Banjarmasin Post, Sabtu, 04 Februari 2006 02:30:56
Noordin Bidik Pulau Jawa
3 Tersangka dilepas
Jakarta, BPost
Setelah dinobatkan menjadi pimpinan Tandzim Qoedatul Jihad (TQJ) di kawasan
Melayu, Noordin M Top terus menunjukkan taringnya. Jawa menjadi target sasaran
gembong teroris asal Malaysia ini.
"Sasaran operasi di Jawa. Tetapi tidak bisa diungkapkan di sini," ungkap Wakadiv
Humas Mabes Polri Brigjen Pol Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Jumat
(3/2).
Terkait dengan targetnya itu pula, Anton memastikan Noordin masih berada di Jawa
Tengah. "Dia mau lari ke mana," ujarnya.
Dijelaskan Anton, terkuaknya kepemimpinan Noordin di tandzim qoedatul jihad
terbongkar dari dokumen yang ditemukan di rumah Anis di Semarang. Dokumen itu
dibuat 6 bulan sebelum bom Bali II.
"Selain itu dalam dokumentasi tersebut Noordin membuat website yang fungsinya
agar bisa disebarluaskan ke luar negeri," ujarnya
Dalam kesempatan ini, Anton juga mengatakan TQJ dibentuk enam bulan sebelum
terjadinya peledakan Bom Bali II, 1 Oktober 2005 lalu. "Dari keterangan para
tersangka yang telah ditahan, TQJ ini ternyata dibentuk enam bulan sebelum Bom
Bali II," katanya.
Sampai saat ini, imbuh Anton, polisi sudah menetapkan 12 orang tersangka, empat
ditahan di Polda Bali dan delapan di Polda Jawa Tengah. Keempat tersangka pelaku
terorisme yang tertangkap di Polda Bali yakni, M kholili alisa Yahya, Anif
Solchanudin, Abdul Aziz, dan Dwi Widiarto alias Wiwid.
Sedangkan delapan tersangka lainnya yang ditahan di Polda Jateng adalah Aditya
Triyoga alias Suryo, Ardi Wibowo bin Ahmad Sujak alias Dedi, Joko Suroso alias
Joko Padang, Sri Puji Mulyo Susanto bin Sarwono, Wawan Suprihatin alias Ari,
Subur Sugiarto alias Abu Mujahid, Joko Wibowo alias Abu Sayab, dan Hari Setya
Rahmadi alias Jay.
Sementara tiga pelaku yang sebelumnya ditangkap tim gabungan detasemen khusus
Mabes Polri dan Polda Jateng yakni Ibnu, Catur, dan Prapto telah dipulangkan sejak
29 Januari lalu, namun tetap dikenai hukuman wajib lapor.
Dalam kesempatan itu, Anton menambahkan bahwa Hari Setya Rahmadi pernah
menjemput Noordin M Top di wilayah Jawa Tengah, sedangkan Wawan Suprihatin
selain terlibat aksi perampokan dengan Subur di sebuah toko handphone di
Pekalongan, Jateng pada September 2005, juga pernah menyembunyikan informasi
mengenai aksi terorisme yang dilakukan oleh Dr Azahari.
Anton juga mengungkapkan TQJ yang pendiriannya juga melibatkan Dr Azahari itu
saat ini sudah tidak mempunyai kekuatan lagi.
"Namun dengan demikian ada sasaran operasi baru, yang kami tidak bisa
menyebutkan lokasinya," katanya.
Sementara itu Densus 88 Antiteror berhasil menganalisis metode komunikasi yang
saat ini digunakan oleh kelompok Noordin M Top. Mereka menggunakan metode
komunikasi masyarakat konvensional dengan kurir.
Seorang perwira Densus mengatakan, untuk mengelabui polisi, ‘kaki tangan’
menyampaikan pesan kepada Noordin M Top, melewati empat sampai lima
penghubung. "Dalam berkomunikasi mereka gunakan sistem empat hingga lima
tangga," kata perwira tersebut. dtc
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
|