The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Indopos


Indopos, Selasa, 04 Apr 2006

Disambut Hangat di Melbourne

[PHOTO: BENTANGKAN BINTANG KEJORA: Luapan kegembiraan ditunjukkan 42 warga Papua begitu mendarat di Bandara Melbourne, Australia, kemarin.]

MELBOURNE - Kesejukan pada suhu 15 derajat celcius di kota Melbourne akhirnya bisa dinikmati 42 WNI asal Papua yang mencari suaka politik ke Negeri Kanguru.

Kemarin penerima temporary visa (visa sementara) dari Departemen Imigrasi Australia (DIMA) itu mendarat di Melbourne setelah terbang dari Pusat Tahanan Imigrasi Australia di Christmas Island.

Begitu menginjakkan kaki di tangga keluar pesawat, raut muka gembira terpancar di wajah anggota kelompok separatis Papua Barat tersebut. Mereka berpelukan, tersenyum, dan serempak menyanyikan lagu bernuansa separatisme. Begitu pula saat menginjakkan kaki di bandara Melbourne, mereka langsung meneriakkan kata-kata merdeka dalam bahasa Inggris. Bukan hanya itu, mereka juga membentangkan bendera Bintang Kejora, simbol kemerdekaan Papua Barat.

Sebetulnya ada 43 warga Papua yang mencari suaka ke negeri pimpinan John Howard itu. Namun, satu orang belum mendapatkan visa. Dengan demikian, yang kemarin bisa terbang ke Melbourne hanya 42 orang. Satu orang masih tetap di Christmas Island sambil menunggu keputusan DIMA apakah dia juga bisa mendapatkan visa. Dengan mengantongi visa itu, ke-42 warga Papua tersebut bisa tinggal hingga tiga tahun di Australia.

Herman Wainggai, juru bicara para pencari suaka itu, mengharapkan adanya penyelesaian damai atas keinginan kelompok mereka untuk merdeka. "Saya dan rekan-rekan saya ini datang ke Australia karena kami dalam tekanan pemerintahan militer Indonesia. Warga Papua Barat ingin merdeka," kata Herman dalam konferensi pers mendadak di bandara kemarin.

Kepada para wartawan, Herman mengaku pernah dua kali ditahan gara-gara mengibarkan bendera Bintang Kejora, bendera Papua Barat sebelum bergabung dengan RI pada 1963.

Sementara itu, David Manne, pengacara yang mendampingi ke-42 pencari suaka tersebut, mengatakan menyambut gembira keputusan pemerintah Australia yang mengakui keterangan-keterangan Herman dkk. "Para pencari suaka ini memang perlu dilindungi dari aksi brutal yang bertentangan dengan hak asasi manusia. Dan mereka ini mengalami aksi brutal itu selama bertahun-tahun," katanya.

Kedatangan ke-42 pencari suaka di Melbourne itu tentu semakin memperkeruh hubungan diplomatik Indonesia-Australia. Apalagi, pada saat Herman dkk tiba di Melbourne dengan segenap kegembiraan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta tengah menata ungkapan penuh kekecewaan. (fan/ap)

© 2003, 2004 Jawa Pos dotcom.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/lokkie2005
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044