KOMPAS, Rabu, 22 Maret 2006
Polisi Temukan 500 Kilogram Mortir dan Granat
Ambon, Kompas - Kepolisian Sektor Baguala, Ambon, menemukan 500 kilogram
bahan peledak aktif dan mortir serta granat. Bahan peledak dalam sembilan karung
tersebut ditemukan di tumpukan besi di sebuah penampungan besi tua di Passo,
Ambon. Mortir dan granat itu diperjualbelikan sebagai besi tua karena diduga tidak
aktif.
Kepala Polsek Baguala, Ambon, Inspektur Satu Leo Marthen Pasaribu, Selasa (21/3)
di Ambon, mengatakan, bahan peledak itu didapat dari tempat pengumpulan besi
milik Ely Pelmelay, di Passo, Kecamatan Teluk Ambon, Baguala. Semula diduga
barang-barang itu tidak aktif. Setelah diteliti Tim Gegana Polda Maluku, ternyata
semua masih aktif.
Bahan peledak yang diperkirakan berjumlah ratusan itu dibeli Ely dari Melly Remona
(25), pengumpul besi tua di Kampung Banda, Desa Suli, Kecamatan Salahutu,
Maluku Tengah. Melly mendapatkan benda tersebut dari dua laki-laki penggali besi
tua di Kampung Banda, Rabu (15/3) lalu.
Menurut kedua penjual benda-benda tersebut kepada Melly, mortir dan granat itu
sudah tidak aktif lagi. Karena itulah, Melly membelinya dan menjualnya kepada Ely
dalam 13 karung. Benda-benda itu diangkut ke tempat Ely dengan mobil. Dari
penjualan mortir dan granat seberat 500 kg itu Melly mendapat Rp 350.000.
Ledakan Kampung Banda
Kecurigaan terhadap benda itu muncul pada Sabtu (18/3) lalu ketika terjadi ledakan di
Kampung Banda. Saat mendengar ada ledakan, para pekerja di tempat Ely mulai
curiga karena mortir dan granat yang dikatakan tidak aktif itu berasal dari Kampung
Banda. Mereka kemudian melaporkannya ke anggota Polsek Baguala, Brigadir Edi
Risakota, yang tinggal tidak jauh dari tempat penampungan besi Ely.
Menurut Leo, Tim Gegana Polda Maluku yang datang langsung ke lokasi
penampungan besi tua di Passo menyatakan, mortir dan granat-granat tersebut
masih aktif dan dapat meledak.
Saat ini seluruh barang bukti yang sudah dipindahkan ke dalam sembilan karung
tersebut langsung diamankan di Markas Tim Gegana Polda Maluku.
Untuk menghindari adanya mortir dan granat yang tercecer di penampungan besi tua
milik Ely di Passo, Senin (20/3) malam, aparat dari Polsek Baguala kembali menyisir
sekitar lokasi penampungan besi tua. Hasilnya, ditemukan 10 mortir, tiga granat
nanas, dan satu granat manggis.
Empat saksi
Hingga saat ini, lanjut Leo, pihaknya telah memeriksa empat orang saksi. Meskipun
demikian, penggali besi tua sekaligus penjual mortir dan granat tersebut kepada Melly
masih dicari oleh polisi.
"Pemilik (mortir dan granat) sampai saat ini belum kami dapatkan informasinya," kata
Leo.
Leo belum dapat memastikan apakah benda-benda tersebut merupakan sisa-sisa
Perang Dunia II atau yang digunakan dalam konflik sosial di Maluku tahun 1999.
Namun, dari kondisi mortir dan granat, terlihat bahwa benda-benda tersebut masih
baru, yang ditandai dengan tidak adanya karat. (MZW)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|