KOMPAS, Rabu, 05 April 2006
Atasi Kesenjangan antara Warga Asli dan Pendatang
Merauke, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada
Pemerintah Kabupaten Merauke segera mengatasi kesenjangan sosial antara
penduduk asli dan warga pendatang.
Menurut Presiden, harus ada kebijakan afirmatif untuk memberdayakan penduduk asli
sehingga mereka mampu bersaing dengan warga pendatang.
Presiden mengatakan itu setelah mendengar laporan tentang profil Kabupaten
Merauke oleh Bupati Merauke John Gluba Gebze, Selasa (4/4) di Bandara Mopah,
Merauke. Kedatangan Presiden dan rombongan selama dua hari di Merauke untuk
melakukan panen raya di Satuan Permukiman 4 seluas 15.854 hektar.
Menurut Presiden, Undang-Undang Otonomi Khusus Papua harus direalisasikan
secara murni dan konsekuen dengan sejumlah kebijakan yang benar-benar berpihak
pada kepentingan masyarakat lokal.
Data kependudukan Merauke menyebutkan, jumlah penduduk Merauke sekitar
172.000 orang, dengan jumlah warga pendatang sekitar 80.000 orang. Warga
pendatang menguasai daerah perkotaan di Merauke. Hampir seluruh sektor
kehidupan, seperti pertanian, perdagangan, peternakan, industri rumah tangga, dan
usaha jasa, dikuasai warga pendatang. Mereka sebagian besar adalah penduduk
transmigran.
Adapun warga asli masih tinggal di daerah-daerah terpencil dan sebagian masih
menekuni kehidupan meramu.
Bupati Merauke John Gluba Gebze melaporkan, luas Kabupaten Merauke sekitar 1,5
kali luas Pulau Jawa. Merauke telah dimekarkan menjadi tiga kabupaten, yakni
Mappi, Boven Digoel, dan Kabupaten Asmat.
Kunjungan Presiden ini dikritik Ketua Majelis Rakyat Papua Agus Alue Alua karena
dinilai hanya memerhatikan para transmigran. (KOR/ROW/MZW)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|