KOMPAS, Jumat, 24 Maret 2006
Polisi Harus Kerja Keras
Jakarta, Kompas - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla minta agar Kepolisian
Negara RI bekerja keras mengungkap teror bom yang untuk kesekian kalinya di
Poso, Sulawesi Tengah. Teror bom yang terjadi pada Rabu malam lalu dinilai hanya
dilakukan oleh satu atau dua orang yang ingin memberi kesan masih terjadi
kekacauan di kawasan Poso.
"Jadi, itu bukan konflik antarmasyarakat. Itu hanya satu atau dua orang yang meneror
orang lain dengan ancaman bom," ujar Kalla menjawab pers seusai membuka
Kongres Pewayangan Indonesia ke-VII di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (23/3).
Menurut Kalla, sejauh ini Polri sudah menangkap banyak pelaku teror. "Yang ada itu
hanya sisanya saja. Kita percaya, Polri di sana akan bisa menyelesaikan
masalahnya," ujarnya menambahkan.
Informasi yang diperoleh di Jakarta, kepolisian tengah mengincar sejumlah nama
yang diduga kuat terlibat teror bom selama ini. Eskalasi teror bom di Poso
belakangan mulai marak dengan ditemukannya sejumlah bom aktif, peledakan bom di
Pura Agung Jagatnata (10/3) dan terakhir di pos siskamling (22/3).
Keterangan dari Markas Besar Polri menyebutkan, sejumlah nama yang diincar telah
dikantongi polisi. Polisi saat ini tinggal mencari bukti-bukti untuk menguatkan
keterlibatan mereka. "Sudah ada semua nama-nama itu, juga motivasi mereka, kami
tinggal menguatkan dengan bukti-bukti," ujar seorang sumber.
Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen (Pol) Anton Bachrul Alam
mengatakan, pemain teror bom di Poso dicurigai kelompok yang sama dengan
berbagai teror bom selama ini.
Menurut Anton, bom yang meledak di pos siskamling Dusun Landangan, Desa Toini,
Poso Pesisir, itu merupakan bom rakitan berdaya ledak rendah. Bom tersebut berupa
pipa paralon sepanjang 15 sentimeter dengan diameter enam sentimeter.
Dari Medan dilaporkan, sebuah benda yang diduga bom meledak di selokan Jalan
Pancing I, Simpang Martubung, Medan, Kamis sekitar pukul 14.45. Akibatnya,
sedikitnya enam papan beton penutup selokan hancur.
Tidak ada korban dalam kejadian ini. Polisi pun belum bisa memastikan penyebab
ledakan. Tim Jihandak dari Satuan Brigade Mobil Polda Sumatera Utara hanya
menemukan serpihan papan beton penutup selokan. Kepala Kepolisian Kota Besar
Medan Komisaris Besar Irawan Dahlan menuturkan, polisi belum dapat memastikan
ledakan tersebut dari bom atau bahan peledak aktif lainnya.
"Melihat struktur dan susunan penutup selokan yang tidak pada tempatnya lagi,
bahkan ada beberapa yang patah, dipastikan ada tekanan kuat dari dalam selokan.
Kami sedang meneliti, kami juga belum menemukan indikasi kuat, ledakan berasal
dari bom," ujar Irawan. (har/sf/bil)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|