TEMPO, Jum'at, 05 November 2004 | 13:54 WIB
Jakarta
Habib Rizieq Shihab : FPI Siap Kirim Massa ke Thailand Selatan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Peristiwa pembantaian massal 85 muslim di Narathiwat,
Thailand Selatan, membuat Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib
Muhammad Rizieq Shihab berang. "Kami sangat mengutuk terjadinya peristiwa itu,
Thaksin harus minta maaf kepada dunia muslim,"katanya kepada TEMPO dan
wartawan asal Thailand di Markasnya di kawasan Petamburan, Jakarta.
Menurutnya, yang terjadi di Narathiwat itu bukan kejadian tak sengaja. "Kalau ini
yang pertama kali, bisa dikatakan hanya insiden, ini sudah yang ke berapa kali, iti
berarti ke sengajaan untuk membantai ummat muslim di Thailand Selatan,"kata
Rizieq.
Karena itu, selain minta maaf, Perdana Menteri Thaksin harus benar-benar
memperhatikan pembangunan di Thailand Selatan. "Berdasarkan informasi
ulama-ulama Thailand dan mahasiswa-mahasiswa Pattani yang datang kepada saya,
pembangunan di Thailand Selatan dianaktirikan dengan pembangunan di daerah
lain,"katanya.
Rizieq, mengusulkan Thailand Selatan diberikan hak otonomi-hak untuk membangun
daerahnya sendiri. "Sebelum terlambat seperti di Mindanau, Filipina, sebaiknya
otonomi segera diberikan. Karena ummat muslim di Thailand Selatan merasa
diperlakukan tidak adil,"ujarnya.
Jumat pekan lalu, Rizieq mengaku sudah berdemo ke Kedutaan Besar Thailand di
Jakarta, dan utusannya diterima oleh Duta Besar Thailand. "Duta Besar hanya
menampugn aspirasi kami untuk menreuskannya kepada PM Thaksin,"katanya.
Jika Thaksin, tetap tak minta maaf dan memperlakukan secara sewenang-wenang
umat muslim di Thailand Selatan, Rizieq mengancam akan mengirim lasykarnya
membantu ummat Islam di Thailand Selatan. "Yang pemberontak cuma sekelompok
orang, tapi kalau Thaksin menganggap semua orang Islam di Thailand Selatan adalah
pemberontak, tentu kekuatan pemberontak akan lebih besar,"katanya.
Kalau masih belum ada perbaikan, FPI dan organ-organ gerakan Islam di Brunei dan
Malaysia, akan berangkat angkat senjata ke Thailand Selatan, lewat Malaysia.
"Jangan anggap enteng ancama kami ini,"ujar Rizieq.
Ahmad Taufik
copyright TEMPO 2003
|