The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Radio Netherland Hilversum


Radio Nederland Wereldomroep, Kamis 11 Desember 2003 07:30 WIB

Tekanan Terhadap Aktivis HAM Kian Keras

Sesaat setelah tirani Soeharto ambruk di tahun 1998 segera tampak secercah harapan bagi penegakan hak-hak asasi manusia di Indonesia. Namun setelah tiga presiden berlalu, kini pada hak-hak asasi manusia sedunia, wajah HAM di Indonesia kian redup. Kasus pelanggaran HAM kandas seiring peradilannya yang tak berdaya, konflik tak kunjung habis dan berbagai penyelesaian yang mengedepankan senjata. Bahkan belakangan, sejak Megawati berkuasa, tekanan terhadap para aktivis HAM kian pedas saja. Poengky Indarti, kepala penelitian dan pengembangan LSM HAM Imparsial, Jakarta, bercerita di studio Radio Nederland, Hilversum.

Poengky Indarti [PI]: Tahun-tahun terakhir ini serangan terhadap aktivis pembela HAM itu mulai meningkat. Jadi setelah Megawati berkuasa tahun 2001, Kontras diserang. Terus beberapa waktu kemudian Urban Poor Consortium juga diserang tahun 2003. Sekarang ini kantor Kontras diserang lagi oleh PPM. Kantor PBHI juga diserang oleh kelompok yang sama. Dengan alasan bahwa kita terlalu membela orang-orang di Aceh. Jadi kita dianggap tidak nasionalis dan sebagainya. Tidak patriotis dan sebagainya. Beberapa kasus terakhir juga menimpa para aktivis ini seperti misalnya Munir, Direktur eksekutif Imparsial, itu juga rumahnya diteror dengan teror bom.

Radio Nederland [RN]: Ini masuk teroris sebenarnya ya?

PI: Ya, sebetulnya yang jadi teroris siapa? Nah selain Munir beberapa aktivis, Danang dari ICW itu juga diteror oleh kelompok-kelompok yang mengaku pembela Menaker Yakob Nuwawea. Bermula dari debat di televisi antara Menaker dan si Danang. Tapi bukannya dengan penyelesaian yang ilmiah. Si Menteri malah kemudian dia menggunakan kekerasan memukul kepala Danang dan mengatakan nggak ada gunanya ngomong sama kambing.

RN: Itu katanya bukan mengeplak, katanya mengelus?

PI: Nggak. Kelihatan banget dari televisi bahwa, si Menteri kelihatan gemes banget. Pengin menghajar si Danang. Jadi nggak mungkin kalau misalnya dia katakan mengelus. Tapi kata-kata yang timbul kemudian kan, dia ngomong nggak ada gunanya ngomong sama kambing. Nah kalau kayak gitu kan nggak ngelus. Jadi jelas kesengajaan memukul. Kelompok yang mengatasnamakan pembela si Menteri itu, ratusan orang datang. Dan mereka menuntut supaya ICW ditutup, dibubarkan.

RN: Tapi ini unik ya. Artinya pada saat Soeharto masih berkuasa, kan yang ia pakai operasi intelijen untuk aktivis HAM. Sekarang massa yang dipakai.

PI: Ya, jadi mengadudomba antara rakyat sipil dengan rakyat sipil. Jadi ini menciptakan konflik horisontal.

RN: Di Aceh juga, kalau dulu masih banyak orang ngomong soal Aceh, sekarang juga makin sedikit. Ada apa dengan mereka ini?

PI: Ini aja, dengan kata tidak cinta NKRI, semua orang pada takut juga untuk mengemukakan pendapat seperti itu.

RN: Jadi kalau ditarik grafik, semenjak Megawati naik, grafik tekanan terhadap aktivis HAM ini semakin tinggi?

PI: Justru semakin meningkat, ya.

RN: Padahal kan lucunya Megawati dulu dibantu aktivis HAM ya?

PI: Ya, dulu waktu tahun 96. Nah kaitannya dengan aktivis HAM juga adalah dengan diberlakukannya undang undang teroris. Seperti undang undang subversi jaman dulu ya, dipakai, digunakan untuk segala hal yang bisa menguntungkan penguasa. Aktivis-aktivis di Aceh misalnya. Itu mereka ditangkap dengan tuduhan mereka telah menjadi teroris. Beberapa aktivis di daerah-daerah juga mengalami teror yang sama. Ketika ada petani yang membela hak-haknya untuk merebut hak atas tanah, itu oleh polisi dijerat dengan pasal itu, pasal teroris.

RN: Tapi ini balik lagi pertanyaan mendasar, kenapa? Kenapa aktivis-aktivis HAM ini kembali direpresi?

PI: Saya melihat karena pemerintah sebetulnya tidak mempunyai iktikad baik untuk melindungi kepentingan rakyat. Jadi ketika kita mengkritisi pemerintah akan hal-hal yang salah, yang seharusnya tidak dilakukan pemerintah, pemerintah malah melibas kami dengan peraturan-peraturan yang sebetulnya tidak relevan untuk diterapkan. Jadi katakan misalnya dengan undang-undang terorisme. Sebetulnya undang-undang itu kan digunakan benar-benar untuk menangkap teroris. Tapi ternyata itu malah diperluas maknanya untuk menangkap orang-orang yang berseberangan atau berlainan pikiran dengan pemerintah.

Demikian Poengky Indarti.

© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/latoehalat
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044