Republika, Selasa, 23 Desember 2003
'AS Terlibat Dalam Pelarian Alex Manuputy'
JAKARTA -- Mantan Panglima Laskar Jihad, Ja'far Umar Thalib, mengatakan merasa
aneh dengan lolosnya Alex Manuputy ke Amerika Serikat ((AS). Selain itu, ia pun
merasa lolosnya tokoh separtis RMS itu pasti melibatkan oknum orang dalam
pemerintah dan juga kedutaan besar AS.
''Ini aneh sekali. Kalau ada orang Islam, mereka langsung dengan sedemikian gigih
menuduh anggota JI (Jamaah Islamiyah) atau anggota teroris. Selain itu, mereka juga
semangat untuk menyelesaikannya dengan memeranginya. Nah, sekarang apa yang
terjadi pada Alex Manuputy. Dia lolos begitu saja dan tidak ada yang berani
menyatakan bertanggung jawab. Aneh sekali,'' kata Ja'far Umar Thalib, kepada
Republika, kemarin (22/12).
Yang membuat Ja'far heran, adalah kepergian Alex ke luar negeri dalam status cekal.
''Kasusnya kan menunggu kasasi. Tapi, dia begitu mudahnya lolos. Jangan-jangan
memang ada order dari AS. Sementara posisi Pemerintah Indonesia menjalankan
ordernya itu,'' ujar Ja'far.
Ja'far mengatakan menjadi sangat lucu setelah Alex Manuputy lolos kemudian
pemerintah mengatakan tidak dapat mendeteksi mengenai kepergiannya. Kalau
demikian, maka di mana peran aparat keamanan dan intelijen yang selama ini begitu
canggih.
Apakah kaburnya Alex ke AS menjadi dasar bahwa selama ini negara itu 'bermain' di
Maluku? Ja'far membenarkan hal itu. Bahkan, keterlibatan AS sewaktu terjadi konflik
di Maluku itu, sudah kasat mata sekali.
''Negara mana yang dahulu mengancam akan mengirimkan pasukan antiteroris ke
Maluku ketika orang-orang RMS berteriak-teriak atas keberadaan Laskar Jihad. Jadi,
lolosnya Alex ini seperti istilah ada gayung bersambut antara AS dan RMS. Hal-hal
inilah yang tampak jelas ketika itu dan kini menjadi terbukti,'' katanya.
Ditegaskan Ja'far, dalam soal pelarian Alex, maka kedutaan besar AS di Jakarta jelas
terlibat mengaturnya. Selain itu, ada juga oknum-oknum 'orang' pemerintah yang
terlibat. ''Tidak mungkin Alex lolos sendiri. Pasti banyak orang yang terlibat dalam hal
ini,'' tandasnya.
© 2002 Hak Cipta oleh Republika Online.
|