The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Kamis, 04 Desember 2003

Keberadaan Eurico Gutteres di Timika Meresahkan

Jayapura, Sinar Harapan

Walaupun secara resmi belum dilantik namun kehadiran Front Pembela Merah Putih (FPMP) dan lebih dikenal dengan Garda Nusantara Front Pembela Merah Putih di Kota Timika pimpinan Eurico Gutteres membuat keresahan di masyarakat Papua, khususnya di Kota Timika.

Alasan keresahan ini menurut pemerhati masalah Papua yang menjabat sebagai Direktur LBH Independent Papua, Zainal Sukri SH, saat ini masyarakat Papua sendiri masih kabur tentang apa yang dimaksud dengan Garda Merah Putih termasuk visi misi apa yang dibawa oleh kelompok ini.

Selain itu juga tokoh yang berada di belakang Garda Merah Putih untuk masyarakat Papua ada semacam citra buruk karena dia terlibat masalah Timtim pada jaman integrasi dulu.

Sehingga wajar kalau masyarakat sejak dini hari mulai menolak dan kurang respek karena pengaruh ketokohan dan juga kaburnya tentang Garda Merah Putih sendiri dan si ketuanya sudah identik dengan Timtim. "Semua orang kan kenal siapa itu Gutteres," katanya.

Namun demikian Zainal buru-buru mengatakan kalaupun sepanjang tujuannya baik ia berpikir tidak ada masalah kalau tujuannya dia untuk menciptakan stabilitas, kesejahteraan di Papua maka hal itu sah-sah saja.

Timika

Dipilihnya Kota Timika sebagai basis dari Garda Merah Putih ini, menurutnya bisa jadi karena Gutteres sendiri ada akses ke pemerintahan atau Muspida di Timika. Juga kericuhan di Papua ada di Timika dengan penolakan Provinsi Irja Tengah. Mungkin itu. Maka dua item itulah yang dipakainya sebagai alasan masuk ke sana.

Zainal menambahkan ketika Timika dipilih, dengan adanya konflik terakhir penolakan Provinsi Irja Tengah, citra terhadap Garda Merah Putih untuk orang Papua tidak beda dengan adanya promerdeka dan promerah putih. Sebab saat ini masih ada komponen masyarakat yang mengibarkan bendera bintang kejora, sehingga ditakutkan akan memicu konflik. "Katakanlah antara Satgas Papua dengan Garda Merah Putih," ujarnya.

"Karena kehadiran dia dengan memakai nama itu terkesan bahwa dia sebagai badan atau lembaga yang kontra dengan komponen masyarakat Papua seperti Dewan Adat, terus dengan adanya Satgas Papua yang secara positioning mereka itu lebih pro supaya masalah Papua itu dibicarakan lagi soal eksistensi Papua masuk ke republik," katanya

Sewaktu Satgas Papua muncul ada juga muncul barisan Satgas Merah putih, yang ketika dibentuk hampir terjadi konflik antara masyarakat promerah putih dengan Satgas Papua.

Padahal kalau mau dilihat saat ini kekuatan Satgas Papua dan Satgas Koteka intensitas kegiatan mereka menurutnya hanya tinggal 10 persen, sebab orang-orangnya sudah mulai berpikir positif dengan diberlakukannya Otsus (Otonomi Khusus). Cuma memang diakuinya ada segelintir orang yang masih ingin di Satgas Papua, tetapi mereka sendiri saja sudah mulai menurun dan anggota pengikutnya sudah berkurang.

Mungkin perlu dilakukan proses sosialisasi apa itu Garda Merah Putih supaya masyarakat paham dulu. Kalau masyarakat paham visi dan misi mereka mungkin menerima.

Elsham Menolak

Sementara itu ditempat terpisah kemarin siang Pjs Direktur Elsham Papua Drs Aloysius Renwarin SH kepada wartawan menegaskan Elsham Papua menolak kehadiran Garda Merah Putih di Papua.

Saat ini Elsham masih melakukan investigasi mendalam dari beberapa informasi yang diperoleh termasuk blangko pendaftarannya dan beberapa persyaratan lain untuk menjadi anggota serta temuan-temuan lain. "Kami belum dapat meneliti secara mendalam, yang jelas kami menolak kehadiran Garda Merah Putih di Papua," ujarnya.

Dari surat tugas DPP FPMP tertera front ini telah menugaskan kepada Kahar Rasyid dan Eskandar Tumpas untuk membentuk DPD FPMP di Kabupaten Mimika dengan sembilan pokok bidang termasuk juga di antaranya dapat membentuk Garda Nusantara Front Pembela Merah Putih (FPMP) sesuai dengan situasi dan kondisi daerah setempat.

Sebelumnya kehadiran Gutteres bersama pasukan Garda Merah Putihnya di Kota Timika Kabupaten Mimika, Kapolda Papua Ijen Pol Drs Budi Utomo mengakui memang ia meminta ijin untuk mendirikan Garda Merah Putih di Timika.

Akan tetapi karena ada kesepakatan dengan unsur pimpinan daerah dalam hal ini Muspida Papua meminta supaya ijin itu tidak segera diberikan.

"Kita akan lihat apa maksudnya dan latar belakangnya, kok Gutteres mantan di Timtim itu bermasalah dan mau dibawa kemari kenapa nggak di sana saja," imbuhnya.

Namun menurut Kapolda mungkin mau berpartisipasi mendamaikan Papua maka hal itu oke-oke saja. Namun dilihat dulu maksud Eurico tersebut, sehingga masalah ini sudah menjadi bahan rapat yang akan diputuskan secara bulat.

Sedangkan menyangkut isu bahwa ada ratusan orang yang sudah dihimpun di Timika untuk menjadi anggota Garda Merah Putih ini, Kapolda mengatakan dirinya sudah menginstruksikan kepada Kapolres Timika supaya mendatakan dan melakukan langkah-langkah sesuai hukum yang berlaku. Untuk itu sedang dipelajari aturannya.

"Ini masalah baru yang menarik. Sementara kita cegah dan jangan sampai dia berkembang kalau itu tujuannya hanya akan menimbulkan konflik. Tetapi kalau tujuannya untuk damai silahkan," katanya lagi. (ded)

Copyright © Sinar Harapan 2002
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/latoehalat
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044