The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SUARA PEMBARUAN DAILY


SUARA PEMBARUAN DAILY, 20 November 2004

Dua Pelaku Bom Poso Ditangkap

Diduga Salah Satu Motifnya Terkait Suksesi Bupati Poso Maret 2005

PALU - Dua dari tiga tersangka pelaku peledakan bom di mobil angkutan pedesaan (angdes) Poso, Jumat (19/11), akhirnya dibekuk polisi di rumah persembunyian mereka di Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Kedua tersangka yang dibekuk itu masing-masing berinisial K (23) dan N (26), keduanya laki-laki.

Sedangkan seorang lainnya juga lelaki berinisial T, berhasil lolos dari kepungan aparat dan sampai Sabtu ini masih dikejar aparat. Sementara dua wanita yang disebut-sebut polisi sudah teridentifikasi terlibat dalam bom mobil ini, juga masih diburu.

Kapolda Sulteng Brigjen Pol Aryanto Sutadi yang dikonfirmasi Jumat (19/11) membenarkan penangkapan dua dari tiga tersangka pelaku peledakan bom yang menewaskan 6 orang dan melukai 3 orang pada Sabtu (13/11) lalu itu. "Benar kita telah menangkap 2 dari 3 tersangka pelaku peledakan bom tersebut, dan keduanya kini tengah diperiksa secara intensif di Polres Poso," ujar Aryanto kepada wartawan di Mapolda Sulteng, Jumat.

Dari identitas kedua tersangka, diketahui mereka bukanlah orang asli Poso. "Kalau melihat dari namanya, ketiga tersangka itu bukan orang asal Poso. Tapi mereka kita tangkap di Poso hanya identitas mereka tidak jelas," lanjut Aryanto.

Hasil penyelidikan sementara, kedua tersangka diduga berperan mulai dari perencanaan hingga pada saat pelaksanaan peledakan bom yang berlokasi di Pasar Sentral Poso, sekitar 50 km dari markas Polres Poso. Sedangkan motif peledakan, diduga erat kaitannya dengan rencana pergantian Bupati Poso Muin Pusadan pada Maret 2005 mendatang. "Hasil penyelidikan kita, salah satu motif peledakan bom tersebut, yakni terkait dengan akan adanya pergeseran kekuasan di Poso. Para pelakunya ingin mencari pengaruh serta memancing terjadinya keributan lagi di Poso, " ujar Aryanto.

Sumber lain menyebutkan, bisa saja para pelaku bom mobil Poso itu, merupakan kelompok yang ingin terus mempertahankan kekuasaan di Poso. Cara teror itu mereka lakukan, sebab penguasa di daerah itu sedang bermasalah dalam kasus korupsi sehingga kalau bertarung secara fair akan sulit.

Kapolda mengakui kedua tersangka yang ditangkap itu pada dasarnya masih hanya kaki tangan para otak-otak pelaku teror bom di Poso. "Tapi setidak-tidaknya, dari K dan N, kita bisa mendapatkan keterangan yang kuat tentang rangkaian-rangkaian keterlibatan orang atau kelompok tertentu di Poso atau luar Poso dalam aksi-aksi teror di Poso sehingga suatu saat nanti kita bisa membekuk otak pelakunya," tandasnya.

Mengenai adanya dua wanita yang juga diduga ikut terlibat dalam aksi peledakan bom berkekuatan tinggi itu, Aryanto mengatakan kedua wanita itu masih dalam penyelidikan. "Benar ada wanita yang diduga ikut terlibat dalam aksi peledakan bom tersebut dan peran mereka ikut memantau dari kejauhan atas proses peledakan bom itu," katanya.

Mengenai kasus pembunuhan Kades Pinedapa, Poso Pesisir, Aryanto mengatakan, pihaknya masih sedang menyelesaikan berkas pemeriksaan AP, tersangka pelaku yang diduga terlibat dalam pembunuhan Sarminales Ndele, Kades Pinedapa. AP ditangkap di Kota Poso tiga hari setelah pembunuhan Sarminales terjadi pada Kamis (4/11) lalu.

Wapres

Sementara itu, Wakil Presiden HM Jusuf Kalla kepada wartawan dalam sebuah open house di Makassar, Jumat (19/11) mengatakan, konflik horizontal di Poso, Sulawesi Tengah dan daerah sekitarnya sebenarnya sudah berakhir sejak dilaksanakan perjanjian Malino untuk Poso. Adapun ledakan bom yang terjadi belakangan ini serta aksi sebelumnya cenderung merupakan bentuk teror yang dilakukan untuk memancing kembali terjadinya konflik di daerah itu.

Kedatangannya di Makas-sar untuk membuka pertemuan Saudagar Bugis-Makassar, Sabtu (20/11) pagi di Hotel Sahid Jaya Makassar. Ketika dikonfirmasi mengenai keterangan Achmad Ali, Ketua Tim Lapangan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas-HAM) untuk Poso yang mengatakan, ledakan bom yang terjadi di Poso, Minggu lalu dan juga rentetan peristiwa pembunuhan sebelumnya, baik di Poso maupun disejumlah tempat lainnya di Sulawesi Tengah, menunjukkan bahwa perjanjian damai yang dibuat di Malino, Sulsel bagai api dalam sekam dan belum ditindaklanjuti dengan kebijakan terpadu yang optimal dan terjadi pembiaran sehingga merupakan pelanggaran HAM berat dari pemerintah, Jusuf Kalla merasa heran sebab pernyataan itu membawa nama Komnas HAM.

"Komnas HAM yang mana? Kita sudah turunkan ribuan aparat di sana. Juga sudah dikonfirmasi dengan Komnas HAM dan mereka sudah mengetahui posisi kasus di sana," tandas tokoh penggagas pertemuan Malino I dan II itu.

Menurutnya, teror yang terjadi di daerah itu sengaja dilakukan kelompok yang masih menaruh dendam. Mereka merasa tidak puas dengan adanya hasil perundingan damai dan saling memancing satu sama lainnya dengan cara melakukan teror. "Polisi masih melakukan pengejaran terhadap pelakunya dan akan mengusut tuntas aksi-aksi teror di daerah itu," kata Jusuf Kalla. (128/148)


Last modified: 20/11/04
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/koedamati
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044