JAWA POS, Sabtu, 22 Apr 2006
Mayoritas Setuju Papua Merdeka
MELBOURNE - Sebanyak 77 persen warga Australia menilai rakyat Papua berhak
merdeka atau menentukan nasib sendiri. Seperti dilaporkan kontributor Jawa Pos,
Dian Islamiati, dari radio Australia, hasil jajak pendapat itu terbaru. Hanya enam
persen responden yang menolak dan 17 persen menjawab tidak tahu.
Jajak pendapat, yang melibatkan 1.200 responden, itu dibiayai Ian Melrose,
pengusaha dari Perth, West Australia. Hasil jajak pendapat tersebut agaknya akan
memperburuk hubungan Indonesia-Australia.
Tapi, Jason McLeods, kandidat doktor dari Universitas Queensland, yang mendalami
masalah Papua, menilai hasil polling itu murni pikiran masyarakat Australia. "Hanya,
mungkin arti merdeka dan hak menentukan nasib sendiri mesti diperluas," ujarnya.
Menurut dia, merdeka tidak bisa diartikan secara sempit sebagai memisahkan diri
dari Indonesia. Tapi, mesti dilihat bahwa rakyat Papua harus merdeka dari
kemiskinan dan rasa aman. "Otonomi khusus mungkin alternatif terbaik saat ini agar
rakyat Papua bisa merasakan kesejahteraan," tambah Jason.
Berapa orang Australia yang tahu persoalan Papua? Meski tiga perempat warga
Australia menilai warga Papua punya hak menentukan nasib sendiri, tidak banyak
yang tahu tentang Papua. Isu soal genosida (pembasmian etnis) di Papua masih
dipertanyakan.
Menurut Thomas Conway, konsultan properti Australia, para pencari suaka terlalu
membesar-besarkan situasi di Papua. "Itu kan kampanye mereka. Di mana-mana
pencari suaka membuat klaim agar permohonan mereka diterima. Persoalannya,
masyarakat Australia punya kewajiban untuk menerima siapa pun yang mencari
suaka," ujar pria yang pernah keliling Indonesia itu. (*)
© 2003, 2004 Jawa Pos dotcom.
|