The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Masariku Network


Masariku Network, 18 December 2003

Perayaan Halal Bi Halal

Bunyi bedug jumatan (ritme bedug yang biasanya ditabuh untuk memanggil orang Islam pergi sembahyang Jumat) dalam ritme teratur terdengar bertalu-talu. Di panggung berukuran 15x6x1,85 meter, bapak Nan berjubah gamis putih nampak antusias menabuh bedug berdiameter 1,7 meter. Sengatan terik matahari tak nampak mengusik ketenangannya. Di belakang panggung nampak 15 pemuda penabuh dan totobuang perkusi berpakaian hitam-hitam. Kepala mereka berikatkan lenso adat berwarna merah. Disamping mereka berdiri 30 penabuh rebana dan tifa sawat. Nampak mereka menyatu dalam seragam baju koko putih dan kopiah putih, mengimbangi 37 orang ibu penyanyi salawat yang nampak apik dengan kerudung biru muda. Beberapa saat kemudian semua kepala menunduk dalam doa yang khusuk, sekalipun lafal doa dinaikan dari iman yang berbeda. IMAN SALAM DAN SARANE. Semua rasa disatukan mengiring langkah mereka satu-satu menaiki panggung utama. Dalam iringan tabuhan bedug mereka menata komposisi pemusik dengan rapi. Duduk bersila di barisan depan 30 orang penabuh rebana. Di belakang mereka berdiri ibu-ibu penyanyi salawat. Pada level kedua sayap kanan panggung para penabuh perkusi, toleng-toleng dan pemusik totobuang berdiri berjejer. Di sayap kiri panggung 7 orang penabuh bedug dan tifa besar nampak menyatu menggenggam stick-stick penabuh. Sesaat terlihat bapak Nan menuruni panggung dan bergegas menaiki podium dirigen yang terletak 5 meter di depan panggung. Serentak ketika MC mengumumkan bahwa wapres dan rombongan memasuki tempat acara, nampak kedua lengan bapak Nan teracung ke udara. Bersamaan dengan itu dalam gerak yang padu 30 penabuh rebana mengangkat rebananya sejajar kepala. Disaat 30 rebana kembali ke pangkuan, bunyi rampak tabuhan rebana dan tifa komando serentak terdengar sahut menyahut, mengiringi kelompok 37 ibu melantunkan salawat. Komposisi musik semakin memadu rasa, ketika bunyi totobuang dalam pukulan nada minor menjalin ritme sawat penabuh rebana. Sesekali terdengar ketukan toleng-toleng membingkai kekentalan rasa etnis pada bangun komposisi. Serentak 8000-an masa larut dalam rasa orang basudara. Sambil mencoba menelan dalam-dalam rasa pahit ingatan konflik 3 tahun lalu.

Gambaran di atas adalah bagian awal dari pelaksanaan perayaan Halal Bi Halal warga Ambon di lapangan merdeka pada tanggal 17 Desember 2003. Sekalipun waktu pelaksanaannya jadi molor 1 jam dari jam 15.00 yang ditetapkan panitia, namun warga masyarakat yang telah berdatangan sejak jam 11.00 terlihat sabar dalam antusiasme interaksi satu dengan lainnya. Pemeriksaan ketat pasukan pengawal wakil presiden pada empat pintu masuk lapangan merdeka tidak nampak mencemaskan kehadiran warga masyarakat, yang dengan tenang melewati pintu detektor dan pemeriksaan aparat. Untuk meredam sengatan panas dan kepenatan warga yang menanti dimulainya acara, kelompok pemuda penabuh totobuang dari negeri Tuni secara dinamis memainkan musik totobuang dari panggung perkusi. Sementara itu di panggung band Franky Mewar (raja Laha) memandu kelompok artis lokal menyanyikan lagu-lagu bernuansa Islam maupun lagu-lagu daerah Maluku. Nampak di lapangan para pemuda dari berbagai organisasi kepemudaan di provinsi Maluku, dalam seragam panitia berwarna hijau dan cokelat berupaya mengatur arus masa yang memasuki lapangan. Beberapa wanita diantara mereka terlihat sibuk membagi-bagikan snack dan minuman ringan pelpas dahaga bagi setiap pengunjung. Informasi yang kami peroleh selepas selesainya acara, ternyata 7000 paket snack yang disiapkan panitia tidak mencukupi jumlah masyarakat yang hadir. Sekalipun demikian tak ada yang memprotes keterbatasan itu.

Kegiatan Halal Bi Halal ini sebenarnya direncanakan oleh kolaborasi organisasi kepemudaan di provinsi Maluku untuk dilaksanaan pada tanggal 22 Desember nanti. Namun bertepatan dengan kunjungan kerja wapres Hamzah Haz, maka pihak pemerintah daerah meminta untuk menyesuaikan waktu perayaan dengan kedatangan wapres. Kedatangan wapres sendiri tak terlalu memperoleh respon antusias warga masyarakat. Hal ini diakibatkan keputusan mendadak yang diambil wapres untuk mengunjungi Ambon satu minggu sebelumnya. Selain itu masyarakat kelihatannya telah jenuh dengan berbagai kunjungan pejabat pemerintah pusat, yang seringkali tak berdampak banyak pada persoalan-persoalan kebanyakan rakyat kecil. Saat ini masyarakat lebih disibukan dengan berbagai upaya untuk keluar dari keterpurukan konflik selama 3 tahun yang lalu. Disamping itu orang lebih antusias untuk memasuki ruang-ruang interaksi yang terbuka lebar, ketimbang menghabiskan energi untuk menyambut para pejabat Jakarta yang kerap tak jelas hasilnya.

Karenanya di lapangan merdeka siang itu antusiasme publik lebih terarah ke panggung perkusi dan band, ketimbang dengan serius menyimak sambutan wapres yang nampak lebih banyak diapresiasi oleh kelompok tamu di podium VIP.

Sambutan wapres disiang itu pada intinya menekankan empat hal utama. Pertama ditekankan parahnya situasi keterpurukan Indonesia saat ini dimata internasional. Kedua, dengan gamblang ia menjelaskan terjadinya destruksi nilai-nilai Pancasila sebagai identitas pemersatu bangsa. Selanjutnya dengan panjang lebar ia mengulas terpuruknya dunia pendidikan di Indonesia, yang diantaranya menyebabkan masyarakat terjebak dalam emosi-emosi sektarian dan primordial. Akhirnya ia denganterbuka mengungkapkan kelemahan pengembangan kematangan kehidupan beragama, yang diantaranya diakibatkan lemahnya departemen agama untuk mencegah penetrasi budaya modern. Dalam seluruh ulasannya dengan gamblang ia menekankan juga pentingnya menjauhkan upaya-upaya mendirikan negara Islam, dan berpegang pada komitmen final Pancasila sebagai dasar negara. Meskipun demikian ia menekankan pula pentingnya penghormatan terhadap waktu-waktu ibadah. Menurutnya ketika terdengar suara adzan maka seluruh pekerjaan harus dihentikan sementara. Baik pada instansi-instansi pemerintahan maupun swasta. Tentang Maluku, ia mengharapkan untuk memulai suatu masa depan yang baru dalam semangat pela gandong. Hamzah Haz meninggalkan lapangan merdeka pada jam 16.50, dan selanjutnya menuju airport untuk kembali ke Jakarta.

Dalam kaitan dengan kerjasama antar organisasi kepemudaan di Maluku untuk merayakan Halal Bi Halal, maka direncanakan pada tanggal 27 Desember mendatang akan dilakukan pula perayaan Natal bersama di lapangan merdeka. Panitia perlaksana tetap dipercayakan pada kolaborasi organisasi pemuda. Diharapkan pelaksanaan Natal bersama akan dihadiri oleh Presiden Megawati, sebagaimana yang disampaikan gubernur Maluku dalam sambutannya pada perayaan Halal Bi Halal kemarin.

MASARIKU NETWORK AMBON
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/latoehalat
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044