The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Senin, 08 Desember 2003

Penembakan Misterius Masih Menghantui Masyarakat Poso

Konflik lokal yang menelan korban jiwa sudah menjadi kejadian berulang. Citra keramahan bangsa seperti bergeser menjadi berbudaya kekerasan. Berbagai tudingan pemicunya dilontarkan, dari aparat, seperatis hingga teroris. Permasalahan ini, khususnya yang dialami di Poso pekan terakhir ini menjadi laporan khusus Sinar Harapan. Kondisi terakhir, sejarah konflik, penyebabnya, serta upaya penanggulangannya disusun oleh Emi Kuswandari, Ady Daniel Takugawi, Web Warouw, Suradi dan Rikando Somba.

JAKARTA - Masyarakat Poso sepertinya tidak boleh menikmati hari dengan tenang. Belum juga perjanjian Malino berjalan mulus sebagai obat trauma yang pernah terjadi, sejak pertengahan Oktober lalu, masyarakat dihantui berbagai penembakan misterius yang terjadi di beberapa daerah di Poso.

Setelah sebelumnya penembak misterius (petrus) ini mengakibatkan empat orang meninggal dunia, Jumat (5/12) malam, petrus kembali melukai dua warga sipil. Aksi penembakan yang berlangsung sekitar pukul 20.15 WITA di Jalan Gatot Subroto Kelurahan Kasintuvu itu mengakibatkan Hidayah (19) dan Vivin (21) dilarikan ke RSU setempat. Hidayah mengalami cedera luka tembak di tangan kanan sementara Vivin pada betis kiri.

Penembakan tersebut berawal saat Vivin dan Hidayah sedang nongkrong di Jalan Gatot Subroto bersama tiga rekannya, Andi, Yudit dan Vita. Tak lama berselang dua orang berboncengan sepeda motor Honda bebek warna merah tiba-tiba melepas tembakan ke arah kerumunan anak muda itu. Segera setelah melepaskan tembakan, pelaku kabur.

Menurut Kadispen Polda Sulteng AKBP Drs Agus Sugianto, ciri-ciri pelaku penembakan sudah diketahui dan saat ini sedang dilakukan pengejaran. Ia berharap masyarakat mau membantu polisi dengan memberikan informasi. Masyarakat kota Poso tidak leluasa untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain terutama di kawasan kota.

Pergerakan masyarakat hanya dirasakan aman dari Desa Kawua melewati Sayo, jalan protokol dan Polres. Di luar daerah-daerah tersebut masyarakat masih diliputi ketakutan untuk beraktivitas secara normal. Keadaan ini menurut Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Tana Poso (FKMTP) Tobondo sangat mengganggu aktivitas masyarakat sehari-hari.

Meski lalu lintas umum masih berjalan, tetapi masyarakat harus ekstra hati-hati untuk bepergian. Situsi ini terutama dirasakan masyarakat Kristen, sejak 12 Oktober lalu hingga saat ini. Tobondo mengungkapkan, dengan penembakan yang menewaskan empat warga di dua tempat yang berbeda, situasi makin mencekam.

Dari catatan SH, sebelum kejadian ini juga terjadi penembakan yang menewaskan empat warga di Desa Kilotrans Poso Pesisir dan Desa Rompi, Ulu Bongka, Poso Pesisir. Mereka yang tewas yaitu I Made Simson (26) dan I Ketut Sarmon (46), kepala desa setempat dan Ruslan Parrafik (33) dan Ririn Bode (26). Sedangkan korban luka tembak Limin Layogi (37), Sandra Pongker (34), Yumin Gaji (23) dan Yun Endo (46). Penembakan dilakukan dua orang tak dikenal dari atas sepeda motor.

Selain peristiwa penembakan yang menyerang warga juga ditemukan sejumlah bom baik yang sempat meledak ataupun belum. Bom yang meledak terjadi di Pasar Central, sedangkan bom lainnya yang tidak meledak ditemukan di Desa Gebang Rejodan Buyung Boyo.

Setelah situasi di Poso kembali memanas sejak pertengahan Oktober lalu, pemerintah pusat mengirimkan 8 SSK Brimob Polri dan 9 SSK untuk mengendalikan Poso. Bahkan, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, ada pihak ketiga yang mempunyai kepentingan untuk mendisorganisasikan proses perdamaian yang sedang berlangsung di Poso. Pihak ketiga ini ditengarai dari luar Poso dan saat ini tengah diselidiki motivasi keterlibatan mereka dalam konflik di wilayah tersebut.

Wakadis Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Soenarko mengatakan, polisi telah melakukan razia dan menutup ruang gerak pelaku penyerangan. Tetapi kondisi geografis Poso yang sangat luas sangat memungkinkan terdapat celah-celah kosong yang digunakan oleh pelaku penyerangan. Soenarko menjelaskan, pihaknya belum bisa mengidentifikasi apakah pelaku penyerangan sama dengan pelaku sebelumnya.

"Harus dilakukan metode operasi yang lebih ofensif untuk memastikan mereka tidak bisa lagi merencanakan mengorganisir tindakan kekerasan. Kita sedang mencari cara paling tepat untuk menindaknya" kata Yudhoyono dalam rakor Polkam minggu lalu.

Menko Polkam menegaskan, masyarakat Poso masih sangat rentan dengan provokasi dan agitasi. Meskipun komunitas tidak saling berhadapan dan berbenturan langsung, tetapi konflik yang telah terjadi sebelumnya memerlukan waktu lama untuk rehabilitasi mental dan rekonsiliasi diantara masyarakat. Ia menyayangkan masyarakat Poso yang belum kooperatif membantu aparat keamanan. (*)

Copyright © Sinar Harapan 2002
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/latoehalat
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044