KOMPAS, Senin, 06 Februari 2006
Harga Sayur Ikut Naik
Produksi Petani Tebu Tidak Tertampung
Ambon, Kompas - Di Ambon kenaikan harga beras dan gula yang terjadi beberapa
pekan terakhir telah memicu kenaikan harga sayuran dan makanan olahan.
Sementara itu, di Kabupaten Cirebon pabrik gula yang ada tidak dapat menampung
tebu petani yang meningkat jumlah produksinya.
Kenaikan harga beras dan gula di Ambon telah memengaruhi harga-harga sayuran,
kebutuhan dapur lainnya, dan sejumlah makanan olahan.
Harga telur eceran yang semula Rp 650! per butir sekarang Rp 700. Adapun harga
bawang merah dari Rp 9.000 per kilogram menjadi Rp 14.000 per kilogram. Bumbu
dapur lain yang harganya naik fluktuatif, yaitu cabai dan bawang putih.
Kenaikan harga bahan-bahan pokok dan sejumlah kebutuhan dapur berimbas pada
kenaikan harga makanan dan minuman olahan di warung-warung makanan. Harga
sepiring nasi dengan lauk standar naik lebih dari 30 persen, dari Rp 4.500 menjadi Rp
6.000 per porsi. Demikian pula dengan minuman, harganya naik sekitar 25 persen,
dari Rp 2.000 menjadi Rp 2.500.
Harga gula, Sabtu (4/2), di tingkat pengecer di Kota Ambon mencapai Rp 7.000 per
kilogram atau naik sekitar 16 persen dari harga sebelumnya, Rp 6.000. Menurut
pedagang di Pasar Lama Ambon Wa Jammuya, kenaikan harga di tingkat pengecer
dipicu oleh kenaikan harga dari agen.
Menurut Saiful, pegawai di salah satu agen bahan pokok di Jalan Yos Sudarso,
Ambon, kenaik! an harga gula naik selama dua minggu terakhir. Jika sebelumnya
harga per karung gula (50 kilogram) Rp 285.000, kini menjadi Rp 320.000. "Jika saat
dinaikkan ke kontainer di Surabaya harga naik, di Ambon juga langsung ikut naik,"
katanya.
Menurut Jammuya, beberapa kali ia kesulitan mencari gula di agen, yang
mengatakan persediaan habis. Namun, saat tersedia harganya melambung.
Harga beras juga terus meningkat. Jika semula per kilogram beras di tingkat
pengecer Rp 4.500, kini menjadi Rp 5.500— naik sekitar 22 persen. Di tingkat agen
harga beras per karung (25 kilogram) naik dari Rp 110.000 menjadi Rp 122.500.
Di Purwakarta harga gula pasir di beberapa pasar tradisional terus naik, kini Rp 6.500
per kilogram. Sementara itu, permintaan pasar tetap stabil. H Yadi, pengusaha grosir
sembako di Pasar Rebo, Purwakarta, mengatakan, pasokan gula tetap lancar, tetapi
sepekan terakhir agen hanya mema! sok gula impor, sebagian besar dari Thailand.
Tidak tertampung
Sementara itu, di Kabupaten Cirebon tebu petani terancamtidak tergiling. Pasalnya,
kapasitas dan kualitas pabrik gula diperkirakan tidak mampu menggiling secara
maksimal.
Di Cirebon terjadi penambahan lahan tebu. Dari 8.000 hektar yang ada, 20 persen di
antaranya tergolong lahan baru. Akibatnya, rata-rata gilingan tebu naik menjadi
22.000 ton per hari, dari 16.000 ton per hari.
Menurut Sekretaris Dewan Perwakilan Daerah Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia
Jawa Barat Anwar Asmali, jika penggilingan tebu dibiarkan tertunda, akan dapat
menurunkan rendemen tebu karena lama tersimpan. Di Cirebon ada tiga pabrik gula,
yaitu Sindang Laut, Tersana Baru, Karangsuwung.
Menurut General Manager PG Sindang Laut Sutrisno, saat ini ia mempercepa! t
waktu penggilingan agar hasilnya lebih maksimal dan selesai tepat waktu.
(D08/MZW/D01)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|