The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Senin, 20 Oktober 2003

Operasi Intelijen Digelar Enam Bulan di Poso

Jakarta, Sinar Harapan

Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, aparat keamanan akan melakukan operasi intelijen di Poso selama 6 bulan untuk mengejar kelompok pengacau yang sedang melakukan persiapan di hutan dan gunung. Namun, situasi Poso beberapa hari belakangan ini cenderung membaik. Setelah 6 bulan baru ditentukan langkah selanjutnya.

Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan hal itu ketika berbicara dalam pembekalan kader tingkat nasional Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Hotel Santika Jakarta Senin (20/10) pagi.

Menurut Yudhoyono, harapan rekonsiliasi di Poso tidak berjalan lancar. Untuk itu, tak bisa melepaskan Poso dengan mengurangi aparat keamanan. Sebab, sel-sel permusuhan masih ada.

"Ada pihak yang intip situasi di Poso dan mereka punya agenda sendiri. Bahkan ada yang dari luar Poso dan juga ada elemen dari luar negeri," ujarnya.

Selama melakukan kunjungan di Poso, jelas Yudhoyono, pihaknya meninjau semua tempat kejadian antara Palu dan Poso. Selain itu, ia mendapat laporan dari aparat keamanan di Poso kalau kelompok yang menginginkan terjadinya konflik di Poso didukung persenjataaan yang cukup canggih seperti senjata M 16 dam Mouser.

Kelompok itu, katanya, juga didukung peralatan komunikasi yang canggih. "Jadi tidak main-main," ujarnya. Yudhoyono menegaskan polisi tetap merupakan penanggung jawab operasi di Poso karena daerah Poso tetap sebagai daerah tertib sipil. Namun ia meminta agar dilakukan pengamanan ekstra ketat di kawasan pemukiman dan pusat publik.

Selain itu, Yudhoyono mengatakan pihaknya mengambil kebijakan untuk menurunkan aparat ke hutan dan gunung untuk menggempur kelompok yang sedang melakukan persiapan.

"Satu minggu ini memang situasi membaik tapi harus tetap waspada. Untuk itu dibutuhkan waktu 6 bulan untuk melakukan kegiatan intensif di sana," katanya.

Yudhoyono mengatakan kalau proses rekonsiliasi harus tetap terus diupayakan meski memang membutuhkan waktu yang cukup untuk proses itu. "Jangan sampai proses rekonsiliasi dan rehabilitasi terganggu," tambahnya.

Tembak Penyerang

Sementara itu, dari Poso dilaporkan, polisi menembak dua lagi anggota kelompok bersenjata yang melakukan penyerangan di Beteleme, Minggu (19/10) sore. Rahmat Geba alias Romo yang dikenal sebagai pelatih kelompok bersenjata itu tertembak hari Sabtu (18/10) bersama Aswan, namun baru ditemukan jenazahnya Minggu (19/10) petang dan langsung dievakuasi ke Polsek Lembo, Beteleme.

Menurut Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen M. Taufik Ridha, sampai sekarang sudah 13 orang yang tertangkap dan lima lainnya yang mati tertembak. Polisi yang melakukan pengejaran di Kabupaten Morowali yang dipimpin Direktur Reserse dan Kriminal Polda Sulawesi Tengah Kombes Tatang Sumantri juga berhasil menemukan dua pucuk senjata api Monzer, dua pistol FN, dua pucuk M-16, satu pucuk SKS dan empat magazin berisi peluru serta 216 butir peluru.

Sebelumnya juga sudah disita 200 butir amunisi dari kelompok bersenjata tersebut. Kelompok bersenjata itu menurut Kapolda adalah gerakan pengacau keamanan (GPK) yang menghendaki langgengnya konflik di Poso, bahkan mereka ingin memperluasnya sampai ke Kabupaten Morowali. Dari yang tertangkap dan tertembak itu tidak ada seorang pun dari oknum TNI maupun Polri tetapi mereka adalah warga Poso Kota, Kecamatan Ampana dan ada yang berasal dari Lamongan, Jawa Timur.

Sampai sekarang polisi masih terus meminta keterangan terhadap tiga belas orang yang ditangkap untuk mengetahui dari mana mereka memperoleh senjata api dan amunisinya. Kelompok bersenjata yang tertangkap di Beteleme itu, menurut Kapolda, merupakan satu jaringan dengan kelompok bersenjata yang menyerang empat desa di Poso Pesisir dan Poso Kota. Kini juga sedang dikejar aparat kepolisian namun belum berhasil ditangkap.

Kapolda Sulteng masih enggan menyebutkan secara rinci kelompok bersenjata tersebut. Namun dari identitas mereka diketahui semuanya adalah warga Kabupaten Poso, kecuali dua lainnya berasal dari Lamongan, Jawa Timur. (ady/man)

Copyright © Sinar Harapan 2002
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/latoehalat
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044