The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Jumat, 10 Maret 2006

Pilkada Papua dan Irjabar Jalan Terus
MRP Ancam Kembalikan Otsus ke Pusat

Jakarta, Kompas - Menteri Dalam Negeri Moh Maruf menegaskan, pemilihan Gubernur Provinsi Papua dan Irian Jaya Barat akan berjalan sesuai dengan jadwal, yaitu hari Jumat (10/3) dan Sabtu pekan ini. Namun, berbagai keberatan atas pilkada di Irjabar terus bermunculan, termasuk dari Majelis Rakyat Papua.

Maruf menilai keberadaan Irian Jaya Barat (Irjabar) tidak perlu dipersoalkan lagi. Sudah berkali-kali saya katakan, keberadaan Irian Jaya Barat sah dan konstitusional, kata Maruf di Jakarta kemarin.

Di Papua pemilihan kepala daerah (pilkada) hari ini akan diikuti 1,43 juta pemilih di 4.066 tempat pemungutan suara yang tersebar di 20 kabupaten/kota. Penjabat Gubernur Papua Sodjuangon Situmorang menyatakan, hari ini ditetapkan sebagai hari libur. Masyarakat diberi pilihan secara bebas. Siapa pun dari lima calon itu yang terpilih nanti, persaudaraan sebagai warga Papua tetap dibangun.

Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua, John Bonay, mengatakan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2004, jika prosedur penghitungan surat suara dilanggar, penghitungan itu dapat diulang. Misalnya, penghitungan dilakukan pada malam hari dan dalam ruang yang kurang cahaya, atau penghitungan dilakukan secara tertutup dan tidak ada saksi, atau adanya pro-kontra mengenai surat suara yang tidak sah, atau ada kerusakan surat suara.

Penghitungan ulang ini paling lambat dilakukan tujuh hari setelah pelaksanaan pilkada.

Tak ikut

Di Manokwari, Ketua DPRD Irjabar Jimmy Demianus Itjie menegaskan, masyarakat Irjabar tidak akan mengikuti pilkada Papua. Alasannya, Irjabar tidak lagi masuk wilayah Provinsi Papua. Daftar pemilih tetap di kedua provinsi itu juga berbeda. Pilkada Irjabar tanggal 11 Maret sudah siap. Ini tanggal yang akan dicatat sejarah dan kebanggaan kami, katanya kemarin.

Hal senada ditegaskan Penjabat Gubernur Irjabar Timbul Pudjianto. Kami siap menggelar (pilkada) di Irjabar kata Timbul sambil membantah berita soal adanya penolakan empat kabupaten mengikuti pilkada Irjabar.

Ketua KPU Irjabar Regina Sauyai di Manokwari kemarin mengatakan, hari ini seluruh logistik akan disebar ke 1.732 tempat pemungutan suara. Sebanyak 406.413 pemilih, lanjutnya, akan menggunakan hak suara mereka.

Dana pemungutan suara pilkada ini Rp 28,7 miliar, yang berasal dari APBD Irjabar. Karena hanya ada tiga pasang calon gubernur, kami memastikan pilkada ini digelar satu putaran. Pilkada diikuti antara lain oleh pasangan Abraham Artururi-Rahimin Katjong dan Yorrys Rahweyai-Abdulu M Killian, ujarnya.

Ancam kembalikan SK

Di Jakarta, Majelis Rakyat Papua (MRP) masih menyatakan keberatan atas penyelenggaraan pilkada di Irjabar.

MRP bahkan mengancam akan mengembalikan seluruh Surat Keputusan (SK) Pelantikan Anggota MRP apabila pemerintah pusat memaksakan pilkada tersebut.

Mereka menilai pemerintah mencampuri proses pemekaran wilayah, yang menurut Undang-Undang Otonomi Khusus (UU Otsus) Papua merupakan kewenangan mereka.

Pilkada di Irjabar membingungkan dan memicu konflik antarputra daerah sendiri. Kami akan mengembalikan seluruh SK Pelantikan Anggota MRP yang dikeluarkan Menteri Dalam Negeri. Itu artinya, kami kembalikan otonomi khusus ke pemerintah pusat. Itu juga artinya MRP bubar, kata Ketua MRP Agus A Alua seusai bertemu Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Laode Ida dan Ketua Panitia Ad Hoc I DPD Muspani, Kamis.

Agus akan mengembalikan seluruh SK itu apabila dalam waktu dua pekan setelah MRP melayangkan surat kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, MRP tidak mendapat tanggapan. Kami menuntut pemerintah konsisten membiarkan kami mengurus daerah kami sendiri. Bukankah sudah disepakati, Papua yang akan mengusulkan pemekaran wilayah setelah Papua siap, ucapnya.

Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) juga keberatan atas pilkada di Irjabar. Dalam siaran persnya, PBHI menyebutkan, berdasarkan Pasal 1 UU No 21/2001, supremasi pilkada Papua berada di atas pilkada Irjabar. Ungkapan supremasi itu artinya juga menegasi, menolak pilkada Irjabar, termasuk hasil-hasilnya, kata Asisten Politik PBHI Henry Simarmata kemarin.

Secara terpisah, sebuah lembaga bernama Forum Papua menggugat pemerintah yang menetapkan pilkada di Irjabar pada 11 Maret 2006. Padahal keberadaan Irjabar masih kontroversi. Dualisme kebijakan ini kami sayangkan dan dikhawatirkan bisa memicu konflik dan kekerasan fisik, ujar Ketua Forum Papua Albert Hasibuan.

Forum Papua mendesak pemerintah menunda pilkada Irjabar sampai Gubernur Papua terpilih. Setelah itu Gubernur Papua, MRP, dan DPR Papua membahas pemekaran Irjabar.(JOS/KOR/SIE/dik/DWA/WIN)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/lokkie2005
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044