KOMPAS, Senin, 06 Februari 2006
Penderita Gizi Buruk di Ambon Bertambah
Ambon, Kompas - Jumlah anak balita dengan gizi buruk di Ambon terus bertambah.
Saat ini dua anak balita dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr M Haulussy Ambon
dengan kasus marasmus. Kemiskinan menjadi penyebab buruknya asupan gizi
kepada penderita.
Hingga Sabtu (4/2), kedua penderita marasmus tersebut masih dirawat di RSUD dr M
Haulussy Ambon. Mereka adalah Aditya Saputra (12 bulan) dengan berat empat
kilogram dan David Hehanusa (7 bulan), berat 5,4 kilogram.
Kondisi Aditya sangat lemah dengan wa! jah terlihat tua. Tubuhnya sangat kurus, kaki
kecil, dan bagian perut cekung. Adapun kondisi tubuh David terlihat lebih baik, tetapi
mengalami sesak napas cukup parah.
Menurut orangtua Aditya, Ny Tum, gejala awal yang diderita anaknya sejak empat
bulan lalu adalah demam tinggi, suka menangis, dan sulit makan. Setelah didiagnosa
dokter, Aditya menderita marasmus.
Dokter Robby Kalew SpA, dari RSUD dr M Haulussy Ambon, mengatakan, selain
menderita marasmus, kedua balita terserang infeksi paru-paru dan TBC.
"Penderita umumnya berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi lemah," kata
Kalew. Ketidakmampuan mencukupi kebutuhan balita tersebut membuat asupan gizi
ke dalam tubuh mereka tidak terpenuhi dengan baik. Kondisi itu membuat tubuh
balita kurus dan daya tahan tubuh rendah sehingga mudah terserang berbagai
penyakit.
Kalew juga menyayangkan kurangnya perhatian orangtua memeriksakan kondisi anak
balita mereka ke puskesmas atau posyandu terdekat. Jika kondisi balita terpantau
dengan baik, kondisi buruk akibat kurang gizi dapat dipantau lebih dini dengan
program makanan tambahan.
Penyembuhan kedua balita penderita marasmus tersebut oleh pihak rumah sakit
dilakukan dengan mengatur asupan gizi yang masuk secara ketat. Di samping itu,
penyakit lainnya yang menyertai kasus gizi buruk tersebut harus segera diatasi.
Balita dengan kondisi gizi buruk, menurut Kalew, masih akan bertambah selama
asupan gizi untuk anak kurang. (mzw)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|