ANTARA, Mar 08 2006 14:49
Potensi air baku kota Ambon memprihatinkan
Ambon, (ANTARA News) - Dubes Belanda untuk Indonesia, Nicolaos van Dam,
memprihatinkan potensi air baku kota Ambon yang semakin menipis seiring
maraknya pembangu! nan permukiman pada kawasan konservasi.
"Saya setelah berkeliling kota Ambon sejak 6 Maret lalu menyaksikan permukiman
dibangun pada lereng-lereng gunung yang merupakan kawasan konservasi air.
Kondisi ini sangatlah memprihatinkan bagi potensi air baku di masa mendatang bila
tidak ditangani serius," katanya ketika berdialog dengan Walikota Ambon, Jopie
Papilaja, Rabu (8/3).
Dubes Belanda menyatakan perlu memfasilitasi LSM internasional yang didonori
pemerintah Belanda untuk membantu pengembangan reboisasi.
"Sudah saatnya daerah 'kantong-kantong' cadangan air direboisasi dan diamankan
sehingga di kemudiaan hari tidak terancam kekurangan air bersih," tandasnya.
Dubes pun memandang perlu berdialog guna mendapatkan masukan dari pengelola
PT DSA di Ambon (perusahaan patungan Belanda-Pemkot Ambon) sehingga saat
kegiatan rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Belanda, dijadwalkan pekan
ketiga Maret mendatang, bisa dicari alternatif penanganan.
"Kami pun memrogramkan membantu pengembangan teknologi air bersih di kota
Ambon karena kenyataannya potensi air baku relatif rendah,"tambahnya.
Walikota Ambon, Papilaja, mengakui mengalami kesulitan dalam menertibkan
pembangunan permukiman di kawasan konservasi air pasca konflik sosial sejak 1999
lalu.
"Penertiban/larangan sudah dilakukan. Namun, tidak efektif karena warga bersikeras
mereka membangun pada lahan yang menjadi hak ulayat melalui hibah atau dijual
pemilik," tegasnya.
Walikota mengakui, kondisi air baku di kota Ambon saat ini sangat memprihatinkan
sehingga masyarakat mengeluhkan PDAM setempat soal distribusi air bersih yang
kurang lancar.
"Mereka umumnya menyalahkan PDAM. Tapi, tidak menyadari bahwa akibat ulah
membangun permukiman baru pada kawasan konservasi sehingga merusak
'kantong-kantong' cadangan air," ujarnya.(*)
LKBN ANTARA Copyright © 2005
|