KOMPAS, Senin, 20 Oktober 2003, 12:20 WIB
Menko Kesra Akan Kumpulkan Kembali Tokoh Perdamaian Poso
Makassar, Senin
Menko Kesra Jusuf Kalla akan mengumpulkan kembali tokoh-tokoh perdamaian
Malino untuk Poso, Sulawesi Tengah, guna memperkuat komitmen bersama melawan
para perusuh yang tidak ingin daerah itu aman.
"Kami sedang cari waktu yang baik, mungkin akhir bulan ini atau awal bulan depan.
Tempatnya juga bukan di Malino lagi," kata Jusuf Kalla kepada pers di Makassar,
Senin (20/10). Pertemuan tersebut, katanya, adalah untuk memperkuat posisi
masyarakat dalam melawan kelompok-kelompok perusuh yang bersenjata.
Sudah terbukti, katanya, masyarakat Poso tetap mentaati perjanjian damai Malino
tahun 2001 saat terjadi penyerangan sepihak oleh kelompok-kelompok pengacau di
Poso dan Morowali baru-baru ini. "Nah, dalam pertemuan itu nanti, kita akan perkuat
posisi masyarakat tersebut agar tetap pada komitmen dan perjanjian Malino, sehinga
diharapkan tidak ada yang terpancing dengan ulah para perusuh itu," ujarya.
Para perusuh yang membuat kekacauan di Poso dan Morowali akhir-akhir adalah
kelompok keras yang bersenjata, yang ingin menggerakan lagi konfrontasi di sana.
"Kelompok itu pertama kali menyerang yang Kristen, namun karena yang Kristen ini
tidak bergerak, dia menyerang lagi yang Islam untuk memancing munculnya
konfrontasi baru. Akan tetapi rakyat tidak bergerak. Artinya, apa yang sudah disetujui
di Malino dulu itu, tetapi ditaati oleh rakyat. Semua pihak menyerahkan penanganan
masalah itu secara hukum," tambahnya.
Karena itu, semua pihak diminta menunggu , tidak ada yang bergerak, semua dng
proses hukum, tangkap orangnya dan proses ke pengadilan. "Sebanyak 11 orang
perusuh sudah ditangkap, dan yang lainnya tewas tertembak. Mereka akan diproses
sampai ke pengadilan," ujar Jusuf Kalla.
Mengenai bantuan kepada para korban, Menko Kesra mengatakan, pemerintah akan
membantu seluruh korban untuk membangun kembali rumah-rumah mereka yang
terbakar dalam penyerangan para pengacau keamanan itu, seperti program yang
sudah dilakukan di Poso. "Jumlahnya kan tidak seberapa, hanya 30 sampai 40
rumah. Setiap rumah diperkirakan akan bernilai Rp5 sampai Rp10 juta. Dinas Sosial
setempat sudah jalan untuk mengiventarisasi para korban," ujarnya.(Ant/nik)
Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
|