HarianKomentar.Com, 04 March 2006
'Sulut Merdeka' Berhembus di Kantor Dewan
Terkait dengan adanya upaya kelompok tertentu yang berupaya memberlakukan
Syariat Islam (SI) dan SKB soal perizinan tempat ibadah, Jumat (03/03) kemarin,
sejumlah tokoh masyarakat kembali mencetuskan wacana Sulut merdeka, atau akan
mendirikan negara Sulut.
Bertempat di Kantor DPRD Sulut, sejumlah tokoh masyarakat Sulut di antaranya
Dolfie Maringka, Revly Pesakh, Franky Mocodompis, John Suoth, Vanny Loupatty,
Jeffrey Sorongan, Victor Manuel, Ruby Korompis, Argemiro Manimpurung
menegaskan, apabila upaya penindasan atau peniadaan Umat Kristen terus
berlangsung dan Indonesia menjadi negara Islam, maka Sulut akan keluar dari NKRI.
Dikatakan, agar NKRI tetap utuh maka pemerintah harus mencabut SKB Mendagri
dan Menag No 1/1969. Selain itu dituntut agar tidak ada lagi tindakan penutupan dan
pembongkaran gereja.
Pasalnya, agama lain yang minoritas di Sulut tak pernah diberlakukan secara kasar
apalagi anarkis oleh jemaat mayoritas.
Sementara di daerah lain terjadi berbagai tindakan yang merugikan Umat Kristen
tanpa adanya tindakan tegas oleh pemerintah.
Pada kesempatan itu, puluhan warga yang menyampaikan aspirasi di halaman kantor
dewan meminta kepada legislator Drs Edison Masengi, James Karinda SH, Drs Jus
Tumurang bahkan Ketua DPW Partai Keadilan Sejahterah (PKS) Sulut Abid
Takalamingan SSos untuk naik di atas truk bersama-sama dengan anggota dewan
dari Partai Damai Sejahtera (PDS), Yanny Kopalit, Sybert Maki STh, Belhein Ninia
STh, dan Siska Tangkulung SH.
Membawakan orasi pertama kali, Drs Edison Masengi mengatakan Fraksi Partai
Golkar menilai semua warga berhak untuk memeluk agama. Sehingga pihaknya
sangat mendukung aspirasi yang menolak semua bentuk penindasan. Usai itu,
Masengi membawakan lagu rohani diiringi musik dari sound system di atas truk
layaknya KKR.
Setelah didaulat membawakan orasi, Abid Takalamingan SSos mengatakan, dirinya
akan melanjutkan aspirasi tersebut ke DPP PKS, dalam hal ini Ketua MPR RI.
"Islam tak mengajarkan tindakan anarkis. Itu perbuatan yang terkutuk. Jadi semua
umat berhak menjalankan agama yang dianutnya. Aspirasi daerah tentunya harus
diperhatikan pemerintah pusat," ucapnya dan langsung mohon pamit untuk
sembayang Jumat.
Sementara anggota dewan lainnya pada intinya mendukung mengenai menolak
penindasan dan besarnya peran negara dalam mencampuri urusan kepercayaan
warga negara.
"Kami akan mengambil langkah politis untuk menyurati pemerintah pusat bahwa
Sulut menolak bentuk-bentuk penindasan agama," ujar James Karinda SH.
Selain menyampaikan orasi, aksi damai juga menyuguhkan lagu-lagu rohani yang
dilantunkan oleh sejumlah penyanyi antaranya Jane Maringka dan pelawak Cipan
setelah sebelumnya sempat melawak dengan topik celoteh dan kritikan terhadap
lemahnya kinerja pemerintah pusat dalam menjaga kerukunan antar-umat beragama.
"Ini baru awal dari perjuangan. Jika aspirasi kami tak diperhatikan, aksi berikutnya
akan semakin besar dan kuat," teriak Dolfie Maringka, Revly Pesakh, Ranky
Mocodompis di akhir aksi mereka.(tru)
© Copyright 2003 Komentar Group. All rights reserved.
|