SINAR HARAPAN, Kamis, 23 Oktober 2003
Eskalasi Isu Picu Konflik Poso
Jakarta ? Konflik Poso sebenarnya dipicu oleh eskalasi isu, baik melalui melalui
penyebaran informasi lewat jalur yang sudah terbentuk (difusi), maupun penyebaran
antarkomunitas yang sebelumnya tidak memiliki ikatan sosial (brokerage). Ikatan
yang kemudian muncul antarkomunitas ini membuat konflik Poso yang bermula dari
pertengkaran dua pemuda mabuk menjadi konflik antaragama yang mendapat
perhatian internasional.
Demikian dikemukakan Gerry van Kliken dari Koninklijk Instituut voor Taal (KITLV),
Leiden, Belanda, dalam konferensi internasional tentang konflik Asia Pasifik yang
diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), MOST, UNDP dan UNESCO
di Jakarta, Rabu (22/10) petang.
Menurut Gerry, berdasarkan penelitian yang ia lakukan, konflik Poso yang terjadi
tahun 1998 ? 2001 lebih didorong oleh eskalasi isu. Difusi, menurut Gerry, dapat
terjadi dalam perjalanan bus antarkota atau melalui sambungan telepon antarkeluarga
atau komunitas. Sementara brokerage terjadi pada penyebaran informasi dari
masyarakat pedesaan ke perkotaan atau bahkan ke luar negeri dengan
memanfaatkan relasi-relasi sosial, seperti relasi agama. ?Koalisi yang terbentuk di
antara mereka bukan berdasarkan kesamaan partai politik, tapi lebih berdasarkan
agama,? ujar Gerry. (san)
Copyright © Sinar Harapan 2002
|