KOMPAS, Rabu, 25 Januari 2006
Dua Tim Komnas HAM Segera Turun ke Papua
Jayapura, Kompas - Dua tim Komnas HAM segera melakukan penyelidikan di dua
tempat berbeda, terkait kasus pelanggaran HAM di Papua. Pihak keluarga korban
dan korban sendiri mendesak kehadiran Komnas HAM untuk mengungkap kasus itu
secara terbuka.
Dua kasus yang dinilai melanggar HAM adalah penembakan di Waghete, Kabupaten
Paniai, dan perginya 43 warga Papua dari Merauke yang minta suaka ke Australia.
Warga yang sempat menampung pencari suaka itu kini mengaku diintimidasi dan
diteror kelompok tertentu.
Wakil Ketua Perwakilan Komnas HAM Papua, Albert Rumbekwan, di Jayapura,
Selasa (24/1), mengatakan, pihak keluarga korban penembakan oleh aparat
keamanan di Paniai telah melapor ke Kantor Perwakilan Komnas HAM Papua di
Jayapura. Laporan tertulis akan menyusul Rabu ini. Kasus penembakan di Waghete,
Paniai, Jumat (20/1), mengakibatkan seorang warga sipil tewas dan dua lainnya luka
parah.
Panglima Kodam Trikora Mayjen George Toisutta mengatakan, dirinya telah
mengutus Komandan Korem Biak dan Komandan Kodim Nabire ke Paniai. Tetapi,
kalau keluarga menuntut Panglima Kodam hadir di Paniai, dirinya bersedia jika
kondisi cuaca baik. Saat ini cuaca Nabire-Paniai sangat buruk sehingga beberapa
penerbangan dari dan ke Paniai tertunda.
Merauke
Menurut Rumbekwan, dari Merauke dilaporkan dua hingga tiga keluarga terus dikejar
dan diteror kelompok tertentu, terkait keberangkatan 43 pencari suaka politik.
Anggota keluarga itu diancam karena menampung 43 pencari suaka politik di rumah
mereka sebelum ke Australia. ”Mereka tidak tenang dan terus dikejar pihak
tertentu,” katanya.
Untuk menjaga keselamatan mereka, kata Rumbekwan, pihaknya telah meminta
bantuan Peace Brigade International, badan perlindungan internasional yang saat ini
sudah berada di Merauke, untuk membantu mereka. Korban intimidasi dan teror
ketakutan sehingga butuh perlindungan secepatnya. (KOR)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|