The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Indopos


Indopos, Selasa, 11 Apr 2006

Papua Memanas, TNI Diserang, Dua Tentara, Dua Separatis Tewas

JAYAPURA - Situasi di Papua semakin menghangat. Belum tuntas tragedi Abepura yang menewaskan empat polisi dan satu TNI-AU, kemarin pos TNI di perbatasan Papua-Papua Nugini diserang sekelompok orang. Terjadi kontak senjata. Dalam insiden itu, dua TNI dan dua penyerang tewas. Seorang TNI dan seorang mahasiswa kritis.

Penyerangan itu terjadi di Desa Wembi, Distrik Arso, Kabupaten Keerom (kabupaten baru pemekaran dari Kabupaten Jayapura) pukul 12.30 WIT. Pos itu ditempati Satgas Yonif 509/Kostrad (dari Jember, Jawa Timur). Sementara itu, para penyerang diduga kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Saat itu, anggota TNI baru saja melakukan pengamanan pengobatan masal di Puskesmas Pembantu Desa Wembi, dekat pos TNI tersebut. "Siang itu sedang berlangsung bakti kesehatan oleh sekitar 22 mahasiswa Politeknik Kesehatan (Poltekkes) yang dibantu Satgas Yonif 509/Kostrad," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Trikora Letnan Kolonel Caj G.T. Situmorang.

Tiba-tiba, sekelompok orang menyerang secara membabi-buta. Ditengarai, mereka menggunakan senjata jenis AK 47, pistol mitraleur, double loop, panah, parang, dan kapak.

Dua anggota TNI tewas di tempat. Mereka adalah Sertu Basori Ahmad dan Pratu Sukarno. Pada kepala Basori terdapat tiga luka bacok, di leher satu luka bacok, dan semua jari tangannya putus. Sementara itu, Pratu Sukarno mengalami luka bacok pada leher bagian belakang dan tangan kirinya putus.

Kopda Sugik Haryono yang terluka parah dirawat di Rumah Sakit Tingkat III Marthen Indey, Aryoko, Jayapura. Dia dievakuasi bersama korban lain dengan helikopter milik TNI.

Mahasiswa yang luka parah adalah Yosef Timesela, 21. Peluru mengenai punggung belakang sebelah kanan dan bersarang di dalam dada. Dia dibawa ke Rumah Sakit Dian Harapan Waena, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Abepura. Yosef dievakuasi Polres Keerom lewat jalan darat.

Tadi malam, kondisi Yosef sudah membaik. Dia sudah bisa berkomunikasi dengan orang yang menungguinya, meski hanya dengan isyarat. "Yosef masih dirawat intensif dan akan terus dipantau perkembangannya," kata salah seorang perawat.

Informasi yang diperoleh Cenderawasih Pos (Grup Jawa Pos), Yosef diduga terkena tembak oleh sekelompok penyerang. Sebab, selain membawa panah dan parang, penyerang membawa senjata api.

Salah seorang dosen Poltekkes Jayapura, Rifai, yang ditemui di RSUD Abepura tadi malam menyebutkan, sehari sebelum kejadian (Minggu, 9/4), mahasiswa Poltekkes yang melakukan praktik lapangan di Desa Wembi bermusyawarah dengan masyarakat setempat dan TNI. Mereka membicarakan persiapan terakhir pengobatan masal yang dilaksanakan Senin (10/4) kemarin.

Kegiatan itu dilaksanakan di Puskesmas Pembantu Desa Wembi, sekitar 70 kilometer dari Jayapura. Pengobatan dimulai pukul 08.30 WIT. Masyarakat cukup antusias mengikuti kegiatan tersebut. Pukul 12.30 WIT, pengobatan baru selesai.

Para mahasiswa dan petugas lain istirahat makan siang. Selesai makan, ada mahasiswa yang hendak pulang. Dua mahasiswa berjalan kaki menuju Pos TNI 509 Kostrad untuk memesan ojek.

Biasanya, anggota TNI memanggil rekannya di pos lain yang berdekatan dengan tukang ojek. Setelah itu, seorang mahasiswa kembali ke puskesmas. Sementara itu, seorang lainnya, yang diketahui bernama Yosef, masih berada di Pos TNI. Dia mengobrol dengan anggota TNI.

Saat itulah, tiba-tiba terjadi penyerangan yang dilakukan sekelompok orang. Kontak senjata tak bisa dielakkan karena penyerang membabi-buta. Diduga, mereka sudah berbaur dengan masyarakat sejak pengobatan masal berlangsung.

"Kami diserang tiba-tiba saat mau membagi-bagikan nasi," tambah Gaat Wenda yang dibenarkan temannya, Alexander Tappi. Tadi malam, keduanya menunggui Yosef di rumah sakit.

Mereka melihat penyerang membawa senjata api. "Dia yang menembak kami," kata Gaat. Dia yakin, para penyerang itu adalah kelompok OPM. "Yang menyerang kita itu OPM. Tentara juga ditembak, ada juga yang dipotong," tambahnya.

Mahasiswa langsung dievakuasi ke Polsek Arso Kota. "Besok pagi (pagi ini, Red), sekitar pukul 07.00 WIT, kami akan rapat. Kemungkinan mahasiswa yang praktik lapangan akan ditarik," ujar Rifai.

Mahasiswa Poltekkes yang praktik lapangan itu sebenarnya sekitar 200 orang. Mereka tersebar di beberapa desa di Kabupaten Keerom. Mereka baru memulai kegiatan sejak Senin (3/4) lalu. (fud/ta)
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/lokkie2005
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044