JAWA POS, Minggu, 05 Mar 2006
TNI-AD dan Polisi Saling Tembak
Bentrok di Ambon, Warga Jadi Korban
AMBON - Situasi keamanan di Ambon mencekam. Aparat TNI-AD serta Polri yang
seharusnya menjaga keamanan di daerah yang baru bebas dari kerusuhan SARA itu
malah terlibat bentrok dan saling kejar. Tadi malam, ratusan anggota TNI-AD dan Polri
bersenjata lengkap sudah siap saling serang.
Insiden tersebut dipicu bentrok yang terjadi pada Kamis dan Jumat lalu yang
menewaskan seorang anggota polisi serta seorang anggota TNI-AD. Korbannya
adalah anggota Direktorat Samapta Polda Maluku Brida Arnold Wakole dan anggota
Kesdam XVI Pattimura Sertu Afrizal. Anggota TNI-AD dan polisi sama-sama ingin
menuntut balas atas kematian rekannya tersebut.
Petugas gabungan diturunkan untuk mencegah terjadinya kontak senjata sesama
aparat keamanan itu. Mereka terdiri atas petugas Denpom, Pomad, Provos Polisi,
Pomal, dan Brimob. Petugas gabungan yang menenteng senapan semi otomatis
tersebut terus berpatroli bersama di Kota Ambon. Mereka juga memblokade
jalan-jalan yang menuju pos-pos serta markas TNI dan polisi.
Meski begitu, masih terjadi insiden penembakan tadi malam. Belum jelas letusan dari
senjata api siapa, seorang warga Desa Batumerah bernama Saiful Wakano dilaporkan
tertembak di paha kanannya. Laki-laki 34 tahun tersebut ditembak orang tak dikenal
sekitar pukul 20.20 WIT di Jembatan Desa Batumerah.
Menurut saksi, sebelum Wakano tertembak, terjadi kejar-mengejar antara beberapa
anggota TNI dan polisi di Batumerah. "Setelah terdengar beberapa kali tembakan,
paha Wakano berdarah kena tembakan," ujar saksi tersebut.
Warga Batumerah tidak terima atas peristiwa salah tembak itu. Mereka marah atas
ulah anggota TNI-Polri yang menyebabkan warga menjadi korban. Mereka juga
memprotes dengan suara tembakan yang membuat warga semakin panik dan resah.
Ribuan warga Batumerah keluar rumah. Mereka memblokade jalan-jalan dari dan
menuju ke luar kota dengan batu dan balok. Seorang intel polisi yang belum diketahui
identitasnya menjadi korban amukan massa.
Hingga pukul 23.00 WIT, situasi di Kota Ambon masih tegang. Di Jalan Sultan
Khairun, pukul 21.12 WIT terjadi aksi saling kejar antara anggota Polsek Sirimau dan
beberapa orang yang diduga anggota TNI-AD. Setelah aksi saling kejar mereda, 30
menit kemudian terjadi aksi pelemparan batu di ruas jalan di antara Polsek Sirimau
dan Asrama Batalyon Kavaleri. Pelakunya belum teridentifikasi.
Sejumlah pengemudi mobil dan motor mengaku dilempari batu dan botol. Namun,
mereka tidak tahu dari mana batu dan botol tersebut dilemparkan. Aksi pelemparan
yang berlangsung sekitar 15 menit tersebut mengundang konsentrasi massa di
beberapa ruas jalan.
Kapolres Pulau Ambon dan Pp Lease AKBP Leonidas Braksan tadi malam bergegas
mengunjungi Polsek Sirimau. Kapolres berusaha menenangkan anggotanya. Ketika
Kapolres sedang memberikan arahan, terdengar lemparan pecahan botol dari
pertigaan Polsek Sirimau. Kapolres lalu menghubungi Dandim 1504 Letkol Inf Untung.
Pelemparan terus terjadi.
Tak lama kemudian, Irdam XVI Pattimura Kol Art Syafril Marasil tiba di lokasi
pelemparan. Mobil Syafril berhenti tepat di pertigaan (Polsek Sirimau, Red). Saat itu,
aksi pelemparan sempat berhenti. Kapolres, Dandim, Irdam, Dandenpom, serta
sejumlah perwira Polri dan TNI-AD terlihat berkoordinasi untuk menenangkan anak
buah mereka masing-masing.
Patroli gabungan TNI-Polri tiba belakangan. Sebagian di antara mereka berasal dari
Mabes TNI-AD dan Mabes Polri. Di tengah-tengah koordinasi tersebut, para perwira
TNI dan Polri dilempari pecahan beling. Aksi pelemparan itu baru berhenti setelah
petugas gabungan menyisir tempat tersebut sekitar pukul 22.30 WIT.
Sebelumnya, kemarin sore, Kapolda Maluku Brigjen Pol Aditya Warman memberikan
keterangan pers kepada wartawan. Kapolda mengatakan telah menginstruksikan
kepada seluruh anak buahnya agar tidak melakukan tindakan yang melanggar
hukum.
Kapolda juga menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Pangdam XVI
Pattimura, Danlantamal VIII Ambon, dan Danlanud Pattimura. Mereka sepakat
mengadakan patroli bersama. Patroli itu dibantu provos dari Mabes Polri dan Mabes
TNI-AD. Pangdam XVI Pattimura kemarin sore kepada wartawan juga mengatakan hal
yang sama. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kapolda agar masalah
tersebut dapat dihentikan.
Bribda Arnold Ditikam
Kemarin petugas Polda Maluku terus mencari pelaku penikaman anggota Ditsamapta
Polda Maluku Bripda Arnold Wakole. Polisi berumur 21 tahun itu meninggal di RS
Bhayangkara satu jam setelah ditikam oleh gerombolan pemuda tak dikenal yang
diperkirakan anggota TNI-AD. Penikaman itu terjadi di Rumah Makan Ayah, Jalan
A.M. Sangadji, Ambon, Jumat (3/3) sekitar pukul 21.20. WIT.
Saat itu, Bripda Arnold baru selesai makan di RM Ayah. Ketika di atas sepeda motor
dan hendak menggunakan helm, dia diserang beberapa orang tak dikenal. Pelaku
memukul korban dari arah belakang dan yang lain menusukkan pisau ke arah jantung
korban. Arnold yang saat itu sendirian tak berkutik. Warga sekitar berusaha
memberikan pertolongan. Namun, para pelaku keburu kabur.
Belum diketahui motif pembunuhan polisi itu. Sumber-sumber resmi di kepolisian
menolak memberikan penjelasan. (ari/yan/jpnn)
© 2003, 2004 Jawa Pos dotcom.
|