TEMPO, Senin, 25 Oktober 2004 | 16:20 WIB
Jawa Barat
Warga Rusak Rumah Ibadah
TEMPO Interaktif, Karawang: 500-an warga Kampung Kosambi II Desa Duren,
Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Ahad malam (24/10), pukul
20.30 Wib menyerang dan merusak sebuah rumah ibadah jemaat Gereja Kristen Injil
Nusantara (GKIN) di komplek perumahan Puri Kosambi Blok A1 Rt.04/11, Karawang.
Genting, kaca-kaca jendela, pintu masuk dan kursi-kursi hancur berantakan, tapi
tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Pendeta Suhardi, si pemilik rumah, sampai Senin siang (25/10), belum diketahui
rimbanya. Jemaatnya khawatir, Suhardi diculik warga yang melakukan penyerangan.
"Saya khawatir pendeta diculik, sebab setelah kejadian dia (Pendeta Suhardi) tak
pernah kelihatan lagi," kata Manulang salah seorang jemaat.
Warga yang tinggal di sekitar komplek perumahan tersebut telah beberapa kali
memberikan peringatan kepada Pendeta Suhardi dan para jemaatnya untuk tidak
melakukan kegiatan ibadah di rumahnya. Bahkan, Camat Klari Abdul Kholik juga
telah menyampaikan keberatan warga itu secara langsung. Tetapi, peringatan demi
peringatan tersebut tak digubris pendeta Suhardi dan jemaatnya.
Sampai akhirnya pada Sabtu malam (23/10), lima puluhan warga mendatangi rumah
Pendeta Suhardi. Mereka menyuruh menghentikan aktivitas paduan suara komunitas
yang mengatasnamakan Serikat Tolong Menolong (STM).
Pada Minggu malam, limaratusan warga kembali mendatangi rumah yang dijadikan
tempat ibadah itu, dan langsung merusaknya.
Kepala Polres Karawang Ajun Komisari Besar Chairul Anwar membenarkan adanya
aksi penyerangan dan perusakan atas rumah Pendeta Suhardi itu, Senin siang
(25/10). Chairul berjanji segera mengundang pihak-pihak yang bertikai untuk mencari
solusi yang terbaik. Chairul juga menepis kekhawatiran para jemaat pengikut Pendeta
Suhardi yang menyatakan Suhardi "menghilang" karena diculik. "Tidak ada
penculikan," Chairul menegaskan. Kemungkinan, kata Chairul melanjutkan, Suhardi
sedang berkunjung ke teman-temannya, untuk mendinginkan suasana batinnya.
Nanang Sutisna - Tempo
copyright TEMPO 2003
|