FKM News Network, 2 Desember 2003
Front Kedaulatan Maluku (FKM)
Siaran Pers
Kapolda vs Pangdam Saat Menanggapi FKM/RMS
Lain lubuk lain ikannya, lain padang lain belalang, demikian salah satu peribahasa
Indonesia, yang artinya lain tempat lain orangnya atau lain orang lain perangainya
atau lain sifatnya, demikian seperti yang terungkap dari pernyataan dua petinggi
aparat bersenjata NKRI (NEO KOLONIALIS REPUBLIK INDONESIA) di Maluku, yang
sama-sama mengungkapkan tanggapannya tentang kegiatan Konferensi Pers yang
digelar oleh Pimpinan Pusat FKM/RMS pada 28 November 2003 yang lalu.
Kapolda Maluku, Brigjen Polisi Bambang Sutrisno melalui keterangan persnya
mengatakan dia akan menangani permasalahan FKM/RMS, tetapi sebalinya
Pangdam XVI Pattimura, Mayjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo mengatakan
dalam melalui keterangan persnya bahwa sebaiknya FKM/RMS tidak perlu ditanggapi
terlalu serius, karena itu akan semakin membesarkannya, menurutnya FKM/RMS itu
hanya sebatas ide-ide atau wacana yang tidak perlu ditanggapi.
Bahkan Pangdam Agustadi Sasongko Purnomo memperkenalkan ketololannya
dengan mengatakan bahwa FKM jangan berbicara atas nama rakyat dan bila FKM
akan membentuk negara harus ada wilayahnya, rakyatnya, pemerintahannya dan
angkatan bersenjatanya, dari pernyataan seperti ini jelaslah bahwa Jenderal ini
memang benar sangat pantas menyandang pangkat KOORPORAAAAAL, yang
penting ada raaaaalnya.
Pendapat Kapolda dan Pangdam tersebut dapat dibaca dalam lampiran (kliping Surat
Kabar terbitan Ambon, tanggal 2 Desember 2003)
Lain Kapolda dan Pangdam yang memang bukan bangsa Maluku/Alif'uru (Kolonialis
Jawa), lain pula pendapat Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu yang adalah anak
bangsa Maluku/Alif'uru (saat ini sementara dijadikan boneka NEO KOLONIALIS
REPUBLIK INDONESIA) untuk menguras sumber daya alam yang ada di Maluku dan
di timbun di Jawa yang miskin dan keropos.
Menurut Karel Albert Ralahalu, FKM/RMS adalah organisasi yang dilarang oleh
pemerintah, oleh karena itu pihak kepolisian harus mengawasi dan mengantisipasi
setiap gerakan FKM/RMS.
Mena Muria!
Amboina, 2 Desember 2003
"Undure, undureee...apa datang dari muka jang undureeee...!!!"
(Thomas Matulessy, 1782-1817)
FKM for Moral, Truth, Dignity and Restoration of "Free Maluku Nation"
|