KOMPAS, Kamis, 06 April 2006
Bom Meledak di Markas Densus 88, 4 Orang Tewas dan 3 Orang
Kritis
Medan, Kompas - Sebuah bom yang tengah dirakit tim penjinak bahan peledak
Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sumatera Utara meledak di ruangan garasi Markas
Komando Detasemen Khusus Antiteror 88, Rabu (5/4) sekitar pukul 13.35. Empat
anggota tim penjinak bahan peledak tewas dan sedikitnya tujuh orang terluka.
Korban yang tewas di tempat kejadian adalah Bripda Syahrial dan Bripda Syahnal.
Dua anggota tim penjinak bahan peledak (jihandak) lainnya, Bripda Relius Malau dan
Brigadir Sugiarto, meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah (Polda)
Sumatera Utara (Sumut). Adapun tiga orang yang dalam kondisi kritis adalah Iptu
Sutoyo, Ipda Daud Sipelawi, dan Briptu Aswin Sitepu, sementara Briptu Rohendri,
Bripda Suardi, dan Bripda Kartono mengalami luka ringan.
Ledakan terjadi di garasi di bagian belakang Markas Komando Detasemen Khusus
(Densus) 88 Antiteror. Ledakan itu juga menghancurkan ruangan garasi dan satu
garasi lain yang berada di sampingnya. Tiga sepeda motor yang berada di depan
garasi rusak terkena serpihan bom.
Menurut Kepala Polda Sumut Irjen Bambang Hendarso Danuri, ledakan terjadi saat
tim jihandak dari Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Sumut melakukan latihan rutin
merakit bom.
"Ada hal yang secara teknis mungkin dilakukan anggota kami terus kemudian terjadi
ledakan. Jadi, bukan ledakan yang dilakukan dari luar, tetapi ledakan tersebut dari
bahan peledak yang tengah dipersiapkan dalam latihan," ujar Bambang.
Kepala Polda belum bisa memastikan penyebab ledakan. Menurut dia, kecelakaan
teknis bisa saja terjadi dalam latihan ini.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Aspan Nainggolan, terjadi
kesalahan dalam perakitan kabel bom. Tidak dijelaskan apakah petugas jihandak
saat itu memakai baju pelindung atau tidak. "Posisi sebagian besar korban jongkok
saat menghadap ke bom rakitan. Ada kesalahan dalam merangkai kabel bom
rakitan," ujar Nainggolan.
Bahan peledak yang tengah dirakit jadi bom, kata Bambang, masih dalam kategori
low explosive, yakni potasium, gula, dan karbit. "Jenis bom ini dirakit sendiri oleh
anggota kami dan kekuatannya low explosive karena ini untuk latihan. Tetapi, karena
(ledakannya) dalam jarak dekat, 11 anggota kami yang saat itu mengikuti latihan
mengalami luka akibat ledakan tersebut," ujarnya.
Menurut warga di sekitar lokasi, Melda Sitompul, guncangan akibat ledakan terasa
hingga ke rumahnya yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian. Rumah
Melda berada di luar kompleks Markas Brimob Polda Sumut. "Lampu dan dinding di
rumah kami bergoyang hebat saat terjadi ledakan," tuturnya.
Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen (Pol) Anton Bachrul Alam
menyatakan, kepolisian menyebut kejadian tersebut sebagai kesalahan teknis.
Menyusul terjadinya ledakan itu, kepolisian akan mengevaluasi prosedur latihan
penguraian dan perangkaian bom yang dilakukan agar kejadian itu tidak terulang.
Menurut Anton, peristiwa ini baru yang pertama kali terjadi. (BIL/NDY/SF/MBA)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|