DEWA, 13 Mar 2006
Uskup Desak Polda Tuntaskan Kasus Penikaman Suster
Ambon, Dewa - Uskup Diosis Amboina, Mgr. P.C. Mandagi, mendesak Polda Maluku
segera mengusut tuntas kasus penikaman Suster Puteri Bunda Hati Kudus (PBHK)
Yermina Yamlean, yang tewas ditikam orang tak dikenal.
Pernyataan itu disampaikan Uskup Diosis Amboina, Mgr. P.C. Mandagi, melalui
Vikaris Jenderal Keuskupan Amboina, Pastor Jonas Atjas, saat upacara pemakaman
alamarhumah suster Yermina Yamlean, di pekuburan kesusteran Ahuru, desa Batu
Merah, Minggu Sore (12/3).
Kasus tewasnya suster Yermina Yamlean, menurut Pastor Jonas Atjas, peristiwa
dimaksud hendaknya dilihat sebagai peristiwa iman. Keadilan harus tetap ditegakkan,
karenanya kewenangan penuh ada pada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas
kasus tersebut.
Uskup menghimbau seluruh umat Katholik di Maluku, hendaknya arif dan bijaksana
serta tidak anarkis dalam menyikapi kasus tersebut.
"Uskup berpesan agar umat Khatolik tidak anarkis dalam melihat masalah ini dan
memberikan sepenuhnya kewenangan kepada kepolisian dan tentu Uskup sangat
mengharapkan supaya biara-biara juga dilindungi. Jangan sampai terjadi hal-hal sepeti
ini di masa mendatang. Soal teror ini diluar prediksi kami, karena kami belum sampai
pada tahap itu. Kami akan menyerahkan itu kepada kewenangan kepolisian untuk
melihat subtansi permasalahan bahwa hal ini terjadi di biara itu, realitas. Tetapi motif
dibalik itu, diluar kemampuan kami,"jelasnya.
Sementara itu, Suster Brigitta Renyaan, usai upacara pemakaman alamarhumah
suster Yermina Yamlean mengatakan, dua minggu sebelum peristiwa itu terjadi. Ia
sempat berkomunikasi dengan suster Yermina. Bahkan almarhumah berpesan,
sebagai pelayan umat dalam mengemban misi kemanusiaan, akan diperhadapkan
dengan resiko kematian.
"Dua minggu lalu, saya pernah mengungkapkan secara berkelakar dengan pekerjaan
dan perjuangan sesuai doa kami setiap hari untuk negara dan bangsa untuk
perdamaian dan keadilan di dunia dan khususnya kita di daerah Maluku, ia
mengingatkan bekerja dengan setia, memang pekerjaan berjuang untuk keadilan,
kebenaran dan perdamaian, tentu punya resiko besar,"ujarnya.
Suster Brigitta menambahkan, suster Yermima mengharapkan supaya kami tetap
maju terus, bekerja dan ia sendiri mengatakan bahwa mungkin pekerjaan untuk
memperjuangkan keadilan dan kebenaran membutuhkan resiko dan mungkin akan
korban nyawa.
"Dia juga katakan kepada saya, bahwa anda selama ini cukup banyak berbicara,
banyak terlibat untuk memperjuangkan situasi keadilan dan suatu saat anda banyak
bicara, orang bisa marah dan orang mencari anda. Tetapi dia katakan saya yakin
orang tidak menemukan anda, tetapi saya barangkali akan menerima apa yang
diperjuangkan anda. Saya sudah siap, anda satu saat dicari tetapi bukan anda yang
akan mendapat itu, tetapi saya. Dia katakan saya sudah siap, mati pun seperti
Yesus, hatiku ditikam juga seperti Yesus, saya juga sudah siap. Karena itu saya
begitu terkejut ketika menerima kabar dia betul ditikam dan saya langsung ingat
kata-katanya,"jelasnya.
Suster Brigitta Renyaan menilai, kasus penikaman terhadap Suster Yermina Yamlean
merupakan suatu bentuk tindak kekerasan terhadap kaum perempuan.
Menyangkut indikasi kasus teror terhadap insiden dimaksud, ia tidak banyak
berkomentar. Justru pengungkapannya membutuhkan profesionalisme dari aparat
penyidik menindaklanjutinya.
Suster Brigitta mengakui, dua hari sebelum peristiwa penikaman suster Yermina
Yamlean, sejumlah biara di Kota Ambon diantaranya di desa Passo, Benteng dan
Batu Meja, pernah kedatangan orang tak dikenal yang menyusup masuk di kompleks
biara dengan alasan tertentu.
Karenanya ia menilai, kasus tewasnya suster Yamlean di biara suster PBHK jalan
Pattimura, merupakan puncak dari berbagai peristiwa yang terjadi di sejumlah biara di
Kota Ambon. [D5W]
|