The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SUARA PEMBARUAN DAILY


SUARA PEMBARUAN DAILY, 13 Desember 2004

Presiden: Tingkatkan Pengamanan di Palu

[PHOTO: Pembaruan/ Jeis Montesori. KORBAN PELEDAKAN - Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Aryanto Sutadi menjenguk H Binti Jaya (61), Satpam Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Palu, yang menjadi korban dalam peldakan di gereja itu, Minggu (12/12) malam.]

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Kapolri untuk meningkatkan pengamanan di Palu, Sulawesi Tengah, dan segera menangkap pelaku penyerangan dua gereja di kota itu Minggu (12/12) malam.

''Presiden tadi memanggil Kapolri dan meminta supaya pelaku penyerangan terhadap kedua gereja tersebut segera ditangkap. Presiden meminta laporan terakhir perkembangan keamanan di sana dan langkah yang harus dilakukan aparat keamanan di Palu," kata Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi di Istana Negara Jakarta, Senin (13/12) siang.

Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Widodo AS menegaskan, apa pun motif yang mendasari pelaku penyerangan itu sudah dapat dikategorikan tindakan teror. Untuk itu, polisi akan bekerja keras agar dapat mengungkap siapa pelaku dan apa motifnya.

''Polisi sudah mulai melakukan penyelidikan dan kita harapkan dapat meng-ungkap siapa pelakunya untuk diberikan tindakan hukum. Yang paling penting ke depan adalah bagaimana kita dapat mencegah tindakan-tindakan teror seperti itu,'' kata Widodo seusai pembukaan rapat kerja jajaran Deplu di Istana Negara Jakarta, Senin siang.

Penyelidikan

Dikatakan, selain tindakan pencegahan dan upaya penyelidikan oleh Kepolisian, aparat keamanan saat ini terus mengembangkan upaya intelijen agar kasus tersebut dapat diungkapkan secara menyeluruh.

Pemerintah pusat berharap pimpinan pemerintahan di daerah juga concern terhadap masalah ini, karena semua itu berkait dengan persoalan-persoalan di daerah.

Sementara itu, Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Aryanto Sutadi menegaskan, Kapolresta Palu AKBP Noman Siswandi akan dicopot dari jabatannya menyusul kasus peledakan bom dan penembakan di Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Jemaat Immanuel dan GKST Jemaat Anugerah Masomba Palu, Minggu malam. Dijadwalkan, pukul 13.00 Wita, jabatan Kapolresta Palu dicopot di ruang Torabelo, Polda Sulteng. Acara ini langsung dipimpin Kapolda Sulteng.

Hal itu dikemukakan Kapolda Sulteng saat dihubungi Pembaruan melalui telepon Senin pagi di Palu.

Kapolda Sulteng mengatakan, sebelum kejadian tersebut pihaknya sudah memerintahkan semua Kapolres, termasuk Kapolresta Palu, untuk menjaga semua rumah ibadah. Instruksi itu disampaikan secara khusus dalam rapat koordinasi dengan semua kapolres. Dalam rapat itu dijelaskan tentang penjagaan rumah ibadah sesuai dengan prosedur standar.

"Terus terang saya malu sekali dengan kejadian ini. Saya sudah perintahkan Kapolres untuk menjaga semua rumah ibadah, tapi kok tidak dilakukan. Jadi, Kapolresta Palu memang mesti dicopot," tegasnya.

Kapolda Aryanto mengaku kecolongan dengan kedua kejadian tersebut. Menurutnya, pengamanan ternyata belum baik.

Komentar

Sekretaris Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDI-P) di DPR, Jacobus Kamarlo Mayongpadang, mengatakan kepada Pembaruan di Jakarta, Senin pagi, bukan hanya Kapolresta Palu yang harus dicopot, tetapi juga Kapolda Sulteng.

Menurut Jacobus, kedua pejabat itu sama-sama gagal melaksanakan tugasnya, memberikan rasa aman bagi warganya.

Jacobus mengatakan, kecolongan kepolisian di Sulteng bukan baru kali ini, tetapi berkali-kali.

Berkaitan dengan kejadian tersebut, Jacobus berharap agar masyarakat selalu bersikap waspada dan membantu aparat menjaga keamanan, seperti dengan melaporkan segala kejadian yang mencurigakan. Para tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintah daerah, aparat keamanan, serta masyarakat harus bekerja sama untuk mencegah berbagai bentuk teror, seperti pengeboman di Palu.

Fraksi PDI Perjuangan, lanjutnya, segera mengirim anggota DPR RK Sembiring Meliala dan Rendy Lamadjido untuk meninjau lokasi kejadian, sekaligus berupaya menghimpun berbagai informasi di sana.

Selongsong

Sementara itu, aparat yang mengusut peledakan bom dan penembakan di kedua gereja itu menemukan puluhan selongsong peluru. Di Gereja Anugerah Masomba, ditemukan sembilan selongsong peluru berkaliber 5,56 mm.

Sumber menyebutkan, pelaku penembakan di Gereja Immanuel menggunakan pistol dan dari atas sepeda motor. Di Gereja Anugerah Masomba tampak empat lubang bekas peluru di tembok depan gereja.

Ketua Koalisi Damai Sulteng, Arianto Sangadji, mengecam keras terulangnya aksi peledakan bom dan penembakan di Palu. Menurutnya, kejadian ini merupakan pelanggaran HAM berat karena menghalang-halangi orang beribadah dengan tenang.

H Binti Jaya (61), petugas Satpam GKST Jemaat Immanuel Palu sampai Senin (13/12) masih dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Bala Keselamatan (BK) Palu. Purnawirawan TNI/AD ini, menjadi salah satu korban ledakan bom dan penembakan yang dilakukan orang tak dikenal di gereja tesebut, Minggu malam.

Binti Jaya mengalami luka parah, lengan kirinya patah dan betis kanannya tembus peluru. Pada Minggu malam itu juga korban dioperasi dan menurut tim medis RS BK, dari tubuh korban dikeluarkan peluru dan beberapa pecahan bom.

Selain Binti Jaya, turut dirawat di RS BK tiga korban lainnya yang mengalami shok dan trauma, yakni Vina (18), Esfin (19) dan Asni (17).

Peledakan bom dan penembakan di Kota Palu Minggu malam terjadi di dua gereja. Di Gereja Immanuel teror bom dan penembakan terjadi sekitar pukul 19.30 Wita, pada saat ibadah Minggu petang berlangsung.

Menurut pengakuan Binti Jaya kepada Kapolda Sulteng Brigjen Pol Aryanto Sutadi yang menjenguk korban di RS BK Palu, dua orang berbadan besar menggunakan sepeda motor tiba-tiba singgah di depan gereja dan langsung melemparkan bom ke arah teras gereja.

"Saya berteriak minta tolong dan berkata jangan-jangan Pak. Tolong jangan bom kami, tapi orang tersebut tetap melempar bom dan lalu menembak saya," tutur Binti Jaya terbata-bata menahan sakit.

Begitu bom meledak ratusan warga jemaat yang mengikuti ibadah yang dipimpin Ny. Pdt. Erna Lagarense STh berhamburan keluar gereja untuk menyelamatkan diri.

Pada saat yang bersamaan penembakan juga menimpa GKST Jemaat Anugrah Masomba Palu yang sedang menjalankan ibadah Minggu. Di tempat ini dua korban luka tembak, yaitu Nupri (19) dan Rada Krisna (38). Kedua korban langsung dilarikan ke RSU Undata Palu dan sampai Senin masih dirawat. (M-11/128/M-15/A-16)


Last modified: 13/12/04
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/koedamati
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044