KOMPAS, Senin, 22 Desember 2003, 06:01 WIB
Nasional
Bom untuk Musharraf Sama dengan Bom Bali
Lahore, Pakistan, Minggu
Bahan peledak yang digunakan dalam upaya untuk membunuh Presiden Pakistan
Jenderal Pervez Musharraf sepekan lalu berjenis sama dengan yang digunakan dalam
pemboman di Bali, Indonesia. Demikian penjelasan beberapa sumber intelijen
Pakistan, Minggu (21/12).
Badan-badan intelijen Amerika Serikat juga memperingatkan Pakistan setelah
peledakan Bank HSBC di Istambul Turki bulan lalu bahwa teroris asing akan berusaha
memasuki Pakistan untuk melancarkan serangan. Hal ini disebutkan sumber-sumber
yang tidak bersedia diungkapkan jati-dirinya itu kepada Reuters.
Sumber-sumber itu mengkonfirmasi sebuah laporan di surat kabar Pakistan The News
bahwa bom plastik C4 digunakan untuk meledakkan sebuah jembatan di Rawalpindi
dekat Islamabad hanya beberapa saat setelah rombongan kendaraan Musharraf lewat
pada Ahad lalu.
Polisi mengatakan, pemboman Bali tahun lalu yang menewaskan 202 orang
merupakan hasil kerja jaringan Muslim garis keras Asia tenggara yang terkait dengan
Al-Qaeda. Menurut penyelidik, bom plastik C4 digunakan dalam salah satu
pemboman di Bali itu.
Musharraf mengatakan kepada Reuters dalam wawancara pekan lalu setelah usaha
pembunuhan itu, Al-Qaeda dan sekutu lokalnya berada di barisan depan mereka yang
ingin membunuhnya.
The News mengutip salah satu sumbernya yang mengatakan, serangan terhadap
Musharraf itu merupakan pemboman pertama yang menggunakan C4 di Pakistan.
"Kami baru tahu bahwa C4 kini dimiliki teroris di negara ini, namun berapa jumlahnya
masih diselidiki," kata seorang pejabat kepada surat kabar itu.
Pejabat-pejabat intelijen pun mengatakan kepada Reuters, intelijen AS
memperingatkan Pakistan setelah pemboman di Istambul bahwa 14 tersangka dari
Mesir, Sudan, Suriah, Arab Saudi, Maroko dan Kenya akan berusaha memasuki
Pakistan untuk melancarkan serangan.
Sumber-sumber itu menambahkan, sejumlah orang telah memasuki negara tersebut
dan badan-badan intelijen Pakistan sedang berusaha melacak mereka. The News
menyebutkan, badan-badan keamanan juga "mengikuti secara intensif" informasi
intelijen bahwa anggota-anggota lokal sebuah kelompok Muslim Sunni pro Al-Qaeda
bersembunyi di Rawalpindi sebelum upaya pembunuhan itu.
Surat kabar itu menyatakan, penyelidikan awal telah memperkuat pandangan bahwa
alat pengacau pasokan AS yang dipasang di mobil Mercedes lapis baja Musharraf
telah menghambat sinyal elektronik yang digunakan untuk meledakkan bom tersebut.
Surat kabar itu menambahkan, lima peledak terpisah di kantung-kantung yang saling
berhubungan, yang masing-masing seberat 10 kilogram, dipasang di palang-palang
mendatar di jembatan tersebut. (ant/rtr/glo)
Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
|