SINAR HARAPAN, Rabu, 17 Desember 2003
Kapolri Da'i Bachtiar: Beberapa Mahasiswa Indonesia dari
Pakistan Terlibat Al-Qaeda
Jakarta, Sinar Harapan
Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar mengakui beberapa dari enam mahasiswa Indonesia
yang baru didatangkan dari Pakistan dan kini sedang menjalani pemeriksaan di Polda
Metro Jaya ada yang terlibat dalam jaringan terorisme.
"Kita akan melakukan pemeriksaan sampai nanti yang sama sekali tidak ada
keterkaitannya akan kita keluarkan. Tapi ini masih dalam pemeriksaan," tegas Kapolri
yang beserta beberapa pejabat tinggi menjemput kembalinya Presiden Megawati dari
Pakistan di Bandara Halim Perdanakusumah, Rabu (17/12) pukul 03.00 WIB.
Di tempat yang sama, Menlu Hassan Wirajudha menyatakan masalah enam
mahasiswa itu sudah selesai sebelum Presiden ke Pakistan. Pada kesempatan itu ia
menyampaikan terima kasih atas kerja sama Pakistan.
"Dalam hal menyerahkan (mahasiswa Indonesia-red) Pakistan sepenuhnya
mempercayakan menjadi masalah Indonesia. Tidak ada harapan apapun. Apakah ada
bukti-bukti pemeriksaan hukum di kita yang dapat digunakan," tegas Menlu Hassan
yang bersama rombongan Presiden.
Ia juga menyatakan Indonesia dengan Pakistan menandatangani nota kesepahaman
(MoU) memerangi terorisme. Ditanya konkretnya kerja sama tersebut, Menlu
mengatakan antara lain dalam bentuk pertukaran informasi intelijen.
"Kita juga melakukan pertukaran dalam artian, penggalangan kemampuan. Sebab kita
dan Pakistan sama-sama unik dalam hal ini, tidak hanya sebagai negara korban
tindak terorisme tetapi juga dengan penduduk Islam yang besar.
Bagi Indonesia dan Pakistan kita punya banyak alasan dan keperluan untuk bekerja
sama," tegas Hassan.
Ia juga menyatakan dari kunjungan tersebut. Indonesia dan Pakistan akan
meningkatkan hubungan politis, perdagangan dan investasi, bidang budaya dan ilmu
pengetahuan dan sebagainya.
Tampak turut dalam rombongan Presiden, suami Megawati, Taufiq Kiemas,
Menperindag Rini Soewandi di samping Menlu Hassan Wirajudha. Rombongan
mendarat pukul 02.40 WIB dengan pesawat Garuda dan langsung menuju kediaman.
Sementara para pejabat yang menyambut kembalinya Presiden dari kunjungan ke
Jepang, dan Pakistan itu antara lain Meneg BUMN, Kapolri, KSAL, KSAD, KSAU,
Sekretaris Militer Kepresidenan, Kapolda Metro Jaya dan Gubernur DKI Jakarta.
Masih Diperiksa
Sementara itu, Polda Metro Jaya hingga Rabu (17/12) pagi masih melakukan
pemeriksaan intensif terhadap empat mahasiswa yang dideportasi oleh Pemerintah
Pakistan berkait dengan dugaan keterlibatan mereka dalam jaringan Al Qaeda. Satu
dari mahasiswa tersebut yakni Anwar Assidiqie sudah dilepaskan Selasa (16/12) sore
sedangkan David Pintarto hingga kini masih belum meninggalkan Polda Metro Jaya
karena tidak mempunyai uang saku untuk pulang ke daerahnya.
David Pintarto merupakan salah satu mahasiswa yang ikut dilepaskan. Sementara itu
menurut salah seorang penyidik, kondisi ke empat mahasiswa itu dalam keadaan
sehat. Terhadap mereka ditunjukkan berbagai berkas untuk mengetahui sejauh mana
keterlibatan keempat mahasiswa itu dengan jaringan Al Qaeda.
Polisi masih mempunyai waktu dua hari untuk membuktikan adanya dugaan
keterlibatan mahasiswa tersebut dalam jaringan terorisme internasional. Berdasarkan
UU No. 15 tahun 2003 tentang terorisme, polisi diberikan kewenangan selama tujuh
hari untuk memeriksa orang yang dicurigai terlibat dalam jaringan terorisme. (ega/sat)
Copyright © Sinar Harapan 2002
|