SUARA PEMBARUAN DAILY, 1/12/03
Situasi Poso Mencekam
POSO - Situasi keamanan di Poso dan sekitarnya pada Senin (1/12) pagi aman tapi
mencekam. Artinya, keadaan memang terlihat lancar-lancar saja terutama pada siang
hari, tetapi masyarakat sebenarnya diliputi perasaan was-was dan takut menyusul
terus bergentayangannya para penembak misterius di daerah tersebut.
"Warga saat ini banyak yang tidak berani ke kebun, takut ditembak," kata seorang
warga Poso kepada Pembaruan, Senin.
Sebanyak dua satuan setingkat kompi Brimob dari Surabya didatangkan ke Poso
sehubungan dengan situasi setempat yang memanas.
Kadispen Polda Sulteng AKBP Agus Sugianto yang dihubungi Senin (1/12)
mengatakan, kondisi Poso tetap aman dan stabil. Ia membenarkan adanya
penembakan di Kilo Trans dan Ulubongka, dan pelakunya masih diusut.
Dijelaskan, Kapolda Sulteng Brigjen Pol Taufik Ridha, sudah berada di Poso ikut
mengawasi secara dekat pengamanan Poso.
Sedang tindakan massa menghancurkan kantor Polsek Tentena, diakui Kapolres
Poso Abdi Dharma kepada wartawan, Minggu sore (30/11). Namun katanya,
penembakan itu dilakukan aparat Brimob berawal ketika anak muda yang mabuk
mengendarai empat sepeda motor di jalan raya sekitar Tentena.
Saat itu, anak muda tersebut memborong jalan dan secara kebetulan dari belakang
ada mobil patroli yang hendak melambung.
Keempat sepeda motor itu, lanjut Abdi, tak mau mengalah sementara mobil patroli
tetap berusaha melambung dan akhirnya rodanya terpeleset ke dalam got.
"Saat itu dua anggota polisi tersebut mengejar anak muda itu, tetapi karena tetap
melarikan diri, polisi menembak dan mengenai Beny," jelas Abdi.
Melebar
Dari Palu dilaporkan, aksi penembakan misterius (petrus) yang terus meminta korban
manusia kini tidak hanya terjadi di Kabupaten Poso, tetapi melebar sampai ke
Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Sabtu (29/11) malam antara pukul 19.00 hingga 20.30 Wita, sejumlah 4 orang tewas
dan beberapa lainnya terluka akibat petrus.
Penembakan pertama terjadi sekitar pukul 19.15 di Desa Kilo Trans, Kecamatan
Poso Pesisir. Korbannya Kepala Desa Kilo Trans, I Ketut Serman (40) dan adik
iparnya I Made Simson (26). Keduanya ditembak di dalam rumahnya, dan usai
menembak pelakunya langsung melarikan diri.
Pada saat yang hampir bersamaan atau sekitar pukul 20.30, bom meledak di Pasar
Sentral Poso namun tidak ada korban jiwa.
Para penembak misterius juga beraksi di Desa Tobamawu, Kecamatan Ulubongka,
Kabupaten Tojo Una-Una (baru sebulan diresmikan jadi kabupaten - hasil pemekaran
Kabupaten Poso).
Penembakan itu mengakibatkan dua korban tewas yakni Ruslan Tarapi (33) dan Rifin
Bode (26). Empat lainnya juga dilaporkan terluka tembak yakni Liming Layagi (37),
Sandra Tengker Tiwa (34), Yulmin Gaji (23) dan Yun Ndeo (46).
Informasi yang dihimpun menyebutkan, para korban ditembak di depan Gereja
Pantekosta Tobamawu sekitar 30 km dari Ampana. Menurut saksi mata, penembak
menggunakan sepeda motor dan bergerak begitu cepat. "Tembakannya berentetan
hingga mengenai beberapa korban. Saat penembakan, sedang berlangsung ibadah
dalam gereja, dan mereka semua tiarap," katanya.
Di Tentena, ibukota Kecamatan Pamona Utara, Poso, Sabtu (29/11) malam sekitar
pukul 11.00 terjadi aksi unjuk rasa massa memrotes penembakan Beny (26) seorang
warga Tentena, oleh aparat Brimob. Massa melempar kantor Polsek Tentena hingga
kaca-kacanya hancur serta sebuah mobil patroli juga hancur dilempari massa.
Sekretaris Crisis Center Gereja Kristen Sulawesi Tengah (CC-GKST) Tentena, Noldy
Tacoh yang dikonfirmasi Minggu malam menyebutkan, penembakan berawal dari
aparat Brimob yang baru saja kembali menghadiri pesta di Desa Soe, Pamona Utara.
Dalam perjalanan pulang ke Tentena, aparat Brimob berpapasan dengan Beny yang
mengendarai sepedamotor. Entah kenapa, tiba-tiba truk patroli yang ditumpangi
aparat Brimob terjatuh ke selokan (got). Dari belakang melaju sebuah sepeda motor
yang dikendarai aparat Brimob lainnya.
"Saat itu aparat itupun mengejar Beny sambil menyatakan kepada warga mereka
mengejar penyusup. Beny yang merasa diburu aparat, berlari ketakutan namun ia
berhasil ditembak aparat dan mengenai punggung serta pinggulnya," jelas Noldy.
Dalam keadaan terluka, Beny terus berlari menuju rumahnya dan menjelaskan
kejadian pada kedua orangtuanya dan iapun langsung dibawa ke rumah sakit.
Memperunyam
Sekretatris Lembaga Pengembangan Studi dan Hak Azasi Manusia (LPSHAM)
Sulteng, Syamsul Alam Agus mengatakan kepada Pembaruan, penambahan jumlah
aparat yang begitu banyak di Poso saat ini, bukannya mengurangi aksi-aksi
masyarakat tetapi justru semakin memperunyam keadaan.
"Aparat sebaiknya segera mengevaluasi diri dan mengubah strategi pengamanan
yang dilakukan di Poso," katanya. Alam juga sekaligus mengklarifikasi berita
Pembaruan (17/11) yang menyebutkan Oranje Tadjodja (Bendahara Majelis Sinodo
GKST ) tewas dengan mayat terpotong-potong. "Saya tidak pernah menyebutkan hal
itu, saya hanya melihat wajahnya yang rusak," katanya. (128)
Last modified: 1/12/03
|