Bali Post, Rabu Paing, 1 Maret 2006
Al-Qaeda Danai Bom Bali
* Muklas Kurirnya
Jakarta (Bali Post) - Meski jaringannya berantakan pascamenghilangnya Osama bin
Laden yang merupakan pimpinan tertingginya, ternyata jaringan teroris Al-Qaeda
masih mampu menyuplai dana bagi kegiatan terorisme di seluruh dunia. Bahkan,
menurut Mabes Polri, jaringan teroris kelas wahid ini merupakan penyuplai dana bom
Bali II.
''Dananya dikirim melalui kurir, hand to hand, bukan transfer. Kurirnya ketemu
(dengan orang yang dikirimi uang), uangnya dari Al-Qaeda, head of Al-Qaeda,''
ungkap Kepala Unit Cyber Crime Direktorat I Keamanan dan Kejahatan Transnasional
Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri Kombes Pol. Petrus Reinhard Golosse
dalam sebuah seminar internasional pemberantasan kejahatan, di Jakarta, Selasa
(28/2) kemarin.
Golosse mengakui dana yang dikirimkan itu tidak hanya dipakai untuk membiayai
peledakan bom Bali II. Dana yang sama juga dipakai untuk meledakkan bom di Hotel
JW Marriott dan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia beberapa waktu sebelumnya.
''Pengiriman dana yang pertama ada di tangan Muklas (terpidana mati kasus bom Bali
I-red). Al-Qaeda kirim lewat Khalid Syeh Muhammad, lalu Khalid Syeh Muhammad
mengirim ke Thailand, kemudian dari Thailand dibawa ke Malaysia, dan dari Malaysia
dibawa ke sini,'' urai mantan Kepala Unit Cyber Crime Polda Metro Jaya ini sambil
menambahkan, sebagian dana itu dikirimkan melalui Abdullah Sonata, yang saat ini
tengah menjalani proses hukum.
Di Indonesia, lanjut Golosse, dana itu sebagian diberikan kepada gembong teroris
Azahari bin Husin untuk digunakan dalam sejumlah aksi pengeboman. Bahkan,
hingga akhir hayatnya, perangkai bom asal Malaysia itu masih membawa sejumlah
uang. ''Mengenai jumlahnya, adalah,'' elak Golosse yang mendapatkan kenaikan
pangkat istimewa menjadi kombes setelah turut terlibat dalam pelacakan Azahari
yang berakhir dengan tewasnya tokoh teroris itu di Batu, Malang (Jawa Timur)
beberapa waktu lalu itu.
Sebagian dana lainnya, sambung Golosse, sudah dikirimkan ke Filipina (untuk
membiayai pelatihan militer anggotanya yang dikirimkan melalui kurir. Sebagian lagi
masih di sini (di Indonesia) dan sudah tertangkap,'' tandas polisi yang mendapatkan
pelatihan mengenai cyber crime di berbagai negara ini. (kmb5)
|