KOMPAS, Senin, 16 Januari 2006
Warga Poso Serahkan Ratusan Senjata Api Eks Konflik
Poso, Kompas - Upaya aparat keamanan meminta warga Poso untuk menyerahkan
senjata api dan bahan peledak secara sukarela membuahkan hasil. Operasi Sintuwu
Maroso (operasi pemulihan keamanan Poso) VII yang dilaksanakan 14 Juli 2005
sampai 14 Januari 2006 berhasil mengumpulkan 219 senjata api organik maupun
rakitan beserta 1.327 butir peluru, 12 bom, dan lima granat.
Semua senjata dan bahan peledak yang berhasil dikumpulkan itu, Minggu (15/1),
digelar di Markas Komando Distrik Militer 1307/Poso bersamaan dengan upacara
pelepasan 150 personel Batalyon Kavaleri 10 Serbu Makassar yang telah
menyelesaikan tugas di Poso.
Komandan Kodim 1307/Poso Letkol (Inf) Indra Maulana mengatakan, keberhasilan
aparat keamanan mengumpulkan senjata api yang pernah digunakan saat konflik
Poso itu adalah berkat semakin tumbuhnya kesadaran warga untuk menciptakan
keamanan di Poso.
Dari 219 senjata api yang dikumpulkan, 13 pucuk di antaranya senjata api
standar/organik, baik laras panjang maupun pendek. Sisanya adalah senjata api
rakitan yang diduga sebagian besar dibuat di Poso dengan teknologi perakitan yang
maju.
Selain senjata api dan 1.327 peluru berbagai kaliber, dari warga Poso juga
dikumpulkan 12 bom rakitan dan lima granat nanas, terdiri dari empat buatan PT
Pindad dan satu buatan Korea.
Sebelum gelar senjata eks konflik Poso itu, di Kodim 1307/Poso juga digelar upacara
pelepasan satu kompi (150 personel) Yonkav 10 Serbu Makassar. Kompi Yonkav ini
sudah 13 bulan bertugas di Poso, di bawah kendali operasi Kepolisian Daerah
Sulteng.
Kepala Polda Sulteng Brigjen (Pol) Oegroseno yang bertindak sebagai inspektur
upacara dalam upacara pelepasan itu mengatakan, kesalahpahaman antara personel
TNI dan polisi di Poso, 9 Januari lalu, sudah diselesaikan.
"Kesalahpahaman yang pernah terjadi sudah selesai, jangan sampai dibawa pulang
ke Makassar. TNI dan polisi adalah milik rakyat dan rakyat adalah milik TNI dan
polisi," Oegroseno menjelaskan.
Dikatakan, dalam waktu dekat semua personel TNI dan Polri non-organik akan
dipulangkan ke satuan/daerah masing-masing. Seluruh personel TNI dan polisi yang
bertugas di Poso nantinya adalah personel organik.
Sehubungan dengan itu, status Polres Poso akan ditingkatkan menjadi Polres
Khusus. Dengan status Polres khusus ini, jumlah personel polisi di Poso akan
ditambah dari sekitar 550 menjadi 2.000 personel. "Setengah dari seluruh personel
Polres Poso ini akan ditempatkan di desa-desa. Merekalah yang akan membangun
komunikasi dengan masyarakat," kata Oegroseno.
Komandan Komando Resor Militer 132/Tadulako Kolonel Husein Malik mengatakan
personel organik yang akan ditempatkan di Poso ada dua batalyon (2.072 personel).
Dengan demikian, anggota TNI dan polisi di Poso berjumlah 4.072 personel. (REI)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|