KOMPAS, Rabu, 31 Desember 2003
Ratusan Ribu Warga Maluku Masih Mengungsi
Ambon, Kompas - Sedikitnya ratusan ribu warga Maluku masih berada di tempat
pengungsian. Mereka belum mau kembali ke rumah atau ke daerah masing-masing
karena masih trauma dengan kerusuhan berdarah bernuansa SARA (suku, ras,
agama) yang terjadi pada tahun 1999 lalu. Sebagian besar pengungsi yang berasal
dari berbagai tempat konflik memilih tetap tinggal di kota Ambon dan menempati
ruko, pertokoan serta bangunan yang ditinggalkan pemiliknya karena dirusak massa.
Gubernur Provinsi Maluku, Karel Albert Ralahalu, usai mengikuti perayaan Natal di
Baileo Siwalima Ambon, Selasa (30/12), mengatakan, jumlah pengungsi berkisar
36.000 kepala keluarga (KK) lebih. Sepanjang tahun 2003, Pemerintah Provinsi
Maluku baru bisa mengembalikan 16.000 KK ke rumah masing-masing yang sudah
selesai direnovasi.
Pada tahun 2003, pemerintah pusat telah menyediakan anggaran Rp 1,2 trilyun untuk
pemulihan di kota Ambon dan sekitarnya. Tahun 2002 lalu, kata Ralahalu, pemerintah
telah mengeluarkan anggaran Rp 176 milyar untuk merenovasi dan membangun
22.000 rumah baru.
Hingga saat ini, Pemprov Maluku masih terus melakukan pendekatan kepada para
pengungsi agar mau kembali ke rumah masing-masing. Pendekatan dilakukan
dengan memberi bahan baku kepada warga untuk merenovasi rumah, memberikan
upah kerja, dan lain-lain. Namun trauma berat akibat pembunuhan massal yang
terjadi pada masa kerusuhan membuat pengungsi enggan kembali ke rumah. Meski
Kota Ambon dan sekitarnya sudah dinyatakan aman, kekhawatiran sebagian warga
masih bisa dirasakan.
Pengamatan Kompas, di bekas daerah-daerah konflik seperti di Batu Merah dan Kuda
Mati, banyak reruntuhan bangunan dan reruntuhan rumah dibiarkan begitu saja. Pusat
pertokoan banyak yang belum dibangun dan dioperasikan kembali oleh pemiliknya.
Namun, secara umum kegiatan ekonomi sudah berjalan normal.
Ralahalu optimis, perkonomian Maluku bisa kembali pulih seperti sediakala. Tahun
2004, Pemprov Maluku mencanangkan tahun investasi bagi Maluku. Ralahalu
mengatakan, beberapa negara seperti Cina, Jepang, Korea, Malaysia, dan Uni Eropa
sudah menyatakan siap berinvestasi di Ambon. Invetasi akan terfokus pada sektor
kelautan.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Mekokesra) Jusuf Kalla saat menghadiri
perayaan Natal pada hari yang sama mengingatkan agar Gubernur Maluku beserta
jajarannya mampu memperbaiki perekonomian rakyat yang sudah hancur serta
memperbaiki pendidikan untuk rakyat. "Perdamaian tidak mungkin bisa terbangun di
atas perut kosong dan otak yang kosong," kata Jusuf Kalla. (IND)
Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
|