Cenderawasih Pos, Selasa, 11 April 2006
Pos TNI di Wembi Diserang, 4 Tewas
*Dua dari Anggota TNI, 2 Penyerang, Satu Masiswa Poltekes Luka Parah
JAYAPURA - Masih tergiang dalam ingatan kita betapa menyedihkan kasus bentrok
di Jalan Raya Sentani, tepatnya di depan Kampus Universitas Cenderawasih
Jayapura, 16 Maret lalu yang mengakibatkan 4 anggota Brimob dan seorang anggota
TNI AU tewas. Tragedi yang menyedihkan kembali terjadi, namun kali ini bukan
karena demo, melainkan akibat adanya penyerangan secara tiba-tiba yang diduga
dilakukan oleh kelompok separatis terhadap sebuah Pos TNI 509 Kostrad (dari
Jember Jawa Timur) yang berada di Desa Wembi Distrik Arso Kabupaten Keerom
(Kabupaten baru, pemekaran dari Kabupaten Jayapura). Kasus penyerangan ini
terjadi Senin (10/4) sekitar pukul 12.30 WIT, sesaat setelah anggota TNI melakukan
kegiatan pengamanan kegiatan pengobatan massal yang dilaksanakan di Puskesmas
Pembantu (Pustu) Desa Wembi, tidak jauh dari Pos TNI 509 Kostrad tersebut.
Pengobatan massal tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan mahasisa
Politeknik Kesehatan (Poltekes) Jayapura yang sedang melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di Desa Wembi.
Akibat penyerangan ini setidaknya dua orang anggota TNI tewas karena dianiaya oleh
kelompok penyerang itu menggunakan senjata tajam. Yaitu Sertu Basori Ahmad yang
meninggal dunia karena luka di kepala hingga isi otak keluar dan kedua tangannya
putus. Kemudian Pratu Sukarno, meninggal diduga akibat luka parang dan tangan
kanan dan tangan kirinya hampir putus. Selain anggota TNI, 2 orang masyarakat yang
belum diketahui identitasnya juga meninggal dunia akibat luka hancur di kepalanya.
Keempat jenazah ini sementara di semayamkan di RS Marthen Indey, Aryoko,
Jayapura.
Selain itu, seorang anggota TNI yang bernama Kopda Sugi Haryono mengalami luka
berat dan kritis, kini dirawat di RS Marthen Indey, Aryoko, Jayapura. Termasuk juga
seorang mahasiswa Politeknik Kesehatan (Poltekes) Jayapura,Yosep Timesela (22)
yang saat kejadian berada di Pos TNI tersebut terkena tembak di bagian bahu
kanannya. Belum diketahui secara pasti, siapa yang melakukan penembakan.
Namun dari informasi yang Cenderawasih Pos peroleh di lapangan menyebutkan,
mahasiswa ini diduga terkena tembak oleh kelompok masyarakat yang melakukan
penyerangan. Sebab yang melakukan penyerangan itu jumlahnya sekitar 20 orang
lebih dan mereka bersenjata, baik dalam bentuk parang, panah maupun senjata
lainnya.
Salah seorang Dosen Poltekes Jayapura, Rifai, saat ditemui Cenderawasih Pos di
RSUD Abepura tadi malam menceritakan, sehari sebelum kejadian (Minggu, 9/4),
mahasiswa Poltekes yang sedang melakukan praktek lapangan di Desa Wembi itu
melakukan musyawarah bersama masyakat setempat termasuk dari TNI terkait
persiapan terakhir pelaksanaan pengobatan massal yang dilaksanakan Senin (10/4)
kemarin yang dipusatkan di Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Wembi.
Dalam pelaksanaannya, mulai pagi hari sekitar pukul 09.00 WIT masyarakat cukup
antusias mengikuti pengobatan massal tersebut. Sekitar pukul 12.30 WIT pengobatan
massal selesai dan para mahasiswa dan petugas lainnya istirahat untuk makan
siang. Sebelum makan siang, ada mahasiswa yang hendak pulang, sehingga dua
mahasiswa berjalan kaki menuju Pos TNI 509 Kostrad untuk minta tolong ke anggota
TNI guna memesan tukang ojek. Sebab seperti biasanya, anggota TNI akan
memanggil rekannya di pos lain yang berdekatan dengan tukang ojek. Setelah pesan
ojek, seorang mahasiswa kembali ke Pustu, sedangkan seorang mahasiswa yang tak
lain adalah Yosep T (22) masih berada di Pos TNI itu sambil ngobrol-ngobrol dengan
anggota TNI di pos tersebut.
Pada saat itulah, lanjut Rifai, tiba-tiba terjadi penyerangan yang dilakukan
sekelompok massa bersenjata yang disebutnya kelompok pengacau. Sehingga
mengakibatkan empat orang tewas dan dua orang kritis.
Setelah berlangsung penembakan itu, anggota TNI sempat melakukan pengejaran
terhadap para pengacau tersebut, namun ia tidak tahu hasilnya, apakah ada
kelompok pengacau yang tertangkap atau tidak.
Sementara beberapa saat setelah kejadian, para korban kemudian langsung
dievakuasi menuju Kota Jayapura. Sedangkan para mahasiswa yang sedang praktek
lapangan di desa Wembi itu sebanyak 21 mahasiswa juga dievakuasi ke Polsek Arso
Kota, Kabupaten Keerom.
Terkait kejadian ini, besok pagi (pagi ini,red) sekitar jam 07.00 WIT pihak akan
menarik mahasiswa yang praktek lapangan itu.
Termasuk mahasiswa lainnya yang totalnya sekitar 200 mahasiswa praktek lapangan
tersebar di beberapa desa di Kabupaten Keerom juga akan ditarik. "Kita sudah
sepakat, besok pagi mereka akan ditarik," tegasnya tadi malam.
Mereka baru saja terjun pratek lapangan sejak Senin (3/4) lalu. Namun baru satu
minggu berjalan ada tragedi ini, sehingga demi keamanan, para mahasiswa tersebut
akan ditarik ke kampus.
Versi Kodam
Peristiwa penyerangan POS TNI dan mahasiswa Poltekes di Wembi ini juga
dibenarkan Kapendam XVII/Trikora, Letnal Kolonel CAJ GT. Situmorang. Dikatakan,
kelompok bersenjata diperkirakan sejumlah 30 orang, Senin (10/4) kemarin
menyerang pos TNI dan mahasiswa yang sedang melakukan praktek kerja lapangan
(PKL) di Kampung Wembi, Distrik Wembi Kabupaten Keerom.
Kelompok bersenjata yang diduga kuat sebagai gerakan separatis Papua, menyerang
pos TNI di perbatasan RI-PNG, sekitar 70 kilometer dari Jayapura itu dengan senjata
dari jenis AK 47, pistol mitraleur, double loop, panah, parang dan kampak.
Akibat serangan yang dilakukan sekitar pukul 12.30 WIT itu, dua prajurit TNI dari
Satgas Yonif 509/Kostrad gugur, satu kritis dan seorang mahasiswa luka parah. Dua
orang dari pihak penyerang tewas.
Letnan Kolonel Caj G.T. Situmorang menjelaskan, siang hari itu di lokasi kejadian
sedang berlangsung kegiatan bakti kesehatan kepada rakyat setempat.
"Siang itu sedang berlangsung bakti kesehatan dari mahasiswa Politeknik Kesehatan
yang dibantu Satgas Yonif 509/Kostrad" kata Kapendam Situmorang.
Tiba-tiba, katanya, ada serangan bersenjata kepada prajurit di pos dan mahasiswa
yang sedang KKL yang meyebabkan jatuhnya korban itu.
Kedua anggota TNI yang tewas adalah Sertu Basori Ahmad dan Pratu Sukarno.
"Pada jenasah mereka berdua terdapat luka bacok di kepala. Kepala Basori dibacok
tiga kali, di leher terdapat satu luka bacok dan semua jari tangannya putus" kata
Kapendam Situmorang.
Pratu Sukarno, lanjutnya, mengalami luka bacok pada leher bagian belakang dan
tangan kirinya putus.
Prajurit yang kritis, Kopda Sugik Haryono, kini dirawat secara intensif di Rumah Sakit
Tingkat III Marthen Indey, Jayapura. Ia dievakuasi bersama-sama dengan korban
lainnya dengan helikopter milik TNI.
Mahasiswa yang luka parah adalah Yosef, 21 tahun. Mahasiswa Poltekkes Jayapura
itu menderita luka di bagian bahu. Dia sempat dibawa ke Rumah Sakit Dian Harapan
Waena dan kemudian dirawat intensif di Rumah Sakit Abepura. Yosef dievakuasi
Polres Keerom lewat jalan darat.
Sementara itu, identitas kedua korban tewas dari pihak penyerang, sampai saat ini
belum diperoleh.
Lebih lanjut Letkol Situmorang mengatakan, korban dari TNI dan kelompok separatis
itu saat ini berada di Rumah Sakit Tingkat III Marthen Indey. Petugas kesehatan dari
rumah sakit itu segera memberikan tindakan-tindakan medis kepada korban.
Menyikapi serangan, pada hari itu juga aparat pertahanan di sana segera melakukan
pengejaran kepada penyerang yang diduga kuat sebagai separatis Papua
itu.(fud/yom)
All Rights Reserved 2004. Cenderawasihpos.com
|