The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Indopos


Indopos, Senin, 16 Jan 2006

Disita 236 Senjata Api
Digelar saat Pemulangan Yonkav 10 dari Poso

POSO - Senjata api ilegal yang selama ini dipegang oknum-oknum di Poso, Sulteng, ternyata sangat banyak. Kemarin Satgas TNI Situwu Maroso VII memperlihatkan ratusan senjata hasil sitaannya selama periode Juli 2005-Januari 2006. Ada senjata laras pendek, laras panjang, granat, bom, dan berbagai macam amunisi.

Senjata-senjata itu digelar setelah upacara pelepasan pasukan Yonkav 10/Serbu di halaman Makodim Poso. Rinciannya, 13 senjata api standar laras pendek, 206 senjata api rakitan laras panjang dan pendek, 1.327 amunisi berbagai kaliber, 12 bom rakitan, dan lima granat.

Dandim Poso Letkol Inf Indra Maulana Harahap selaku Dansatgas TNI Ops Sinmar VII Poso mengatakan, sebagian senjata itu ditemukan anggota dan sebagian diserahkan masyarakat. "Rupanya, masyarakat telah sadar sehingga menyerahkan sendiri barang-barang tersebut. Ini tidak terlepas dari pendekatan yang dilakukan satgas," tambahnya sesudah upacara.

Senjata-senjata tersebut selanjutnya akan diserahkan ke perlengkapan kodam (paldam) melalui Bengkel Lapangan (Benglap) Palu. Penyerahan senjata itu sebenarnya sudah mulai dilakukan beberapa waktu lalu. Namun, karena Kapolda ingin melihat hasil operasi, senjata-senjata tersebut digelar kemarin. "Sebagian sudah diserahkan ke Paldam Makassar," tegasnya.

Indra berharap, kalau masih ada orang yang menyimpan senjata ilegal, agar segera menyerahkan ke aparat keamanan setempat, baik Polri maupun TNI. "Percayakan sepenuhnya penyelesaian masalah-masalah di Poso kepada aparat keamanan," pintanya.

Agar senjata-senjata yang sudah disita itu tak jatuh lagi ke tangan orang yang tidak berhak, semua anggota Yonkav yang dipulangkan dari Poso kemarin diperiksa Denpom. Ketika tiba di kesatuannya nanti, mereka juga akan diperiksa lagi. Hal itu dilakukan untuk memastikan mereka tak membawa hasil operasi.

Pasukan nonorganik yang ditarik dari Poso kemarin adalah Yonkav 10/Serbu Makassar. Dua satuan setingkat kompi (SSK) itu semula di-BKO-kan dalam Operasi Sintuwu Maroso (Sinmar) VII. Mereka telah bertugas di bekas daerah konflik antarumat beragama tersebut selama 14 bulan.

Pemulangan dilakukan dalam upacara di halaman Makodim 1307 Poso yang dipimpin Kapolda Sulteng Brigjen Pol Oegroseno. Hadir, antara lain, Kasatgas Penanganan Kasus Poso Brigjen Pol A. Bambang Suedi, Danrem 132 Tadulako Kolonel Inf Malik Husen, Dandim Poso, Kapolres Poso, dan Wabup Poso Abdul Muthalib Rimi. Oegroseno menegaskan, penarikan pasukan Yonkav tersebut tidak terkait peristiwa malam Idul Adha.

Pada malam Idul Adha lalu, sempat terjadi unjuk senjata antara sebagian pasukan Yonkav dan Brimob. Beberapa jam setelah itu terjadi kebakaran lima kantor dinas pemkab, disusul satu bom meledak pada malam itu juga. Satu bom lainnya meledak pada malam berikutnya.

Oegroseno menegaskan, pasukan Yonkav bukan ditarik, tetapi memang sudah waktunya pulang. Operasi Sintuwu Maroso (Sinmar) VII berakhir 13 Januari 2005 pukul 24.00 Wita. Selanjutnya, operasi itu ditindaklanjuti dengan Operasi Lanto Dago. "Operasi Lanto Dago nanti kita prioritaskan pada kekuatan organik. Mampukah mereka, baik TNI maupun Polri, menggelar kekuatan di sini," tambah Kapolda yang didampingi Danrem Malik Husen.

Kalau dalam menciptakan rasa aman nanti masih banyak celah, petugas bakal menggunakan kekuatan. Tapi, tidak seperti kekuatan Operasi Sinmar. Operasi Lanto Dago akan mengedepankan kualitas, bukan kekuatan.

Semua pasukan BKO yang totalnya 1.450 personel juga akan ditarik. Tapi, penarikan dilakukan secara bertahap. Pasukan Brimob, misalnya, belum dipulangkan sekarang karena anggota organik yang ditempatkan di Polres Poso belum masuk. "Kalau pasukan organik itu masuk, kekuatan polisi di Poso akan menjadi sekitar 2.000 personel," ujarnya.

Kekuatan TNI di Poso sekarang masih ada 546 personel dari Batalyon 714 Sinmar dan 150 personel BKO dari Batalyon 713 Gorontalo. Penugasan pasukan dari Yon 713 itu sebenarnya juga sudah berakhir. Pemulangannya tinggal menunggu perintah pimpinan. "Kavaleri ini sebenarnya sudah 28 hari lalu diperintahkan untuk dikembalikan, tapi masih ada yang perlu diselesaikan," tambah Danrem Malik Husen.

Mestinya pasukan organik TNI sekitar dua batalyon atau 2.072 personel. Batalyon 714 Sinmar baru 546 personel. "Mau ditambah belum memungkinkan. Anggota mau tinggal di mana, sementara asrama masih dibangun," ujarnya lagi.

Dia juga menepis anggapan bahwa pemulangan pasukan Yonkav 10/Serbu Makassar terkait bentrokan dengan Brimob. "Orang punya satu ibu satu bapak saja berantem. Saya sudah bilang sama Pak Kapolda, titip anak-anak saya. Begitu pula sebaliknya. Kalau orang tuanya sudah rukun, masak anak-anak dibiarkan," kelakarnya. (wan)
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/lokkie2005
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044