TEMPO, Minggu, 28 November 2004 | 15:51 WIB
Nasional
Mati Syahid Bersama FPI
TEMPO Interaktif, Jakarta: Front Pembela Islam(FPI) akan memberangkatkan
mujahidin ke Falujah, Irak. Saat ini FPI sedang membuka pendaftaran mujahidin ke
Irak. Sampai Minggu(28/11) siang telah terdaftar 200 orang yang siap berangkat
berangkat perang ke Irak.
FPI membuka posko ini saat berlangsung aksi solidaritas untuk Irak yang dilakukan
Partai Keadilan Sejahtera di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta.
"Pendaftaran juga dilakukan dikantor FPI,"kata Machsuni Kaloko, Kepala Staf
Operasional FPI, Minggu(28/11) di depan posko pendaftaran mujahidin ke Irak.
Sebelum diberangkatkan ke medan perang. Anggota mujahidin ini akan dilatih terlebih
dahulu di Indonesia."Setelah diseleksi akan dilatih terlebih dahulu sebelum
diberangkatkan. Karena medan di sini dan di Irak beda,"katanya.
Menurut Machsuni, untuk dapat berangkat ke medan jihad Irak maka harus mendapat
ijin dari orang tua dan istri terlebih dahulu."Karena tujuan kesana adalah berperang
mencari syahid,"ujarnya. Karena itu, lanjut Machsuni, orang yang kesana adalah
orang yang terpanggil untuk berjihad.
Menjadi anggota mujahidin sangat sederhana."Terpenting mereka harus mempunyai
modal dan tekad untuk berjihad,"katanya. Soal biaya pengiriman? "Seluruh biaya
pengiriman ke Irak akan menjadi tanggung jawab FPI,"kata Machsoni.
Menurut pengakuannya, ada beberapa pihak bertindak sebagai donatur untuk
memberangkatan mujahidin ini. Tapi Machsoni tidak mau memberitahu siapa yang
menjadi donatur."Pokoknya ada yang memberi tiket dan mengurus paspor untuk
dapat sampai kesana,"ujarnya.
Keberangkatan mujahidin asal Indonesia ini dilakukan tanpa sepengetahuan pihak
Indonesia."Ya, pintar-pintarnya kita mengatur, sehingga pejuang mujahidin ini dapat
sampai ke Irak,"ujar Machsuni. Menurutnya, FPI sudah berpengalaman untuk
memberangkatkan mujahidin untuk berjihad ke luar negeri.
Namun, Machsuni tidak dapat memberitahu kapan mujahidin ini akan dikirim ke
Irak."Nanti saya beritahu kalau orangnya sudah sampai di sana,"katanya. Yang pasti,
lanjutnya, akan dilakukan secepatnya,"kami tidak ingin disini latihan terus tapi yang
disana sudah habis dibantai Amerika."
Sutarto
copyright TEMPO 2003
|