Republika Online, Jumat, 24 Februari 2006
Kartun Nabi Provokasi Muslim Ambon
AMBON -- Penyebaran kartun yang melecehkan Nabi Muhammad SAW sampai juga
di Ambon, Maluku. Tapi bukan melalui surat kabar, melainkan diperbanyak dan
disebarluaskan dalam bentuk kertas fotokopi ke kawasan permukiman warga Muslim.
Polda Maluku serta Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau (Pp) Lease mengaku sudah
menemukan kasus tersebut. Polisi menduga, penyebaran itu untuk memprovokasi
warga agar kembali bertikai berdasarkan sentimen agama. ''Kami telah mengama!
nkan dua lembar gambar,'' ungkap Kapolda Maluku Brigjen Adityawarman, melalui
Kabid Humas Polda Maluku AKBP Didik A Widjanarko, kepada wartawan di
Pressroom Polda Maluku, Kamis (23/2).
Menurut Didik, itu merupakan upaya pihak-pihak tertentu untuk mengacaukan dan
membenturkan lagi dua komunitas, Muslim dan Nasrani. Terindikasi juga hal itu
sebagai upaya mengganggu keamanan Kota Ambon menjelang hari ulang tahun
kelompok sparatis Republik Maluku Selatan (RMS), 25 April nanti. Ancaman
keamanan itu, lanjut Didik, sekaligus bisa ditujukan untuk memperkeruh pelaksanaan
Pilkada Kota Ambon dan persidangan kasus tindak kekerasan di Maluku.
Untuk meredam situasi yang memanas, polisi menyikapinya dengan mengeluarkan
selebaran yang mengimbau masyarakat tenang, tidak ikut menggandakan, dan
menyebarluaskannya. Polisi juga mencari dan menarik langsung peredaran kartun
tersebut dan melacak pelakunya dengan menyisir tempat-tempat fotokopi.
Kapolres Pulau Ambon dan Pp Lease, AKBP Leonidas Brakhsan, mengaku telah
menemukan kasus penyebaran kartun Nabi itu sejak Rabu (22/2) di Kecamatan
Baguala. Keterangan saksi juga menyebutkan ada orang tak dikenal menggunakan
motor Yamaha RX King biru pukul 05.00 Wit kemarin, di Jl Diponegoro, yang
melanjutkan penyebarannya.
Kelompok mana yang sengaja melakukan perbuatan tersebut, ketika dihubungi lagi
tadi malam, Leonidas belum mendapat titik terang. ''Yang pasti, pelaku bertujuan
memprovokasi masyarakat, khususnya Muslim, dan menginginkan konflik kembali
terjadi di Ambon,'' katanya.
Karena penyebarannya dilakukan di kawasan permukiman Muslim, menurut
Leonidas, telah muncul riak-riak protes. ''Kami minta masyarakat berpikir jernih dan
tidak mau diadudomba. Penyebar kartun Nabi itu memang tujuannya untuk
memancing suasana menjadi panas,'' katanya. (kir/zam )
© 2005 Hak Cipta oleh Republika Online.
|