KOMPAS, Jumat, 20 Januari 2006
Diduga Terlibat Terorisme, 3 Orang Ditangkap di Jateng
Semarang, Kompas - Detasemen Khusus 88 Antiteror meringkus tiga orang warga
Jawa Tengah, dua orang ditangkap di Semarang, satu orang ditangkap di
Karanganyar.
Hari Kamis (19/1) sekitar pukul 02.30, polisi menangkap Wawan Supriyatin (35),
warga Jalan Widuri III RT 4 RW 5 Kelurahan Bangetayu Kulon, Kecamatan Genuk.
Menurut Ketua RT setempat, Jumiran (40), Wawan adalah tukang kaca hias. Istrinya,
Ismini (31), jarang bergaul dengan tetangga. Menurut catatan di kartu keluarga,
Wawan adalah warga Karangpanas, Jatingaleh, Semarang.
Polisi menyita sebilah sangkur, buku-buku agama, dua kartu telepon seluler, sepeda
motor plus STNK, KTP, SIM, dokumen-dokumen dan kliping penangkapan teroris.
Rumah Wawan terbuat dari papan kayu sederhana, berukuran 5 x 6 meter persegi di
jalan setapak yang becek, melewati kebun pisang.
Seorang guru ditangkap
Hari Selasa (17/1) pukul 23.30 Detasemen 88 telah menangkap Ipnu Pramono (37) di
rumahnya Pedurungan Kidul nomor 48 RT 3 RW 1 Kelurahan Pedurungan Kidul,
Semarang. Ipnu kelahiran Pati adalah guru di SDN Pedurungan Kidul 01.
Istrinya, Haniatun Umaroh, adalah seorang pegawai negeri sipil. Polisi hanya menyita
sepeda motor Honda Mega Pro milik Ipnu sebagai barang bukti.
Wajah Ipnu pernah muncul di surat kabar dan televisi karena dia adalah guru
pembimbing siswa SD yang akan mengikuti olimpiade Matematika di India.
Menurut Sugeng Romadhon (44), kakak ipar Ipnu, adik iparnya ditangkap karena
meminjamkan sepeda motornya kepada ustadnya. Sugeng tidak tahu nama ustadz
yang dimaksud polisi. Ternyata Ipnu telah diincar polisi sejak Natal lalu.
Di Karanganyar
Di Karanganyar, seorang warga Dusun Grumbulrejo, Bulurejo, Gondangrejo,
Karanganyar, Joko Wibowo alias Abu Sayaf, ditangkap tim Detasemen Khusus 88
Antiteror, Kamis sekitar pukul 06.00. Ia diduga terlibat jaringan teroris. Joko ditangkap
di rumah Suparmi, ibu angkatnya. Joko ditangkap di belakang rumah saat sedang
memberi makan ayam. Suparmi, istri Joko, Yati, dan anaknya (berusia kurang
setahun), ada di dalam rumah.
Joko dikenal tetangganya sebagai penjual mainan anak-anak. Dia bergabung dalam
Laskar Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Juru Bicara MMI Surakarta Adi Basuki
memprotes cara penangkapan Joko. (wad/ich/kum/eki)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|