KOMPAS, Kamis, 12 Januari 2006
Ledakan untuk Alihkan Perhatian
Palu, Kompas - Bom rakitan yang diledakkan di depan Kantor Satuan Tugas
Penanganan Poso diduga dilakukan kelompok yang tidak menginginkan kasus
korupsi dana kemanusiaan Poso senilai Rp 168 miliar terungkap. Tujuannya untuk
mengalihkan perhatian dan menyedot energi Satuan Tugas Poso sehingga penyidikan
korupsi dana kemanusiaan itu terganggu.
Hal tersebut diungkapkan Komandan Komando Operasi Keamanan (Koopskam)
Sulawesi Tengah Inspektur Jenderal Paulus Purwoko, Rabu (11/1) di Palu.
"Ada pihak-pihak yang ingin mengalihkan dan menyedot energi Satgas Poso dalam
menyidik kasus korupsi dana kemanusiaan Poso," kata Komandan Koopskam yang
membawahi Satuan Tugas (Satgas) Palu dan Satgas Poso itu.
Akan tetapi, kata Paulus, Satgas Poso tidak akan terpancing dengan cara kelompok
itu. Menurut dia, penyidikan kasus korupsi dana kemanusiaan maju pesat.
Diharapkan, dalam waktu yang tidak lama lagi berkas penyidikan sudah selesai dan
dapat diserahkan kepada kejaksaan.
Kepala Satgas Poso Brigadir Jenderal (Pol) Bambang Suedi juga mengatakan, bom
yang diledakkan di depan Kantor Satgas Poso merupakan upaya teror untuk
melemahkan mental seluruh anggota satgas dalam menyidik berbagai kasus korupsi
dan kekerasan yang selama ini terjadi di Poso. "Namun, kami tidak akan mundur,"
kata Bambang.
Bantah adu tembak
Terkait kasus adu tembak antara personel TNI dan polisi, Kepala Kepolisian Daerah
(Polda) Sulawesi Tengah (Sulteng) Brigjen (Pol) Oegroseno mengatakan, penyidikan
kasus itu diserahkan ke Satgas Poso agar obyektif.
Sampai Rabu, Kepala Satgas Poso mengatakan, ada 10 anggota Batalyon Kavaleri
(Yonkav) 10/Serbu yang terlibat tembak- menembak di depan Markas Kepolisian
Resor (Polres) Poso diperiksa Polisi Militer. Adapun pemeriksaan terhadap anggota
polres akan dilakukan hari ini oleh Provos Polda Sulteng.
Kepala Penerangan Komando Daerah Militer VII Wirabuana Mayor (Inf) Rustam
Effendi di Makassar membantah adanya adu tembak itu. Bantahan juga datang dari
Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen (Pol) Anton Bachrul Alam di Jakarta.
Rustam mengatakan, pada Senin malam dua anggota Brimob Kelapa Dua Depok
berpakaian preman mengendarai sepeda motor berkecepatan tinggi sempat berteriak
dan mengeluarkan perkataan kasar di hadapan anggota Yonkaf 10/Serbu yang
sedang melakukan penyisiran (sweeping) senjata tajam. Bahkan, sempat meludahi
seorang anggota Yonkav 10/Serbu.
Komandan Peleton Yonkav 10/Serbu lalu menghentikan penyisiran dan
memerintahkan untuk menanyakan motif aksi itu.
Namun, saat tiba di Markas Polres Poso, dari arah Hotel Alamanda (Komando Taktis
Brimob Kelapa Dua Depok) terdengar suara rentetan tembakan yang disusul rentetan
tembakan dari arah halaman Markas Polres Poso. (rei/doe/ong)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|