The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Maluku Media Centre


Maluku Media Centre, Kamis, 11/12/2003 22:04:32 WIB

Provinsi Maluku Kehabisan Dana Pengungsi
Sebagian Pengungsi Masohi Belum Terima BBR

Reporter: Ivanno Passal

Ambon, MMC --- Sebanyak 15 kepala keluarga (KK) pengungsi yang mendiami Gedung Kursus Latihan Kepegawaian (KLK) di Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, sampai saat ini belum mendapat bantuan bahan bangunan rumah (BBR ) dan uang untuk upah kerja, seperti dijanjikan dinas kesejahteraan sosial setempat.

Akibat tersendatnya bantuan, para pengungsi masih tetap mendiami gedung KLK. Mereka belum dapat memastikan kapan meninggalkan gedung yang sudah ditempati sejak tahun 2000.

Kace Lamahoda ( 53 ), pengungsi dari RT 12 Kelurahan Namaelo dan Ny. Manari (50) pengungsi dari Bahtera Kota Masohi yang sama-sama menempati Gedung KLK, menyatakan sangat resah karena mereka terus-menerus dijanjikan bantuan BBR dan upah kerja dari pemerintah, namun belum juga terealisasi.

Menurut Lamahoda, sebelum ini mereka sudah mendapat uang pemulangan dari Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Maluku Tengah. Besarnya Rp 750 ribu per jiwa. Namun dana itu sudah mereka gunakan untuk persiapan lahan yang akan dibangun rumah.

"Uang pemulangan sudah dipakai untuk menggusur lokasi rumah. Itupun tidak cukup sebab biaya penggusuran sangat besar," keluh Lamahoda kepada MMC di Masohi, Jumat (5/12).

Dia akui, konflik di Maluku sudah berakhir. Namun hal itu tidak berarti masalah-masalah yang dihadapi korban konflik juga sudah beres. Sebab itu dia mendesak pemerintah tetap memberi perhatian kepada para pengungsi yang belum memperoleh hak-haknya.

"Kami tidak butuh hal yang berlebihan dari dinas kesejahteraan sosial selain sedikit perhatian agar kami dapat hidup seperti semula," cetus pria yang sebelum konflik bekerja sebagai kontraktor bangunan ini.

Lamahoda mengaku, sebagian pengungsi sudah ingin kembali ke tempat tinggalnya semula. Namun sebagian lagi sudah tidak ingin kembali, dan ingin menempati lokasi baru. Sekalipun keinginan pengungsi ini berbeda, namun kedua kelompok sama-sama menantikan bantuan BBR dan upah kerja karena sama-sama ingin membangun rumah.

"Saya sendiri tidak ingin kembali ke tempat tinggal semula karena masalah keamanan," ungkap Lamahoda. Dia pun punya alasan lain yakni sudah membeli tanah di Kelurahan Namasina. Di atas tanah itu, sudah didirikan rumah berkat bantuan yang diterima dari Pemerintah Provinsi Maluku. Bantuan sebesar Rp 5 juta dalam bentuk BBR tersebut, menurut dia, tidaklah mencukupi untuk merampungkan rumah tipe 21. Sebab, untuk membangun WC dan kamar mandipun tidak bisa.

Menurut Lamahoda, akibat rumah yang belum rampung dan di lokasi baru tersebut masih sulit mendapat air bersih, dirinya bersama sejumlah pengungsi belum bisa meninggalkan lokasi pengungsian. Diungkapkan, nasibnya ini sama dengan yang dialami pengungsi di Waipow, Waipia dan di Kilo-1 Kota Masohi.

Lamahoda berharap pemerintah bisa memperhatikan juga sarana penampungan air bersih maupun WC umum di lokasi Kelurahan Namasina Kota Masohi. Sebab, lokasi tersebut menjadi tempat alternatif bagi banyak pengungsi. Bahkan sebagian sudah memastikan bakal tetap menetap di lokasi tersebut.

Berbeda dengan Lamahoda, pengungsi lainnya Ny Manari mengaku masih punya keinginan kuat untuk segera kembali ke tempat tinggalnya semula di Kelurahan Ampera. Namun karena bantuan belum mengucur, dia belum dapat membangun kembali rumahnya yang hancur akibat konflik.

Manari mengaku masih bersabar menunggu bantuan dana pemulangan, BBR dan upah kerja yang belum juga didapat. Dia sendiri sudah meminta informasi dari Rukun Tetangga (RT) tempat tinggal asalnya, namun aparat RT menjawab masih menunggu pemberitahuan lanjutan dari Dinas Kesejahteraan Sosial Maluku Tengah.

"Kita disuruh untuk terus menunggu," ungkap Manari dengan wajah memelas.

Tak ada dana

Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Maluku Drs A.R. Uluputty mengatakan kepada MMC di Ambon, Kamis (11/12), pada dasarnya pemerintah sedang mengusahakan pemulangan seluruh pengungsi di Maluku. Namun proses pemulangan, kata dia, haruslah melalui mekanisme yang berlaku.

Sedangkan dana BBR dan upah kerja yang belum didapatkan oleh beberapa KK di Masohi, Uluputty mengungkapkan, secara prinsip semuanya sudah selesai untuk tahun 2001 dan 2002. "Tidak ada lagi dana yang belum terealisasi," terangnya.

Namun untuk sebagian pengungsi yang belum mendapatkan bantuan BBR dan upah kerja seperti di Gedung KLK Masohi, Uluputty berjanji akan merealisasikan dana bantuan tersebut melalui pemerintah kabupaten, apabila sudah ada dana dari pemerintah pusat.

Saat ini, katanya, Pemerintah Provinsi Maluku maupun pemerintah kabupaten/kota di Maluku tidak mempunyai dana untuk pengungsi. Dana tersebut sudah habis dan sangat tergantung pada kebijakan pusat.

"Jadi apabila dana dari pusat terealisasi, maka kepada pengungsi yang belum menerima haknya pun akan direalisasi bantuannya," jelas Uluputty. (MMC).

© 2003 Maluku Media Centre, All Rights Reserved
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/latoehalat
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044