Maluku Media Centre, Selasa, 25/11/2003 15:44:26 WIB
Malam Takbiran di Ambon Berlangsung Meriah
Warga Muslim Percaya Diri Melintasi Pemukiman Kristen
Reporter: Mozes Fabeat, Daniel Nirahua
Ambon, MMC --- Malam Takbiran di Kota Ambon tahun ini terasa beda. Suasana
sukacita benar-benar terpancar dari wajah kaum Muslim yang baru saja usai
menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Kegembiraan terutama karena
pawai takbir berlangsung dalam suasana damai, tanpa rasa takut seperti tahun-tahun
sebelumnya.
Ribuan umat Muslim larut dalam pawai takbir. Ribuan sepeda motor, ratusan mobil
dan truk memadati jalan utama yang dilalui arak-arakan takbir. Bila tahun-tahun
sebelumnya, takbiran hanya di kawasan pemukiman Muslim, kali ini pawai juga
melintas di beberapa ruas jalan di komunitas Kristen. Warga Kristen di seperti di
Mardika dan Batugantung terlihat turun ke sisi jalan, memberikan semangat kepada
Umat Muslim yang sedang pawai.
Arak-arakan takbiran dilepas dari simpang empat Masjid Al Fatah. Rombongan
melintasi jalan A.Y Patty, Jalan Tulukabessy, selanjutnya menyusuri ruas jalan Desa
Batumerah Bawah hingga Tantui, berputar menuju Desa Batumerah Atas, selanjutnya
ke Jalan Pantai Mardika, kembali lagi ke A.Y Patty, menuju Tugu Trikora, Jalan Dr.
Latumeten, sampai ke Kawasan Batu gantung, kemudian berputar menuju Jalan Ot
Patimaupauw Tanah Lapang Kecil, menuju Kawasan Waihaong, berputar ke Jalan
Sultan Babullah, dan kembali lagi ke Jalan AY Patty.
Pawai berlangsung dari pukul 20.00 wit hingga 24.00 wit. Di depan rombongan pawai
terlihat mobil patroli serta foreriders dari Polda Maluku mengawal para rombongan. Di
atas setiap mobil pun terlihat dua orang aparat kepolisisan turut memberi
pengawalan.
Kerinduan Umat Muslim Ambon umat melakukan pawai keliling kota, sempat ditunda
pihak panitia pelaksana. Panitia berdalih, perlu koordinasi untuk mencegah terjadinya
hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Panitia inginkan, acara takbir dipusatkan di
jalan A.M Sangadji tepatnya di samping Masjid Al Fatah Ambon.
Kepada wartawan di jalan A.M.Sangadji, Senin (24/11) malam, Kepala Kantor
Wilayah Departemen Agama Provinsi Maluku Drs Hasyim Marasabesy mengatakan,
sesuai rencana memang akan dilaksanakan pawai takbir akbar, namun untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka pawai tersebut dibatalkan.
Alasan pembatalan pawai, menurut Marasabessy, bukan karena situasi Ambon
belum kondusif, namun sengaja dilakukan untuk menghindari kejadian yang tidak
diinginkan, akibat ulah sekelompok orang yang tidak menginginkan kedamaian di
Ambon.
Rancana panitia menunda bahkan membatalkan pawai, membuat kecewa ribuan
umat Muslim yang telah bersiapsejak petang hari. Ratusan kursi yang ditata rapi di
ruas jalan tempat berlangung takbir akbar terlihat kosong, dan hanya di tempati
sejumlah pejabat teras tingkat Provinsi Maluku maupun Kota Ambon. Sementara
umat telah bersiap-siap di atas kendaraannya masing-masing.
Hadir dalam acara tersebut, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, Wakil Gubernur
Maluku Drs Muhammad Abdullah Latuconsina, Walikota Ambon Drs M.J Papilaja
MS, Wakil Walikota Ambon Syarif Hadler BA, Kapolda Maluku Brigjen Pol Bambang
Sutrisno, Ketua DPRD Maluku Z. Sahuburua SH, serta sejumlah pejabat lainnya.
Kakanwil Agama Provinsi Maluku Drs Hasyim Marasabessy dalam sambutannya
mengatakan, Ramadhan adalah bulan suci bagi umat Muslim. Melalui Ramadhan,
umat menjalani pendidikan rohani sehingga puasa juga membentuk jati diri yang
berakhlak mulia, serta menciptakan ketahanan iman dalam diri terhadap segala
godaan dan cobaan.
"Insya Allah, ketahanan lokalpun dapat tercipta di bumi Maluku," paparnya.
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dalam sambutannya mengajak seluruh umat
Muslim di Maluku maupun kota Ambon, agar dengan gema takbir, dapat menjadikan
semua umat sebagai hamba Tuhan, dan bukan sebagai hamba dari hawa nafsu dan
keserakahan.
"Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi umat Muslim. Semoga kemenangan
memerangi hawa nafsu terus diaplikasikan dalam seluruh kehidupan baik dengan
sesama Muslim, maupun dengan Non Muslim," pinta Ralahalu.
Usai menyampaikan sambutan, Gubernur Ralahalu kemudian menabuh beduk
sebagai tanda diresmikannya acara takbir akbar. Pembukaan takbir disambut meriah
ribuan Muslim Ambon. Mereka yang sudah berada di atas kendaraan, bersikukuh
melakukan pawai takbir. Dari atas kendaraan, warga beramai-ramai menyerukan agar
panitia mengizinkan mereka melakukan pawai.
Melihat ribuan umat yang begitu percaya diri melakukan pawai keliling kota, panitia
akhirnya merestui jalannya pawai. Gubernur Maluku didampingi oleh Kapolda Maluku
dan sejumlah pejabat lainnya akhirnya melepaskan arak-arakan takbir dari simpang
empat depan Masjid Raya Al Fatah Ambon.
Kepada wartawan, Kapolda Maluku Brigjen Pol Bambang Sutrisno mengatakan,
dalam pengamanan malam takbiran, pihaknya menurunkan sekitar 2800 personilnya,
yang tergabung dalam Operasi Ketupat Mutiara 2003.
Pengamanan malam takbiran kali ini berbeda dengan saat kerusuhan. Pada pawai
lalu, aparat terlihat menenteng senjata, namun di malam takbiran kali ini, aparat
hanya membawa pentungan. Selain di atas mobil, sejumlah aparat keamanan juga
terlihat berjaga-jaga di sepanjang jalur jalan yang akan dilalui rombongan pawai.
Selain pengamanan dari personil Polda Maluku, dari pihak TNI juga melibatkan sekitar
200 personilnya untuk membantu personil polisi dalam melakukan pengaman malam
takbiran. Hal itu dibenarkan Dandim 1504 Kol Inf Yudi Zanibar kepada MMC.
La Imin (22), salah satu pemuda asal Desa Batumerah yang ikut dalam pawai
takbiran mengaku sangat terkesan dengan takbiran kali ini. "Tahun-tahun lalu kami
hanya melintasi daerah Muslim saja namun kali ini, pawai yang kami lakukan bisa
melewati kawasan Kristen seperti di Mardika dan Batu Gantung. Ini menjadi bukti
bahwa Ambon benar-benar sudah aman," cetusnya.
Dia menyebutkan, kondisi di Kota Ambon sudah semakin membaik, kebersamaan
hidup antar umat beragama nampaknya sudah mulai terbina kembali. "Kalau boleh,
kondisi ini bisa bertahan sampai seterusnya, ujar La Imin.
Arak-arakan pawai tidak hanya diikuti umat Islam. Sejumlah pemuda Kristen ikut
berpartisipasi. Victor Wenno (25), salah satu pemuda Kristen yang ikut pawai
mengatakan, ibarat bak air yang penuh, tidak bisa dibendung lagi kerinduan hidup
bersama menikmati indahnya Ambon seperti dulu.
"Karena itu dengan rekan-rekan yang merayakan Idul Fitri kami ingin berbagi
kebahagian. Kami pun akan mengundang teman-teman Muslim di hari Natal nanti,"
cetus Victor. Menurut dia, pawai seperti ini lama tidak dilakukan akibat konflik di
Maluku sehingga ketika digelar lagi masyarakat sangat berantusias.
ARUS MUDIK
Suasana menjelang Idul Fitri 1 Syawal 1424 Hijriah di Ambon begitu ramai. Di setiap
rumah terlihat warga mulai membersihkan rumah miliknya mulai dari mengecat dan
menghias dengan berbagai aksesoris menyambut Lebaran. Tidak hanya di kawasan
Muslim tetapi juga di kawasan Kristen setiap rumah dibersihkan, dicat dan akseseris
natal pun mulai nampak.
Begitu pula di pusat perbelanjaaan di Kota Ambon begitu marak. Terlihat antrian
panjang di setiap kassa. Di supermarket Plaza Ambon, terjadi lonjakan pengunjung.
Ribuan orang mendatangi setiap toko di Plaza Ambon untuk berbelanja mulai dari
perabot rumah tangga hingga pakaian Lebaran, Natal dan Tahun Baru.
Salah seorang pengunjung Mafud Heluth kepada MMC mengatakan dirinya sengaja
datang dari Desa Luhu Seram Barat hanya ingin membeli pakaian menyambut
Lebaran. "Memang sudah tradisi katong (kita ) di kampung menjelang Lebaran katong
berbelanja ke kota, apalagi, sekarang sedang musim cengkih," terangnya.
Sementara itu, pada hari H minus satu, arus mudik yang menggunakan jasa
perhubungan laut di pelabuhan Yos Soedarso Ambon hingga Senin dini hari nampak
sepi dibandingkan dengan arus mudik sebelumnya. Arus mudik dari kawasan barat
ke kawasan timur yang menumpang KM Dororolonda hanya mencapai 244
penumpang, sedangkan tiket kapal yang terjual tujuan Sorong, Manokwari, Biak dan
Jayapura hanya mencapai 188 tiket. Padahal kapasitas setiap kapal Pelni mencapai
5.000 penumpang dan jatah yang harus terisi dipelabuhan Ambon sebayak 3.000
penumpang. Kenyataanya target tersebut tidak tercapai.
Kepala Pelni Cabang Ambon Drs H.M. Sanusi Hasan menyatakan, angka tersebut
dapat berpengaruh bagi operasional PT Pelni Cabang Ambon ke depan. Dia jelaskan,
angka penumpang kapal pelni menurun akibat persaingan tarif tiket pesawat dengan
tiket kapal. Untuk tujuan ke Makassar, misalnya, dengan Rp 300 ribu, seorang
pemudik sudah bisa naik pesawat terbang. Angka ini tidak berbeda jauh dengan tiket
kapal pelni tujuan yang sama sebesar 264 ribu rupiah per orang. Orang lebih memilih
naik pesawat terbang.
"Persaingan tiket pesawat terbang ini, apabila tidak ditinjau kembali maka lambat
laun operasi kapal pelni akan goyang. Sebab di sisi lain kapal-kapal pelni yang
beroperasi saat ini tidak lagi mendapat subsidi pemerintah," jelasnya.
Dia berharap, pemerintah dalam hal ini menteri keuangan, menteri perhubungan dan
menteri BUMN meninjau kembali tarif tiket pesawat dengan tiket kapal pelni saat ini.
Para pemumpang yang tiba di pelabuhan Yos Soedarso Ambon, umumnya adalah
penumpang arus mudik dari kawasan Barat menuju kawasan Timur Indonesia.
Mereka kebanyakan pelajar dan mahasiswa ditambah penumpang umum yang ingin
merayakan Idul Fitri bersama keluarga.(MMC)
© 2003 Maluku Media Centre, All Rights Reserved
|