The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Cenderawasih Pos


Cenderawasih Pos, Selasa, 28 Februari 2006

Minta Freeport Ditutup
Longmarch Abe-Jayapura, Arus Laulintas Macet

JAYAPURA-Meski persoalan Freep! ort dengan massa pendulang emas tradisional di Mile 72 Tembagapura telah berakhir damai, namun demo protes terhadap Freeport masih terus belanjut. Seperti yang terjadi di Kota Jayapura (Kantor DPRP) dan Jakarta (Kantor Freeport).

''Tutup..Freeport...Tutup Freeport'' itulah pekikan suara para demonstran yang tergabung dalam Solidaritas Rakyat Papua (SRP) untuk kasus Timika yang dikoordinir oleh Markus Halluk dan Selsius Bobby, ketika mereka unjuk rasa ke Kantor DPRP (Dewan Perwakilan Rakyat Papua), Senin (27/2) kemarin.

Sebelum tiba di halaman Kantor DPRP, massa dengan kekuatan kurang lebih 500-an orang itu, sebelumnya berkumpul di lingkungan kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) Abepura yang kemudian melakukan aksi longmarch dengan berjal! an kaki, sehingga baru tiba di jantung Kota Jayapura tepat pukul 15.00 WIT.

Aksi demo kali ini, berbeda dengan aksi demo sebelumnya mengingat sebelum memasuki dan menduduki gedung para wakil rakyat itu, massa terlebih dahulu melakukan longmarch dengan berjalan kaki kurang lebih 20 Km (Abepura-Jayapura).

Arus lalulintas Abepura-Jayapura pun macet total. Ratusan massa yang terdiri dari elemen mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Jayapura dengan berjalan kaki, terus melakukan orasi. Bahkan dalam perjalanan mereka memenuhi badan jalan.

Massa tak hanya menggelar orasi secara bergantian sambil jalan, namun mereka ! juga sempat menutup jalan raya jalur Abepura-Waena (Jalan Menuju Bandara Udara Sentani). Akibatnya jalur tersebut lumpuh total, tak ada satupun kendaraan yang bisa lewat yang kurang lebih berlangsung selama 1,5 jam. Massa sendiri menutup jalan sejak pukul 10.30 WIT sampai pukul 12.00 WUT lalu menuju Kantor DPRP dengan long march.

Sebelum menuju Kantor DPRP, mereka menggelar orasi secara bergantian di tengah ruas jalan raya, baik jalur kanan maupun jalur kiri ditutup. Mereka membentangkan sejumlah spanduk dan membawa pamflet. Ada beberapa dari massa ini menggunakan pakain khas Papua.

Orasi yang dilakukan secara bergantian ini mengutuk pengusiran yang dilakukan oleh sekurity PT Freeport dan aparat kepolisian bebera waktu yang lalu di Mile-72. ! Mereka tetap bersikukuh meminta supaya perusahaan raksasa itu ditutup karena dinilai telah merugikan masyarakat Papua, khususnya masyarakat setempat. Baik dari segi pembagian keuntungan maupun soal limbah.

"Kami minta supaya PT Freeport Indonesia segera ditutup karena tidak memberikan kontribusi terhadap masyarakat Papua. DPRP harus menggelar sidang istimewa supaya aspirasi kami segera ditindaklanjuti," kata Markus Haluk yang sambut tepuk tangan oleh ratusan massa sambil berjalan.

Yang menarik lagi, setelah sampai di jantung kota Jayapura, massa terlebih dahulu mengelilingi kota melewati Jalan Achmad Yani, Jalan Percetakan, dan Jalan Samratulangi, baru masuk di halaman DPRP Provinsi Papua. Mestinya sebagaimana demo-demo sebelumnya, mereka bisa langsung masuk halaman Kantor DPRP dengan potong jalan di kawasan Taman Imbi.

Dari pantauan Cenderawasih Pos, dengan membentangkan sejumlah spanduk dan pamflet, massa terus berjalan sambil berlari lari kecil dan meneriakkan yel - yel ''Tutup Freeport''.

Berbagai aspirasi yang dituangkan dalam spanduk itu antara lain Freeport jangan usir kami dari tanah leluhur kami, Freeport Go to heel, Freeport kalau sudah makan daging jangan makan tulang lagi, Freeport jangan kau usir para pendulang liar karena tanah dan tambang yang kau ambil itu milik leluhur kami serta berbagai aspirasi lainnya yang intinya meminta Freeport ditutup selamanya.

Setelah berhasil menduduki DPRP yang dijaga oleh puluhan pasukan anti hura hara dari satuan Brimobda Papua, massa dengan tenang mengikuti setiap orasi yang dilakukan oleh perwakilan senat dan berbagai organisasi kemasyarakatan lainnya.

Koordinator unjuk rasa, Markus Haluk, dalam orasinya memninta agar rakyat Papua menyatukan barisan dan langkah untuk melakukan aksi meminta agar PT Freeport ditutup. "Rakyat Papua harus bersatu menyuarakan PT.Freeport ditutup, karena kehadiaranya tidak membawa kesejahteraan bagi rakyat Papua, tapi sebaliknya kehadiran PT.Freeport telah menimbulakan banyak korban jiwa,"tegasnya.

Perwakilan yang lain, Selsius Bobby berorasi agar Pemerintah Indonesia dan Amerikan untuk menseriusi persoalan di Timika. "Pemerintah Indonesia dan Amerika harus menseriusi persoalan Timika, mengingat sejarah membuktikan bahwa Papua berintentegrasi masuk NKRI karena PT.Freeport,"katanya penuh semangat.

Setelah melakukan aksi orasi secara bergantian, massa di bawah pimpin Markus Haluk melakukan ritual panah babi yang menandakan tekad rakyat Papua untuk menutup PT.Freeport telah bulat.

Usai ritual panah babi yang dilakukan oleh Markus Haluk, aksi ditindaklanjuti dengan mendengarkan arahan dari para wakil rakyat yang diwakili oleh beberapa anggota DPRP diantaranya Yance Kayame, Derek Pakage SIP, Ramses Walli, Henny Arobaya dan Miriam Ambolon.

Yance Kayame di depan para demonstran mengatakan, mengingat masalah Freeport cukup serius, maka DPRP dalam waktu satu dua hari kedepan ini akan segera melakukan sidang Paripurna Istimewah untuk membahas masalah ini.

''Kami di DPRP dalam waktu satu dua hari kedepan akan segera melakukan sidang paripuran untuk membahas permasalahan ini, jika dalam satu dua hari ini belum juga dilakukan sidang paripuran, maka massa dizinkan kembali melakukan aksi demo dan menduduki gedung DPRP ini,"ungkapnya.

Sekadar diketahui, hingga berita ini diturunkan (Pukul 22.00 WIT), massa masih terus bertahan dan menduduki gedung DPRP. (and/ito)

All Rights Reserved 2004. Cenderawasihpos.com
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/lokkie2005
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044