The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

detikcom


detikcom, Rabu, 01/02/2006 18:21 WIB

16 Nama Otak Kerusuhan Poso Disetor ke Mabes Polri

Nurfajri Budi Nugroho - detikcom

Jakarta - 16 Nama yang dianggap sebagai otak kerusuhan Poso jilid III tahun 2000 disetorkan ke Mabes Polri. Mereka dianggap telah melakukan tindak pidana melanggar pasal 187, 338, 340 dan 351 KUHP tentang pembunuhan dan penganiayaan.

"Mereka oleh warga Poso yang dikenal dengan nama kelompok merah," kata Roy Rening usai memberikan laporan kepada Bareskrim Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (1/2/2006).

Roy merupakan koordinator pengacara 3 terpidana mati kasus kerusuhan Poso jilid III tahun 2000, yakni Fabianus Tibo, Dominggus da Silva, dan Marinus Riwu.

Tim pengacara dari Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (Padma) Indonesia ini menyampaikan 16 nama tersebut kepada Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Makbul Padmanegara.

Ke 16 orang tersebut adalah Janis Simangunsong, Paulus Tungkanan, Angki Tungkanan, Lempa Delli, Erik Rombot, Yahya Patiro, Sigilipu, Ladue, Obet Tampay, Sarjun, Heri Banidi, Guntur Saridji, Ventje Angkau, Theo Mandayo, Son Ruwagadi, dan Base Lateka.

Roy menceritakan keterkaitan antara Janis dengan Tibo dalam kerusuhan tersebut. Dituturkan, pada pertengahan Mei 2000, Janis yang mengaku sebagai utusan dari Tentena medatangi Tibo di Morowali dan mengatakan Gereja Katolik Santa Theresia di Poso akan dibakar, selain itu pastor serta anak-anak penghuni panti asuhan akan dibunuh oleh kelompok putih.

Tibo yang anaknya berada di panti asuhan langsung menuju Poso bersama Marinus dan Dominggus serta yang lainnya hingga saat terjadinya kerusuhan.

"Karena kerusuhan tersebut, mereka tidak bisa kembali, karena dihadang pasukan. Akhirnya mereka terpeta konflik dalam kasus ini," tuturnya.

Roy menambahkan, ada upaya untuk melibatkan kaum transmigran oleh otak kerusuhan dalam konflik Poso ini. "Tibo itu transmigran dari NTT dan tinggal di Morowali telah 30 tahun. Dia itu petani dan jempolnya putus. Bagaimana dia pegang parang untuk membunuh?" cetus Roy.

Ketika ditanya wartawan, apakah ada aparat keamanan yang terlibat dalam kerusuhan, Roy membenarkan hal itu. Namun dia tidak bersedia menjelaskan apakah berasal dari TNI atau Polri. "Ada indikasi ke arah situ. Dari dokumen yang kami sampaikan, pokoknya aparat keamanan," ungkapnya singkat. (ndr)

Baca juga:
Bawa Novum, Keluarga Terpidana Mati Poso Datangi Polri
Pelaku Penembakan Kapolres Poso Sudah Tercium
Solidaritas Poso Minta Hukuman Mati Tibo Cs Dibatalkan
Kapolres Poso Ditembak, Kinerja Satgas & Koopskam Tak Efektif

© 2005 detikcom, All Rights Reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/lokkie2005
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044