mudah
dideteksi secara dini sehingga kejadian yang lebih parah bisa dihindari," tukasnya.
Dari Poso dilaporkan, aparat masih belum juga berhasil mengidentifikasi pelaku
penembakan Kades Pinedapa yang dipenggal kepalanya dan dibuang secara terpisah
oleh pelakunya di Poso.
Kendati begitu, warga Poso baik muslim maupun kristen tetap berusaha untuk tidak
terprovokasi dengan aksi-aksi sadis tersebut.
"Kami tahu semua ini perbuatan teror dari orang-orang yang menginginkan Poso
kembali kacau seperti dulu," ujar Hasyim, seorang warga Poso.
Granat Meledak
Sementara itu, dari Sengkang dilaporkan, dua orang kakak beradik Samin bin
Sahabuddin (17) dan Sapri bin Sahabuddin (15), tewas terkena ledakan bom di
halaman rumahnya di Dusun Abuengnge, Desa Awo, Kecamatan Keera, Kabupaten
Wajo, Sulsel, Senin (8/11). Samin tewas ditempat saat kejadian dengan kondisi
tubuh mengenaskan, sedangkan Sapri tewas dalam perjalanan menuju Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Keera sekitar 300 km dari Makassar.
Komandan Jaga Polsek Keera, Brigadir Polisi Satu (Briptu) Cuncung yang dihu-bungi
Pembaruan mengatakan, selain keduanya, Musliadi (25) pamannya juga mengalami
luka parah akibat otot tangannya hancur dan kini masih menjalani perawatan di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lamadukelleng, Sengkang, Ibukota Kabupaten
Wajo.
Kapolres Wajo, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Subandi mengatakan, ledakan
granat itu terjadi Senin, sekitar pukul 08.00 wita, ketika itu Sapri sedang memainkan
sebuah granat tua yang ditemukan di sekitar kebun tak jauh dari rumahnya yang
diduga bekas peninggalan Belanda. Granat itu kondisinya sudah terbungkus karat
bercampur tanah.
Karena penasaran akan benda temuannya itu, Sapri lalu membenturkannya ke batu
dan seketika itu juga meledak menewaskan Samin yang kebetulan berada tak jauh
daribatu tersebut. Ledakan granat itu terdengar hingga ke desa tetangga dan menarik
perhatian orang untuk datang ke lokasi kejadian.(128/148)
Last modified: 09/11/04
|